INI GUE

3 0 0
                                    

1. Ini gue

Sendiri? Apakah mesti jadi tolak ukur bagi seseorang untuk bahagia? Atau menjadikan sesuatu yang harus dikasihani?

Kadang-kadang orang-orang diluar sana gak tahu apa yang kita alami sekarang, kemarin, atau yang akan datang. Ini hidup gue, dan gue menikmati semua yang terjadi atau yang gue lakukan sekarang.

Ohiya, kenalin gue Aya, diumur gue sekarang teman-teman gue pada merencanakan pernikahan atau sudah memiliki calon suami. Lah gue? Begini-begini aja. Gue pikir ini normal. Apa yang dihidup loe gak bakal sama dengan hidup orang lain bahkan sama saudara sendiri. Kita semua punya rejeki masing-masing. Kenapa mesti takut? Bukankah Allah swt udah nentuin rejeki, jodoh, dan maut jauh sebelum kita diciptakan.

Saat ini gue lagi nganggur, tapi dalam kekosongan ini gue belajar banyak. Belajar bersabar akan penantian panjang ini. Entah gue akan dilamar atau melamar. Hahaha. Yah gue sedang giat-giatnya mencari pekerjaan. Dan itu tidak mudah loh. Mengandalkan relasi dari keluarga, senior, atau teman gak ada yang bisa menjamin. Jadi gue hanya bisa bersabar ihihihi.

Siapa sih yang tidak kesepian.. sekeras-kerasnya hati gue, gue juga butuh seseorang tapi gak mesti lawan jenis juga dong. Kadang gue rindu dengan teman gue. Kadang gue iri tiap lihat instastory di Ig, pada rame. Lah gue, di rumah doang sambil nungguin panggilan. Huhuhu

Tapi sekeras-kerasnya hati gue, gue punya tambatan hati. Tapi tidak bermaksud untuk memaksakan kehendak hati sih. Hanya saja berharap sama Allah agar gue dijodohin sama doi. Setelah sekian lama patah hati dan ter-php-in sama yang lalu. Dari situlah gue belajar dan memahami, gue gak bisa berharap banyak sama orang. 3 tahun belajar mengikhlaskan rasa yang sudah lewat itu wkwkw, hati gue kosong. Tidak ada yang tersimpan dihati gue. Apa mungkin ambisi ku lebih besar ketimbang rasa yang pernah ada (wwkwk ngomong apa gue ini). Sesekali terlintas dibenak gue, terakhir kali kita chatting dan terakhir kali gue ngucapin selamat ulang tahun. Lucu sih.

Gue egois. Yah itulah gue. Selalu mementingkan apa yang gue mau. Dan sekarang, dalam penantian panjang ini gue gak bisa seegois dulu. Belajar mendewasakan diri gue. Belajar untuk mengambil keputusan sendiri dan melibatkan keluarga gue. Dan gue yakin bisa.

Ada banyak hal yang gue bisa lakukan diusia gue sekarang. Ambisi gue tetap jalan. Merencanakan soal hidup gue kedepannya. Kenapa mesti terburu-buru? Dan pertanyaan gue muncul. Untuk apa sih gue hidup?

Dan inilah ceritaku...

Penantian PanjangWhere stories live. Discover now