•Satu

10 4 0
                                    

Apa yang kamu lihat belum tentu itu yang sebenarnya. Jangan terlalu cepat menyimpulkan,jika tidak ingin menyesal kemudian.

***

Hari-hariku kini aku jalani dengan penuh sepi. Tiada tawa dan canda yang menghiasi lagi. Aku sekarang tidak punya apa-apa,aku hanya parasit yang tidak bisa apa-apa. Terkadang aku iri melihat seorang anak berjalan ke taman bersama orang tuanya. Ah,sudahlah setidaknya aku masih hidup sampai sekarang.

Kejadian beberapa tahun yang lalu masih sangat membekas di ingatanku. Aku tidak tahu dimana ayah tiriku dan dimana jasad ibu dan adikku disemayamkan. Aku hanya bisa mendoakan mereka di setiap aku selesai melakukan ibadah. Saat ini umurku 20 tahun,di umurmu ini banyak anak seumuranku yang kuliah. Sedangkan aku,untuk makan saja aki harus banting tulang terlebih dahulu.

Aku bersyukur masih ada orang yang berbaik hati padaku. Terkadang ada seseorang yang memberiku uang atau hanya sekedar makanan. Itu sangat membantuku. Selain itu,aku juga memikiki profesi sekarang. Aku menjadi seorang peramal. Terdengar sanagat konyol memang,tapi itu nyata.

Aku mendapat kemampuan itu setelah aku hanyut di sungai. Waktu itu aku tengah berjalan di pinggir jalan sendirian. Aku tidak sadar ada yang membuntuti ku dari tadi. Tiba-tiba mereka langsung membekap mukutku dan mencekal lenganku. Aku berontak,namun usahaku sia-sia. Mereka terlalu kuat.

Aku dibawa ke suatu tempat yang cukup sepi. Di sana aku di kurung dalam sebuah ruangan gelap dan sempit. Tercium bau amis darah di sini, tampaknya ini adalah tempat untuk penyiksaan. Aku tercekat begitu melihag seseorang bertopeng memasuki ruangan dengan membawa cambuk di tangannya.

Di belakangnya ada dua orang pengawal yang juga ikut masuk. Mereka langsung memegangi tanganku. Aku dicambuk habis-habisan oleh orang bertopeng iti. Aku masih beum tahu siapa orang itu dan salah apa aku kepada orang itu. Aku meringis kesakitan merasakan peih yang teramat pada punggungku. Setelah itu mereka meninggalkanku begitu saja dalam ruangan itu.

Aku dikurung beberapa hari di dalam ruangan itu. Hingga di hari ke 3,aku berhasil keluar dari temlat itu saat para penjaga lengah. Namun itu tidak berjalan mukus. Aku ketahuan seorang penjaga dan dikejar. Aku terus berlari meneorobos derasnya hujan waktu itu. Tanpa aku sadari aku berlalri menuju tepi sungai. Aku terpojok dan dikepung oleh 5 penjaga yang mengejarku. Aku berjalan mundur dengan perlahan dengan perasaan was-was. Namun naas...

Byurrrr....

Aku terperosok jatuh ke sungai yang alirannya cukup deras. Aku kesulitan untuk berenang,cukup banyak air yang masuk ke dalam tubuhku. Aku pingsan dan entah kemana aku terhanyut di sungai itu.

Saat aku membuka mata,aku memdengar suara panggilan dari seseoramg. Mungkin dia yang menolongku. perlahan aku mulai membuka mataku dan melihat banyak orang mengeruminiku.

"Alhamdulillah akmu masih hidup,"ucap seseorang berpeci putih dengan sjadah yang dikalungkan di lehernya. Dia terlihat seperti tetua di sini.

Aku dibawa ke tempat tetua itu untuk diobati. Aku ditanyai beberapa pertanyaan di sana. Setelah itu aki tinggal beberapa bulan di sana sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali ke kota tempat asalku.

Dan tanpa aku sadari aku memiliki kemampuan lebih. Semenjak aku mengetahui aku bisa meramal banyak orang datang kepadaku untuk memintaku meramal apa yang akan terjadi padanya.

Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan profesi ini. Aku tidak mau meramal masa depan,tapi keadaan memaksaku melakukan itu. Tapi dengan itu aku mendapatkan uang.

Tak jarang aku saampai pingsan dan mimisan karena terlalu memaksakan diri untuk meramal seseorang. Yah banyak orang menyanjungku dan banyak juga yang mencemoohku,katanya aku ini aneh,gila dan apalah itu.

Mereka belum tahu saja bagaimana rasanya jadi aku. Kalau mereka tahu mungkin mereka tidak akan bicara seperti itu. Dalam hidup,ada banyak sisi yang belum kita tahu. Jangan sampai kita menilai suatu hal dari satu sisi saja.

Saat ini aki sedang berjalan di trotoar kota untuk menuju taman. Aku selalu mendapat tatapan kurang mengenakkan dari setiap orang yang aku temui. Ah,sudahlah itu tidak penting bagiku.

Bruk..

Tiba-tiba seorang anak kecil menabrakku dan terjatuh. Aku sedikit membungkuk dan membantunya untuk berdiri.

"Adik di sini sendirian?"tannyuk.

Dia hanya mengeleng dengan wajah takutnya. Aku kembali bertanya.

"Adik ke sini sama siapa?"tanyaku lagi.

"Mama,"jawabnya.

"Mama kamu kemana?"

"Lagi ke penjual es krim beli eskrim,"katanya.

"Yaudah kamu balik lagi sana ke mama kamu,nanti dicariin lo,"kataku.

Belum sempat anak itu melangkah,sudah ada seorang wanita menghampirinya dengan lari tergopoh-gopoh. Mungkin dia ibunya.
Dia memgecek anaknya memastikan bahwa anaknya tidak apa-apa. Kemudian dia menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Heh,kamu mau apakan anak saya?"tanyanya demgan nada tak suka.

"Saya gak apa-apakan anak ibu kok,"jawabku dengan lembut.

"Alah, gak udah ngeles kamu, pasti kamu ngajarin anak saya yang enggak-enggak, dasar gila!!"ucapannya begitu menusuk.

Padahal aku tidak melakukan apa yang ia tuduhkan. Justru aku menolong dia karena jatuh. Ah,aku lupa. Akuini hanya seorang yang tidak punya apa-apa dan dianggap sebelah mata. Tidak lebih.

"Awas aja kalau kamu ngajarin anak saya yang enggak-enggak,"ujarnya sambil mengarahkan jari telunjuknya tepat di depan wajahku.

Ibu itu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengam anaknya yang diam saja dari tadi.

"Nak,kamu jangan deket-dekat sama orang ini ya,dia gila bahaya kalau kamu deket sama dia,"katanya pada anaknya. Aku tersenyum miris mendengarnya.

Orang-orang beranggapan kalau aku ini gila. Mungkin mereka melihatku berbicara sendiri dan pakaianku acak-acakan. Aku terkadang berbicara dengan makhluk semacam itu yang tiba-tiba menghampiriku dan meminta pertolongan. Hidupku saja butuh pertolongan,kenapa aku dimintai tolong? Aneh memang.

Aku meneruskan jalan kaki menuju taman. Di sana aku duduk di salah satu bangku taman dan melihat anak-anak yang sedamg bermain ayunan,jungkat-jungkit,dan kejar-kejaran. Rasanya aku rindu masa kecilku dulu. Aku rindu ayahku yang sudah meninggal,aku rindu ibu,aku rindu adikku satu-satunya. Aku rindu keluargaku yang dulu.

Aku tersenyum miris mengingatnya. Jika nanti aku diberi kesempatan. Aku akan berusaha membuat keluargaku kelak bahagia apapun caranya. Aku akan menjaga mereka dan melindungi mereka walau nanti mungkin akan ada orang dari masa lalu yang datang kembali.

Update lagi.
Ahahaha,maaf kalau jelek.
Ini aku cuma mau ngalirin keinginanku buat nulis kisah-kisah yang seperti ini.

Semoga mengispirasi
Bye...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja  Terakhir(The Last Moment)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang