The First Son

5.9K 545 67
                                    


Ketika mengandung Minhyung, Jaehyun adalah ibu hamil paling tenang yang pernah Youngho temui. Bukan berarti dia sudah pernah mempunyai istri lain tapi ia selalu melihat istri teman temannya yang tengah hamil begitu rewel. Meminta ini itu, hal yang bahkan paling aneh pun diminta. Tapi Jaehyun, istrinya yang manis dan menawan, di usia kehamilan yang memasuki lima bulan, yang saat ini duduk manis sembari membaca novelnya dengan tenang benar benar tidak terusik. Tangan kanannya mengusap memutar dengan lembut perutnya yang mulai membesar.

"Jaehyun-ah"

"Ung?"

Yang dipanggil menoleh dengan lucu, membuat sang suami menahan gemas. Sepasang kaki panjang berjalan ke arahnya, rambut berwarna biru yang mulai pudar itu disisir dengan lembut dan sayang sebelum merunduk, mendaratkan kecupan gemas pada hidung sang istri yang terkikik kecil karenanya.

"Kau tidak ingin sesuatu?"

Pertanyaan sederhana dari Youngho membuat Jaehyun memiringkan kepalanya dan mengerjap dengan kebingungan.

"Tidak...."

Jawabnya dengan mudah. Mengambil satu potong semangka yang sudah ia siapkan sendiri untuk menemani sore harinya bersama buku novel. Youngho hanya diam memperhatikan bibir pink mungil yang tengah melahap buah segar tersebut. Pipi putihnya yang bulat menggembung seperti tupai ketika ia mengunyah. Sepasang lesung pipit mengintip di sela sela kunyahan riangnya. Bagaimana seorang Suh Youngho tidak merasa gemas?

"Youngho..."

Rengekan pelan dengan tarikan pelan di celana membuaft Youngho mengalihkan pandangannya dari pipi tembam kesukaannya untuk menatap iris karamel Jaehyun yang berbinar.

"Iya kenapa sayang?"

Panggilan manis oleh suara rendah Youngho yang begitu lembut dan penuh sayang sukses membuat kedua pipi putih merona dengan cantik. Tangan yang lebih mungil meraih dan menggenggam tangan yang lebih besar. Sepasang senyuman manis bertemu dengan pandangan penuh cinta oleh keduanya.

"Boleh aku minta dibelikan donat?"

.
.
.

"Bagaimana kabar, Jaehyun?"

"Dia baik, satu bulan lagi putra kami akan lahir-YAH MENGAPA KAU MENYEMBURKU TENNIE?"

Ten yang tengah menyeruput kopinya dengan tenang segera menyemburkan kopinya ke arah sahabat tingginya dengan terkejut. Bukannya minta maaf, ia malah tertawa terbahak bahak sembari memukul mukul meja. Beberapa pengunjung cafe menatap keduanya dengan heran.

"Maaf, maaf, aku hanya terkejut. Kalian belum memberitahuku dan yang lain kalau anak kalian laki laki, dude, aku ini sahabatmu kan?!"

Protes pria berdarah Thailand itu dengan mata memincing penuh selidik pada Youngho yang hanya mengerjap ngerjap sembari membersihkan kemejanya dari kopi dengan tisu.

"Kau tidak bertanya sih" jawabnya dengan enteng, dua bahunya diangkat acuh tanpa sedikitpun goyah dengan tatapan mematikan sahabatnya.

"Ya aku tidak tahu makanya aku bertanya, bodoh! Aku heran apa yang disukai Jaehyun darimu" cibir Ten dengan jengah sembari mengambil kentang goreng milik Youngho untuk dilahap setelah menjulurkan lidahnya dengan kekanakan.

"Ha! Aku ini luar biasa tampan-

"Cih, memangnya setampan apa kau. Kun ku lebih lebih tampan"

Youngho menatap kawan sepermainannya dengan tatapan tidak percaya dan terkesan dramatis. Ten hanya memutar bola matanya malas sebelum melihat sekeliling.

"Kau tahu, aku berharap persalinan Jaehyun nanti lancar. Ingat, kau harus mengundangku bila puteramu sudah lahir nanti" ucap Ten kali ini dengan senyuman terpatri di wajah tampannya. Bukan senyuman jahil dan jenaka yang biasanya ia keluarkan, tapi senyuman lembut dan tulus.

With SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang