"Minhyungie, Daddy sudah menjemput."Minhyung yang tengah mewarnai gajah buatannya dengan fokus segera mengangkat kepalanya. Sepasang iris karamel mengerjap dengan bingung sebelum mengangguk patuh. Dengan rajin, ia membereskan crayon yang sempat ia hamburkan dengan rapi ke dalam tempatnya. Kaki kaki mungilnya melangkah riang untuk mengambil tas berbentuk pinguin, yang adalah hadiah ulang tahun yang diberikan kakeknya, memasukkan crayon dan juga gambar gajah yang setengah diwarnai. Ia menoleh ke arah Jeno.
Keduanya bersitatap cukup lama sebelum Jeno bangkit dari kursi mungilnya. Tersenyum lebar dengan menunjukkan deretan giginya yang tanggal dua di bagian bawah. Minhyung ikut tersenyum lalu memeluk sahabatnya itu.
"Besok kita main lagi ya!" Ucapnya dengan antusias. Jeno mengangguk riang menanggapi dan melambai dengan sedikit melompat lompat begitu Minhyung melangkah keluar dengan digandeng oleh Ibu Guru mereka.
"Saem, kenapa Daddy sudah menjemput Minhyung? Bukankah kelas belum selesai?"
Minhyung adalah anak yang pintar, ia kebingungan dengan mengapa Daddy sudah menjemputnya padahal jam sekolah belum selesai. Ibu Guru dengan nametag Soojung itu tersenyum, mengacak pelan surai kecoklatan Minhyung membuat putera kesayangan Suh itu mengerutkan hidungnya.
"Daddy Minhyung bilang kalau Ayah dan adik bayi menunggu Minhyung di rumah sakit."
Minhyung segera mengangkat kepalanya dengan kaget. Matanya membulat dengan wajah yang penuh keterkejutan. Sangat menggemaskan.
"Adik?"
.
.
.Minhyung duduk diam, memperhatikan lamat lamat bayi mungil dengan pipi bulat yang tengah bergelung di dekapan sang Ayah. Bibir mungilnya mengerucut dengan sebal karena sedaritadi bayi kecil itu sama sekali tak meliriknya, asyik menyusu di dada Ayahnya.
'Aku juga suka menyusu dulu' batinnya sedikit cemburu, tangan mungilnya meraih raih jemari kecil milik sang adik.
Iya, adik.
Minhyung sebenarnya sudah tahu kalau ia akan segera memiliki adik begitu melihat perut Ayah terus membesar di setiap bulannya. Ia tak pernah bertanya, karena dia ingin tahu apa benar Ayah sedang mengandung atau sedang mengerjainya karena hari ulang tahun Minhyung bertepatan dengan hari lahirnya sang adik. Ia sangat terkejut mengetahui bahwa Ayahnya benar benar sedang mengandung calon adiknya ketika Ibu Guru berkata bahwa mereka menunggunya di rumah sakit dengan adik bayinya.
Dadanya berdegup kencang, ia sangat senang sekali tapi terlalu malu mengutarakannya. Jadi yang ia lakukan hanya diam berusaha terlihat setenang mungkin meskipun ia ingin sekali mengecupi gemas pipi menyerupai pao adiknya itu.
"Ayah, dia tidur lagi"
Jaehyun yang sedaritadi memang terkantuk kantuk sembari menepuk nepuk pelan bayi gembul yang disusuinya terlonjak kaget. Mengerjap ngerjapkan kantuk ke arah Minhyung sebelum menunduk menatap si kecil. Senyuman geli terpatri di wajahnya, dua lesung pipit manis tersemat apik. Minhyung ikut tersenyum melihat dua lubang lucu di pipi putih Ayahnya. Itu salah satu senyuman favoritnya!
Dengan lembut Jaehyun melepaskan bibir mungil yang tengah menghisap putingnya, hidung kecil mengerut dan badannya menggeliat tak nyaman. Dua iris karamel yang mirip dengan Minhyung mengerjap, memperhatikan sang Ibu dengan jemari jemari kecilnya meraih raih. Sebelum pandangannya jatuh ke Minhyung yang menegang.
Sepasang iris karamel bersitatap, sama sama bersirat penasaran, hingga Minhyung menjulurkan jemarinya untuk memencet pelan hidung mungil si kecil yang segera tertawa geli karena perbuatan kakaknya.
"Lihat, bahkan hyung sudah membuat adik tertawa"
Suara Youngho mengudara membuat perhatian ketiganya beralih padanya. Dengan langkah tak sabar, Youngho segera menghampiri keluarga kecilnya dan menggendong Minhyung yang tertawa riang. Badan mungilnya diangkat tinggi tinggi ke udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Suh
FanfictionHanya cerita sederhana tentang Suhfam. Tentang Daddy Youngho dan Ayah Jaehyun juga jagoan kecil kita, Kakak Minhyung dan Adik Donghyuck. A little warning here. It is MPREG. And JohnJae.