•Chapter 3

3 3 0
                                    


' HANYA KAMU-KAMU KASIHKU, KAMU-KAMU CINTAKU.'

'YANG MENJADI PILIHAN HATI...'

'KAMU-KAMU KASIHKU, KAMU-KAMU CINTAAKU...'

'SANG JUARA DI HATIKU~~

Suara Zian yang terbilang di bawah rata-rata itu menggema di ruang kelas mereka.

Plak!

Zian meringis kesakitan ketika seseorang menimpuknya dengan sebuah buku.

Dia berbalik dan menemukan Juna yang menatapnya tajam.
"Apaan sih Jun! Sakit tau!" Ucapnya tak terima.

Juna menghampiri zian untuk mengambil bukunya yang semula untuk menimpuk kepala temannya itu. "Suara Lo itu bikin gendang telinga satu kelas itu pecah, tau nggak!" ucap Juna sarkas.

"Yee, iri kan lo. Bilang aja suara gue lebih bagus daripada Lo.." ledeknya sambil tertawa.

"Halu Lo! Dasar jomblo." sinis Juna.

Zian melotot, "enak aja, gue punya pacar, namanya kim jeni blekping."

Rama yang baru saja masuk ke dalam kelas dengan setumpuk buku di tangannya, melihat Juna dan Zian yang ribut. Namun dia enggan menengahi, karena itu sudah hal yang biasa terjadi.

"Ribut mulu Lo berdua. Kerjain nih tugas dari dari Bu rukmini." katanya sambil menaruh buku di meja guru.

Perkataan Rama membuat seisi kelas mendesah kecewa, harapan mereka adalah guru matematika itu tidak masuk mengajar tanpa memberikan tugas. Namun sayang, sepertinya guru itu tak mau melihat muridnya bersantai sedikit.

"Yahhh kirain freeclass beneran..." kecewa siswi berpipi chubby itu.

"Emang dasar tuh Buruk seneng banget ninggalin tugas." kata Juna di setujui teman-teman yang lain.

Rama memutar mata malas. "Halah Lo pada, taunya jamkos mulu. Seharusnya tuh belajar dah mau ujian juga." katanya menasehati.

Zian mengelus punggung Rama sambil berkata. "Nah karena Lo pinter nih ya breh. Jadi, nanti gue nyalin punya Lo aja ya." cengir Zian tanpa dosa.

"Gue juga deh." Juna mengikuti.

"Gue juga Rama, hehehe"

Rama menepis tangan Zian yang berada di punggungnya. "Enak aja belajar jangan pinter nyontek doang. Lagian gue udah selesai dan udah di kumpulin juga. Sekarang gue mau ke aula. Dah ah, bye guys have fun with matematika." Katanya sambil melenggang pergi meninggalkan teman-temannya yang melongo.

_____

"Nah sekarang kita diskusikan tema buat lomba besok." Ujar Bu muflikha, guru bahasa Jawa. Beliau sudah hapal sekali tentang dunia penulisan, bahkan dia sudah menerbitkan beberapa karyanya lho.

"Permisi?" Terdengar suara dari arah pintu membuat mereka mengalihkan pandangan ke arah suara. Dan di situ berdiri seorang siswi yang berjalan ke arah mereka.

Kedua guru tersebut terlihat menyambutnya, berbeda dengan rama yang hanya menatapnya sekilas saja.

"Duduk Nok." ucap Bu muflikha.

Kemudian siswi itu duduk di samping Rama, "Hay Rama, gue Riani." Sapa nya hangat, hingga mau tak mau rama menerima salam perkenalan itu.

Sebenarnya yang Rama rasakan saat ini adalah canggung.

" Gue Rama, semoga kita jadi partner yang baik ya." ucap Rama dengan senyum tipis, dan riani membalasnya dengan anggukan singkat. Selanjutnya mereka kembali membahas lomba cerpen nanti.

"Jadi bagaimana tentang tema cerpen, kita buat bebas atau di tentukan saja?" Tanya Bu Pras, guru Bahasa Indonesia.

.
.
.

Setelah satu jam lamanya mereka berdiskusi akhirnya selesai juga, membuat Rama lega. Ram segera pamit untuk pergi, tapi bukan untuk masuk ke kelas.

Toh, dia sudah mengerjakan tugasnya.

"Rama, Lo mau ke kelas? Bareng dong sejalan ko." ujarnya ramah, rama menggeleng menanggapi.

"Duluan aja, gue nggak ke kelas dulu. Bye ri," pamitnya meninggalkan Riani yang masih berdiam diri.

___

Rama berjalan ke arah perpustakaan untuk menumpang tidur. Saat ia masuk dia tidak mendapati Pak Gunawan, sehingga membuatnya lantas bergerak menuju rak belakang.

Rama membaringkan tubuhnya di tas bangku yang ia susun, lalu menutup wajahnya dengan buku, hingga ia terlelap.

30 menit kemudian

Rama merasa geli di sekitar wajahnya, takut jika ada serangga yang menghinggap. Dia membuka mata dan bukanya serangga yang ia dapati melainkan...

"Ngapain Lo?!"

____

Anggie Nc🖤

@seagul

RamaShinta (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang