GERBANG PERTENGAHAN

10 2 2
                                    

HALLO GAIS, ASIK BALIK DEUI. YU LANJOOT YUU.

"Siiip. Tengkyu bang." Ucap Arini sambil mencium tangan abangnya ketika sudah sampai tepat 10 m di depan gerbang SMA GEMILANG.
"Pokokna mah Mun Aya nanaon ngomong Weh ulah sieun. Oke??"* Ilham memang perhatian pada Arini begitu juga Arini yang menyayangi abangnya. Setelah itu,Ilham pergi dan tinggallah Arini yang kini menatap gerbang megah SMA GEMILANG di hadapannya.

"Assalamualaikum pak hehe. Pagi paak semangat kerjanya yaa." Sapa Arini pada pak komar-satpam penjaga sekolah.
"Eeh iya neng,ayo ayo cepet keburu ada OSIS." Balasnya dengan senyuman hangat.

Buughh..tiba-tiba ada yang menabrak Arini dari arah belakang,Arini tersungkur tapi tidak terluka sedikitpun.  "Aduh lu ngapain diem di situ sih? Ini gua lagi buru-buru tau gak." Amuk lelaki berbadan berisi dan tinggi itu kepada Arini. Arini yang kesal karena ia sudah di tabrak mengurungkan niatnya untuk marah. Pasalnya,lelaki di hadapannya inii,,

Deg. "Duh naha nya iyeu hate jadi dung stak dung stak. Haduuh anjiir kasep pisan lah parah."** Ucap Arini dalam hati, jantung nya jadi berdebar tak karuan.
Mencoba menyadarkan pikiran Arini yang tampak melamun,lelaki itu melambaikan tangan tepat di depan wajah Arini, tanpa aba-aba..

Sett. Diambilnya tangan laki-laki itu dan, "Arini, nama gua Arini." Dengan terheran heran lelaki itu pun menjawab "Sam, gua gugus Bung Tomo." Setelah merasa puas,Arini melepaskan jabatan tangannya dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Sam yang- oke ralat,ini samsyuel yang hanya ingin terlihat keren dengan memotong namanya menjadi Sam. "Naon sih te jelas budak teh." ***

***

"Sekarang kalian cari kesalahan kalian masing-masing! Sebelum panitia OSIS yang bertindak!" Baru hari pertama siswa baru sudah ada yang melakukan kesalahan,dan hanya OSIS yang tahu, pasalnya OSIS tidak memberi tahu dan malah menyuruh kami untuk sadar sendiri.

"OKE! KALAU TIDAK ADA YANG BERANI JUJUR,SAYA AKAN TINDAK DAN SAYA AKAN BUKA SECARA TERANG TERANGAN KESALAHANNYA APA!" Teriak ketua OSIS yang bernama Aldi membuat siswa baru menjadi takut karena suaranya yang tegas dan berwibawa,kecuali Arini.
Arini tidak pernah merasa takut pada siapapun kecuali Tuhan dan orangtuanya.
"Tu orang cuma bisa teriak,tinggal panggil aja apa susahnya sih" batin Arini yang sudah merasa kepanasan karena matahari sudah berada tepat di atas kepalanya.

"Satu.. dua.. tiga.. saya hitung sampai 5 dan masih tidak ada yang berani ngaku, kalian saya suruh merangkak di kolam ikan yang sedang di kuras! Banyak lumut dan lumpur lumpur disana. Mau hah??" Teriak Aldi lagi karena merasa jengah tidak ada yang berani jujur. Dengan serempak seluruh siswa menolak, "siap tidak."

"Empat...li-" "saya kak" Aldi berhenti menghitung saat ada salah satu siswa mengacungkan tangannya dan mengakui kesalahannya.

Di sisi lain,Arini penasaran, karena ia merasa tidak asing dengan suaranya. Tubuhnya yang pendek merasa kesulitan untuk melihat siapa yang mengakui kesalahannya itu.

*Pokonya kalau ada apa-apa bilang aja jangan takut
** Duh kenapa hati jadi deg degan yah. Mana ganteng banget lagi
***Apasi ga jelas anak ini


Oke gais hampura yah kalau ceritanya masih ga puguh maklum lah pemula:)
Jangan lupa like coment and subscribe. Samaruk youtube heeh idiot ih

Balik deui isuk nyaa good bye
Big lop Tah❤️❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arini Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang