1

27 2 0
                                    

Jam menunjukan pukul 06.10,Putra tengah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolahnya. Putra terlihat begitu gagah dengan seragam baru di mata Rani.

"Gasik banget mas berangkatnya?" Rani berjalan mendekat kearah Putra dan memasukan kotak bekal kedalam tas Putra,lalu mengelus rambut Putra dengan sayang.

"Iya bun,Putra mau beli bensin dulu takut telat" Putra menyodorkan tangannya kearah Rani yang dibalas tatapan bingung kearah tangan Putra.

"Salim bunnn" Rani terkekeh begitu tahu apa maksud Putra menyodorkan tangannya tadi.

"Bunda bingung kirain mau minta uang. Tapi udah dikasih papa kan? Atau belum? Sebentar bunda ambil ua-" Belum sempat Rani menyelesaikan perkataan sudah dipotong Putra dengan mengambil tangannya untuk salim.

"Assalamualaikum bun"

"waalaikumsalam mas,hati-hati ya"

Jalanan masih sepi saat Putra menjalankan motor kesayangannya ke luar perumahan atau mungkin Putra yang terlalu awal untuk jam berangkat sekolah,Putra tidak peduli. Bisa menikmati udara pagi dengan jalanan lenggang sudah membuat perasaannya lapang.

Tidak lupa mengisi bensin seperti perkatannya tadi. Setelah selesai Putra menjalankan motornya keluar pom dan menuju sekolah. Tetapi ada teriakan keras seakan memanggilnya,

"Woiii berhenti berhenti duuluuu" Tidak ingin terlalu percaya diri,Putra tetap menjalankan motornya menuju jalan besar.

Orang yang memanggil Putra berlari tergopoh-gopoh mengejar motor yang jaraknya semakin jauh. Seolah tidak kehabisan akal,orang itu berhenti dan,

DUGH

tepat sasaran

Sontak Putra mengerem motornya mendadak,menoleh memastikan apa yang baru saja menghantam punggungnya. lalu tatapannya jatuh tepat disebelah kakinya ada sepatu hitam berukuran lebih kecil dari ukurannya. Putra membelalakan mata saat tangannya meraba punggungnya dan merasakan ada bekas yang meninggalkan tekstur seperti tanah yang terkena air.

"hah hah lo gue hah panggil ga hah noleh" Putra sudah berniat mengomel pada gadis aneh didepannya,lagipula Putra merasa tidak kenal dengan gadis didepannya ini.

Setelah detak jantungnya normal,gadis didepannya kini mengangkat kepalanya dan tatapannya menuju lengan kirinya. Seolah mendapat lotre ratusan juta gadis aneh tadi langsung tersenyum lebar kearahnya.

gila

"Tebakan gue ga salah" masih dengan senyuman yang menurut Putra aneh. Putra hanya menaikan sebelah alisnya tanda tidak mengerti ucapan gadis didepannya. Baru saja Putra ingin mengeluarkan protesnya karna gadis ini sudah mengotori seragam barunya,namun tertelan begitu saja karna gadis didepannya ini begitu cerewet padahal mereka berdua tidak saling kenal.

"Motor gue mogok,angkot penuh,dan batre hp gue mau hab-" Belum sempat gadis itu menyelesaikan kalimatnya sudah dipotong Putra.

"Terus?"

"Nebeng" Masih dengan senyuman yang belum luntur sedari tadi dari wajahnya ditambah tatapan sok lucu yang membuatnya semakin terlihat mengenaskan sekarang.

"Gue gak kenal-" Gadis itu langsung menyambar tangannya cepat bermaksud ingin berkenalan.

"Carissa,nama gue Carissa. Pake c terus dobel s. Nama lo?"

"Gue gak tanya dan gak mau orang asing naik motor gue"

"kok gituu" Tak menyerah begitu saja,gadis bernama Carissa ini cemberut yang diimut-imutkan agar Putra kasihan menatapnya lalu menerima tebengannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tanpa SekatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang