II

168 5 0
                                    

NOTE:

Untuk kelangsungan part, vote dan comment sangat membantu ^-^

-----

Yuko mengulum senyum kemudian menunduk dalam-dalam. Wajahnya memerah padam seperti kepiting rebus yang sering dirinya santap bersama Jigook dan Jisook. Matanya menatap Kyungsoo di depannya dengan ekor matanya.

Matanya yang bulat, dan bibir yang tebal. Hampir sempurna.

"YAK! Absen 15, yang sedang mengulum senyum seperti orang yang kehilangan warasnya!" Jihyo menggembrak meja besar di hadapannya.

Si absen nomor lima belas, Yuko Sayimo, mengadah, menatap Jihyo yang amat menakutkan dengan lip stick berwarna merah marun. Yuko menggigit bibirnya kemudian membungkuk dalam-dalam seraya mengucapkan maaf banyak-banyak.

My June's Trip part 2

Hari pertama di karantina sekolah memasak saja sudah membuat Yuko setres dan menebak bahwa akan bertambahnya jumlah helai rambut yang rontok dan mulai memutih. Karantina atau kerap di sebut asrama ini sejujurnya sangat mewah; dengan single bed berukir unik dan berseni, kamar kecil dengan banyaknya lilin aroma terapi, dan teve di masing-masing kamarnya.

Satu bagunan berdiri dengan lima belas kamar, sesuai dengan banyaknya murid kelas Itali. Di kelas Itali, sialnya Yuko bertetangga dengan Oh Sehun, si pria menyebalkan semenyebalkan Gu Jun Pyo --tetapi Yuko bersumpah, Sehun tidak seromantis Jun Pyo yang melamar dengan memakai helikopter--

Yuko turun melewati tangga besar. Banyak teman-teman barunya yang mengikuti kelas Itali yang sudah menunggu seseorang di meja makan panjang dan besar. Mata Yuko menatap tajam, bahkan si Tembok (Yuko memangilnya karena Sehun seputih tembok) tidak termasuk di meja makan itu.

"Yuko sayimo," seorang gadis sebayanya tersenyum manis kemudian menepuk satu bangku yang kosong di sebelahnya dengan label 'Yuko Sayimo'. "Ini tempatmu, bahkan sudah tertulis." katanya kemudian menepuk kembali kursi di sebelahnya.

Yuko berdeham kemudian membungkuk sedikit. Kakinya melangkah santai ke arah kursinya dan duduk secara manis.

-dan, hey. Yuko bangga bisa bersikap manis, akhirnya.

"Eo, maaf. Aku terlambat!" Seorang pria berwajah datar memekik kemudian berlari dan duduk di sebelah Yuko. Membuat Yuko menyerngit menatap siapa yang datang. Oh Sehun. Lagi. Sialan.

"KAU!" keduanya memekik dengan garpu di tangan kirinya. Sejurus kemudian membuang muka dan memakan makanan spaghetti dengan menggulungnya dan melahapnya sebal.

Semua orang yang berada di ruang makan itu minus Sehun dan Yuko tertawa ringan. Pria muda di sebelah Sehun tertawa hingga matanya menyipit dan lesung pipi-nya yang makin dalam. "Kalian, dihukum bersama, makan bersebelahan, dan kamar pun bertetanggaan."

"Yixing-hyung!" Sehun berteriak. Dirinya menyimpan garpu stainless-steel dengan sekali hentak membuat suara 'ttak' yang amat gaduh.

"Ya. Kita memang dihukum bersama, karena aku menghabiskan waktu untuk menyembelih ayam hidup dengan cara membanting dan mencekik ayam hingga mati. Dan dia tidak menyediakan apa-apa di dalam piringnya karena masakannya masih berada di oven. Aku tahu. Tapi bisakah kau tidak menghubung-hubungkan kami?!" Sambung Sehun dengan mata yang seakan ingin mencuat keluar.

Yuko hanya terdiam. Iya, memang. Dirinya dan Sehun dihukum karena menyajikan hal yang tidak patut disajikan. Sehun dengan susah payah mengejar ayam hingga seperdelapan waktu habis dan mencekik-membanting ayam saat waktu benar-benar habis. Sedangkan Yuko sudah siap, hanya saat waktu habis, tak ada waktu untuk menghias dan menyajikan di piring.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My June's TripTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang