I. Spring | Seven (1)

8.3K 588 103
                                    

Hollaaaa....

So, check this out!

Happy Reading~
🌸🌸🌸🌸🌸

🎶Simple Plan - Perfect🎶

It hurts when you disapproved all along.
And now I try hard to make it.
I just want to make you proud.

Suara langkah kaki dari lantai atas terdengar sedikit gaduh, disusul dengam suara kursi bergeser, membuat Zallyn mengalihkan pandangannya ketika ia baru saja mengangkat waffle dari cetakannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara langkah kaki dari lantai atas terdengar sedikit gaduh, disusul dengam suara kursi bergeser, membuat Zallyn mengalihkan pandangannya ketika ia baru saja mengangkat waffle dari cetakannya.

Wanita paruh baya itu cukup terkejut dengan kehadiran putranya di pagi hari.

Lantas ia bertanya sambil mengerutkan keningnya.
"Vander, kau bangun pagi lagi? Apa ada kelas pagi hari ini?"

Vander duduk di meja makan saat ibunya membalikkan badan dari arah pantry menghadapnya. Sepertinya paruh baya itu belum terbiasa dengan kebiasaan baru anaknya- bangun pagi.

"Ada janji dengan dad, Mom. Lagipula tidak ada kelas hari ini."

Sang ibu berjalan ke arah meja makan seraya membawa waffle hangat yang baru saja dibuatnya.

"Makanlah. Mungkin sebentar lagi dad akan turun. Mom lupa, kalau kalian akan ke acara pameran mobil itu, bukan?"

Vander mengangguk. "Thank's, Mom." Saat sarapannya tiba, "Kami akan ke Javits hari ini." Lanjutnya sambil menuangkan madu di atas waffle miliknya.

Saat Vander ingin memasukkan suapan pertamanya, sang ayah hadir dari balik dinding memasuki ruang dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Vander ingin memasukkan suapan pertamanya, sang ayah hadir dari balik dinding memasuki ruang dapur.

"Good morning," ucap pria setengah abad itu dengan suara baritonenya yang khas.

"Morning," sahut sang Ibu riang seraya mendekati suaminya dan mengecup bibirnya singkat. Lalu membawanya ke meja makan untuk duduk.

Sungguh manis, pikir Vander. Membuatnya mengalihkan pandangannya ke piring.

BEHIND THE BEAST [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang