ONLY THIS...

346 32 8
                                    

sarawat!!! hey sarawat!!!" panggil temannya berulang kali namun pandangannya masih tertuju pada seseorang yang berdiri jauh.

temannya menepuk bahu dari belakang. kemudian mengikuti arah pandangannya. "oooh, Tine. anak kelas seni."

sarawat tersenyum, kemudian membuang wajahnya ke arah lain.

"tidak usah berpura pura, aku sudah tau." sahut temannya nyengir. "laporannya bersih."

"apa maksudnya?"

"selama ini aku tidak pernah mendengar gosip buruk tentangnya."

sarawat kembali melirik Tine.

"aku akan membantumu mengejarnya, bagaimana?"

sarawat menghela nafas, "apa yang kau inginkan?"

temannya tertawa, "ayolaaah, kau kira aku seburuk itu huh? kenalkan aku dengan adikmu saja."

"Lupakan." sahut sarawat lalu pergi.

"Hey sarawat!!!! ayolaaah.." panggil temannya.

Tine menoleh saat mendengar nama sarawat, dia melihat seorang anak laki laki mengenakan jaket cokelat dan temannya sedang mengejarnya.

"sarawat.." lirihnya, kemudian tersenyum. mengarahkan kameranya ke arah mereka.

🦉🦉🦉

Pagi ini sarawat dan dua temannya di hukum berdiri di koridor karena lupa membawa buku tugasnya. mereka di haruskan mengangkat satu kaki dan memegang kedua telinga.

"bagaimana kau bisa lupa membawa buku kami, sarawat." kesal salah satu temannya yang berusaha berdiri dengan satu kaki, beberapa kali terjatuh.

"aku tidak akan meminjamkannya padamu lain kali." sahut teman satunya.

sarawat merasa tidak terima di bully, dia menarik nafas panjang  menoleh ke arah mereka. memutar tubuhnya dengan satu kaki, "kalian..." ucapnya sepatah kata karena kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh.

sarawat terkejut ada yang memegangi tubuhnya saat hampir terjatuh. Tine tersenyum. mereka sama sama tidak mengatakan sepatah katapun, hanya saling menatap.
Tine hanya kebetulan lewat koridor kelas milik sarawat. bersama satu temannya. sarawat memandangi Tine yang berjalan semakin menjauh.

"menoleh.. menoleh.." Lirih sarawat menahan bahagianya.

Langkah Tine terhenti, kemudian menoleh ke belakang untuk melihat sarawat. merasa menang, sarawat tersenyum padanya. lalu menghela nafas.

"yes!!!!!" ucapnya menahan agar tidak berteriak. dia mengangkat kedua tangannya ke atas lalu menempelkannya ke arah dinding.

jam istirahat, sarawat dan kedua temannya mengantri di salah satu cafetaria. Tine melihat mereka, dengan sengaja tine menghampirinya dan ikut mengantri di belakang sarawat. Tine melihat makanan yang di pesan sarawat.

"salad seafood."  ucap Tine setelah berada di barisan paling depan.

"sudah habis. kau bisa memesan yang lain." sahut wanita penjual itu.

sarawat terkejut saat menoleh, ternyata Tine yang baru saja memesan menu nya dan kehabisan. sarawat menghampirinya dan menyodorkan piringnya.

"untukmu. ambil punyaku saja." ucap sarawat dengan ekspresi gentle.

Tine ragu untuk mengambilnya. "kau bagaimana?"

"aku bisa memesan yang lain. ambilah."

Tine menerima piring itu, "terima kasih."

sarawat tersenyum, berusaha tidak menunjukkan rasa bahagianya. dia segera pergi ke kantin lain untuk memesan memilih yang lainnya. dia memilih makanan yang antriannya cukup panjang, merasa tidak punya banyak waktu sarawat akhirnya mundur.

ONLY THIS...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang