Afternoon

3.4K 505 47
                                    

Mini Playlist:
Dear No One (Tori Kelly)
Wildest Dream (Taylor Swift)
Lowkey (Niki)

—-

"Anehnya kamu ya Kook, minum alkohol bisa, minum espresso hidung kamu jadi seperti marmut. Naik turun. Kenapa sih? Aku sampai malu karena kamu minum seteguk terus malah memesan milky bubble."

Sepanjang jalan usai mereka keluar dari food court Jimin mengomel. Padahal tangannya masih betah menggenggam kantong Hoodie Jungkook. Kebiasaan. Katanya takut tertinggal karena langkah Jungkook terlalu lebar.

Sedangkan Jungkook sibuk menyeruput minumannya yang masih bersisa bubble. Dia sibuk memancing bubble pakai plastic straw.

"Kamu tau bedanya kamu sama ibu-ibu di ruko depan apartemen tidak?"

"memangnya di sana ada ruko, Kook?"

"Invisible Jimin, tanya balik biar romantis."

Jimin memutar bola mata, setengah mencibir "apa bedanya?"

"Tidak ada bedanya. Sama-sama bawel."

Berikutnya Jungkook mengaduh karena lengan hoodie nya di gigit yang lebih tua. Setelah itu ia tertawa gemas. Jungkook berinisiatif menggenggam tangan pacarnya yang merajuk. Surai Jimin dikecupi, diusap lembut. Jimin senang dirayu pakai kata-kata manis seperti 'traktir' dan 'liburan',  padahal meskipun tidak dijanjikan demikian, Jimin tau Jungkook bakal selalu melakukan hal seperti itu untuk kekasihnya.

Jimin bukan matrealistis kok, sumpah. Dia cuma manja, seperti orang pacaran pada umumnya. Pemuda mungil itu senang kalau Jungkook hanya memerhatikannya seorang.

Sesampai di parkiran mereka masuk ke mobil. Jungkook merapikan rambutnya yang di cat pirang, berkaca di spion. Keren memang—Jimin akui. Ia sampai kesusahan mengontrol ekspresi dan berakhir dengan pipi memerah. Pemuda itu cepat-cepat menunduk, mengobrak abrik isi laci dashboard. Mencari sesuatu untuk menyamarkan rasa gugup.

"Ya Tuhan, sok tampan." Cibirnya sambil berdehem. Jimin memasang kacamata, memutar AC dan langsung menyandar santai. Matanya menerawang keluar jendela. Berhubung lagu yang diputar agak sedikit mellow dan memang dasarnya Jimin anak yang berjiwa soft, dia jadi terbawa suasana. Bersenandung sambil memejam.

"Awas kalau mulai mengkhayal jadi artis video klip, lagunya kuganti jadi dangdut loh Jim. Serius."

"Dih, iri hati."

Sementara Jungkook mengemudi, Jimin beralih memainkan ponsel. Ia mengutak atik aplikasi streaming lagu untuk dibuat list. Saat memutar salah satu single favorit, suaranya malah terputus.

"Koneksi da'jal." Ngeles, padahal karena akun Jimin tidak premium.

"Jelek ya?" Jungkook bertanya, Jimin mengangguk. "Kayak mantan kamu."

"Kenapa salty sekali sama Namjoon?"

"Siapa suruh pacaran ama kahim."

"Jungkook!"

"Bercanda Jimin."

"Tau kenapa dulu aku suka Namjoon?"

Jungkook diam saja, wajahnya masih santai menatap jalan di depan sana. "Kenapa? Gantengan aku."

"Bahasa inggrisnya keren, native speaker. Dulu keluarganya tinggal diluar."

Dalam hati, Jimin tidak enak mengatakan hal barusan. Dia cuma bercanda. Hanya saja dia suka kalau Jungkook cemburu. Wajahnya bakal keren sekali memberengut begitu. Jungkook mendorong lidah ke pipi, menatap sinis Jimin sekilas. "Kamu tidak tau ya aku juga pernah tinggal diluar?"

"Hah? Dimana?"

"Diluar Seoul. Busan."

Detik berikutnya Jimin menggigit lengan pacarnya lagi, benar-benar jadi bengkak. Jungkook sampai memberhentikan mobil hanya untuk mengaduh, ia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan membuat Jimin kesal lagi.

Tapi seperti biasa. besok dia juga bakal lupa sama janjinya.

—-

Btw lagu yang dijadiin playlist itu adalah lagu yang aku dengerin pas lagi nulis doang kok 🖤
Biar vibesnya dapet biasanya aku pke lagu. Tapi mostly lirik ama cerita ga terlalu nyambung. Lebih ke dengerin beatnya.

A Little Thing Called LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang