Enjoyed~
"Apa Pa? Menikah? LAGI?!" Aku memekik kaget mendengar penuturan Papa yang terkesan gila!! Di tahun ke 6 meninggalnya Mama, bisa-bisanya Papa ingin menikah lagi! Bunuh saja aku kalau Papa mau melakukan itu!!!
"Ada apa memangnya? Umur Papa masih 45 tahun, belum terlalu tua untuk menikah lagi bukan?"
Fix, Papa udah bener-bener gila! Eh astaga, nggak boleh ngatain Papa sendiri. Maaf Pa, Danisa khilaf! Tapi Papa emang bener-bener aneh sih! Masa iya tiba-tiba bilang mau menikah lagi?!
Aku memutari meja makan, menaruh secangkir kopi dihadapan beliau, lalu menarik kursi untuk duduk. "Pa, pokoknya Danisa nggak mau punya Ibu tiri! Memangnya Papa mau aku hidup kayak Cinderella?! Nanti aku bakal disiksa kakak tiriku, terus Papa diracuni, terus wasiat Papa--"
"Danisa, kamu sepertinya terlalu banyak menonton dongeng. Tidak semua Ibu tiri itu jahat, Nak."
Aku mencebikan bibir, memandang Papa yang sibuk meminum kopi-nya. Seperti tidak melihat kerisauanku! "Pa, pokoknya Danisa nggak mau! Titik!" Gumamku dengan nada final. Bilang aja deh aku ini kekanakan, tapi aku tetep nggak mau punya ibu tiri!
"Sini, dengarkan Papa dulu." Papa meminum hingga tandas kopi-nya, lalu menyuruhku mendekat padanya dengan pandangan teduh beliau. Huuuuh!
"Penjelasan apapun nggak akan merubah pemikiran Danisa!"
"Begini saja, bagaimana kalau kamu tahu dulu siapa calon Papa. Baru kamu memutuskan setuju atau tidak."
Aku tetap mencebikan bibir, tapi kini aku menatap Papa dengan pandangan tanya. Semoga saja wanita itu bukan pedagang kantin di kampusku yang rempongnya naudzubilah, atau semoga saja bukan dosen kuliahku yang galaknya minta ditimpukin!
"Papa akan menikah dengan Tante Dewi."
Tante Dewi? Itu-- HA?! "PAPA MAU MENIKAH SAMA MAMA-NYA FAUZAN?!!!!" Teriakku syok!! Gila! Benar-benar gila! Kalau benar Papa mau menikah dengan Tante Dewi, artinya aku bakal bersaudara dengan Fauzan? Ya Allah mimpi apa aku sampai harus bersaudara dengan anak tengil itu?!
"Tidak usah teriak-teriak. Iya, memang Mama-nya Fauzan. Papa pikir, akan lebih mudah bagi kalian untuk menjadi saudara. Kalian sudah bersahabat dari kecil bukan?" Papa tersenyum penuh kemenangan.
"Tap-tap--" Errrr! Senyum Papa makin lebar, pasti beliau menertawakanku yang tidak bisa membalas kata-katanya! Tapi, jangan panggil aku Danisa kalau aku tidak bisa menggagalkan rencana Papa! "Papa nggak bisa menikah sama Tante Dewi!"
"Kenapa?"
Fix, aku akan gila setelah mengucapkan ini. Tapi aku tidak punya pilihan lain, tidak ada. "Karna Fauzan itu pacarnya Danisa!" Danisa... sepertinya kamu sudah benar-benar gila. Sejak kapan cowok tengil itu jadi pacarmu? Bersahabat saja lebih banyak berantem, terus gimana pacaran?
Papa menaikan alisnya dengan heran, "Sejak kapan kalian pacaran? Kok Papa tidak tahu?" Jangankan Papa, Danisa saja tidak tahu sejak kapan. Hueeeee.
"Itu nggak penting. Pokoknya Papa nggak bisa menikah sama Tante Dewi. Titik." Jawabku ngotot.
Papa mengulum senyumnya, membuat mataku menyipit curiga. "Menikah saja bisa bercerai, kenapa pacaran tidak bisa putus?" What?!!! Papa benar-benar pantang menyerah rupanya!
"Tapi Pa, Fauzan sama aku itu serius!" Ya Allah, Danisa.. kebohongan apa lagi yang mau kamu katakan?
"Seserius apa, tepatnya?"
"Ka-kami.. kami bakal menikah."
Danisa... Tidak cukup berbohong tentang pacaran, sekarang tentang menikah? Silahkan nikmati akibat kebohongan yang telah kamu ciptakan sendiri nanti. Hiks~
KAMU SEDANG MEMBACA
Scheinehe (Wedding Story)
RomanceBagaimana perasaan kalian jika Papa kalian berkata akan menikah lagi di tahun ke-6 meninggalnya Mama kalian? Menolak? Sudah pasti! Aku, Danisa Putri Mahardika tidak akan sudi memiliki Ibu tiri walau sebaik apapun wanita itu! Tapi demi menolak adany...