Prolog

756 58 22
                                        

     Cuaca di kota barcelona siang menjelang sore ini cukup cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Cuaca di kota barcelona siang menjelang sore ini cukup cerah. Sosok pria bemata coklat dan memiliki rahang tegas itu mendesah pelan—mengendurkan ikatan dasi dan menyandarkan punggunya yang bidang pada sandaran kursi kebesarannya.

Drrrt... Drrrt...

Terdengar suara getaran ponsel di atas meja. Ia pun mengambil ponselnya. Satu notice pesan dari temannya.

Vyzai,
Cafe XYD 16.00. Don't late.

Pria itu mendengus dan mengetik untuk membalas pesan. Setelahnya ia kembali meletakan ponselnya di atas meja.

Ia pun menoleh ke arah jendela besar yang terbuat dari kaca. Terlihat sangat jelas pemandangan kota Bacelona dari ruangannya saat ini. Dan seketika ia hanyut dalam lamunan.

"Apa Mommy baik-baik saja?!" tanya nya seorang diri.

"Marcell..."

Mendengar suara itu ia langsung menoleh kemudian menatap sosok gadis yang sedang berdiri di dekat pintu dengan pandangan malas.

Marcell Flynn Drew, biasa di kenal dengan sebutan Marcell itu selalu menjadi pusat perhatian. Di kenal sebagai pria yang ramah dan selalu tersenyum saat orang-orang menyapanya di luar sana membuat sosoknya di kenal sebagai pria baik hati. Selain kakaknya Matteo yang juga tampan dan terkenal dengan reputasinya yang buruk, tapi tidak dengan Marcell. Justru ia adalah anak yang jauh dari reputasinya buruk dibanding sang kakak. Orang-orang sanga menyukai dengan sikap dan perilaku Marcell. Bahkan yang membuat orang takjub, Marcell tidak pernah memandang seseorang dari kasta.

"Apa yang membuatmu datang kesini!" ucap Marcell ketus.

Ia beranjak dari kursi, mengambil ponselnya dan kembali memakai jas formalnya yang ia sangkutkan di punggung kursi.

"Aku mohon maafkan aku. Aku tahu aku salah" ucap wanita itu dengan nada menyesal.

Marcell menaikan satu alisnya ke atas dan mendengus. Ia mengeluarkan smirk khasnya dan melangkah mendekat. Tatapan berubah menjadi tatapan penuh kebencian. Entahlah apa yang membuat ia menatap wanita itu benci. atau mungkin setelah ia tahu fakta bahwa wanita di depannya saat ini sudah membohonginya.

Kini wajah mereka sangat dengat dekat, bahkan tubuh mereka pun hanya berjarak beberapa senti saja.

"Untuk apa kau minta maaf. Itu bukan urusanku. Lagi pula kita hanya berteman." ucapnya dengan nada mengejek.

"Kau tenang saja Lexi, aku tidak marah padamu" tambah Marcell dan melangkah mundur.

Wanita bernama Lexi itu menggeleng cepat. Ia tahu arti perkataan Marcell barusan. Pria di hadapannya ini marah padanya. Dan ia tahu— Marcell bukan tipe pria yang suka menjatuhkan dengan cara yang terang-terangan.

"Bisakah kau dengarkan penjelasanku dulu Marcell" pinta nya memohon.

Marcell hanya mengulas singkat dan membuka pintu. "Maaf, mungkin lain kali. Aku sangat sibuk hari ini. See you" ucapnya dan melangkah pergi.

The Incident LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang