“Kehilanganmu adalah hal terberat untukku. Tapi jika Semesta telah berkehendak, aku sebagai manusia biasa, bisa apa?. Mungkin kehilanganmu adalah cara semesta menyelamatkanku dan kamu, dari orang yang tidak tepat. Tapi, jika kehilangan ini selamanya dan tak bisa kutemui mu lagi didunia ini. Apa ini juga cara semesta menyelematkan kita?”
.........................................................
“jaki oper ke gue”
Tepat dimenit menit terakhir “Goooooooollllll” penonton berteriak kesenangan, begitupun kami. Pertandingan selesai dengan skor akhir 4:2. Jadi, kemenangan mutlak diraih oleh SMA Bina Bangsa.
“jak. Hari ini lu mainnya mantap bener”. Kata isan sambil meminum air yang telah disediakan. Isan adalah salah satu teman dekat gue. Dia adalah tipe orang yang sangat pendiam, tampang ganteng anak orang kaya, tapi sayang sampai detik ini tak ada yang bisa membuatnya jatuh cinta.
“yaiyalah lah, noh orang si Ria nonton. Kalau gak ya kaya cakwe yang udah dingin” sahabat ku yang kedua, Rian namanya. Orang yang gak pernah bisa diem.
“hahhahahahah” sontak teman teman segrub futsalku menertawakan apa yang baru saja disampaikan Rian.
Bagaimana kalau kita memulai perkenalan terlebih dahulu. Namaku Zaki adrian, dengan nama panggilan Zaki pada awalnya, namun karena kebanyakan orang susah untuk menyebut huruf Z, maka aku perkenalkan diriku dengan nama panggilan Jaki. Seperti yang sudah kusebutkan, kami adalah 3 sejoli dari SMA Bina Bangsa di salah satu Kota yang ada di Indonesia. Kami adalah siswa tahun akhir, dimana didalam tahun ini kami akan segera mengikuti UASBN.
“jaki!!” panggil seorang perempuan berambut panjang diujung lapangan. Dia berjalan menuju kearahku, Dari jauh sudah kelihatan jelas dia membawa handuk dan sebotol minuman ditangnnya. Perempuan dengan Senyuman hangat laksana matahari pagi, perempuan dengan mata teduh laksana senja disore hari. Indah, satu satunya kata yang bisa mendeskripsikan dia. Gadis itu bernama Riana kheil, lebih dikenal dengan sapaan Ria. Yap, dia kekasihku, jika ada sebutan lain yang lebih istimewa dari kekasih, aku akan menggunakan kata itu. Sekarang ia berdiri tepat dihadapanku dan menyodorkan 2 benda yang tadi ia bawa. Kuambil benda itu dari tangannya.
“ntar jadi pulang barengkan?” tanyaku sambil meneguk minuman yang ia bawa
“jadi jak. BTW nih, sekarang aku harus buru buru jumpai Cici di Perpustakaan. Tadi aja tuh, izin buat nonton kamu futsal aja susah banget” jawabnya sambil bibirnya dibuat agak mayun. Menggemaskan.
“memangnya kalian ada apaan sih? Kok gak cerita?”
“kami dari mantan Osis bakalan bikin projek buat perpisahan sekolah. Nah kan bentar lagi UASBN, karena sekarang masih lenggang nih kami kejar tayang gitu. Biar bisa sisain waktu buat belajar”
“jangan terlalu capek, aku gak mau kamu sampai sakit”
“iya sayang, aku bakalan jaga kesehatan kok” jawab Ria sambil tersenyum. Ah senyuman itu, selalu saja membuatku jatuh cinta bila melihatnya. “aku pergi yah, dadah”
“iyah, sampai jumpa nanti” jawabku seraya mengacak ngacak rambutnya.
“ente mah enak punya pacar, ane apalah” tiba tiba suara perusak suasana terdengar, siapalagi kalau bukan Rian.
“bangsat, udah ah. Gue ganti baju dulu”.................................................
“ayuk berangkat, pakai helmnya dulu “ sambil menyodorkan helm kepada Ria
“jak, emang kita mau kemana sih?”
“udah naik aja,ntar kalau udah sampai kamu bakalan tau kok. Jangan lupa pegangan, aku takut bidadarinya jatuh.” Godaku
“ ih apa sih jak, dasar kang gombal kamu”
Tak banyak yang kami bicarakan di perjalanan hanya tangan Ria yang tak lepas ku gengam. Ku arahkan spion motor menghadap Ria, sesekali sambil fokus melajukan motor aku menatap matanya itu. Hatiku sedikit berbisik “Tuhan, aku memang bukan orang baik. Tapi kali ini aku punya satu permohonan kepadamu. Pintaku tak banyak Tuhan, pintaku tak aneh. Aku mohon Tuhan jangan hilangkan dia, jangan biarkan dia pergi dari sisiku, jangan biarkan ia hilang dari pengawasanku. Tetap utuhkan cintaku padanya dan juga cintanya padaku. Jangan ambil dia bahkan sedetikpun dariku”.
“kita sampai”
“eh ini kan, warung Mbak Minah kan, kok kamu bisa sampai tau kalau Mbak Minah pindah kemari. Aku tuh udah ka....”
“kangen banget kan sama masakannya Mbak minah” jawabku sambil menarik tangannya untuk masuk kedalam.
Tempat makan Mbak Minah adalah salah satu tempat yang paling sering kami datangi saat awal awal pacaran. Tetapi saat kami kelas 2 akhir, Mbak Minah pindah. Kuusahakan mencari kembali warung Mbak Minah, karena beberapa bulan yang lalu Ria mengatakan sangat ingin mencoba lagi masakan Mbak Minah.
“Mbak Minah, kami pesan Soto ayamnya dua ya. Yang satu kasi jeroan yang satu lagi jangan” aku langsung memesan makanan tanpa menanyakan terlebih dahulu kepada Ria.
“masih hafal aja kesukaan aku”
“iya dong. Sayang, gak terasa yak. Udah 3 tahun kita sama sama” kataku sembari memegang tangannya.
“jaki, jangan mulai deh. Kamu pasti mau berpuitis puitisankan” kata Ria sambil tertawa tetapi Rona dipipinya terlihat jelas. Dia sedang senang dan malu.
Setelah pesanan datang, kami langsung makan dan sambil menceritakan hal hal kecil yang bisa kami sampaikan. Bersamanya banyak hal yang bisa kami bicarakan, mulai dari perihal kucingnku yang suka makan, pintu ruang tengah yang berdenyit, seragam futsalku yang tertukar, motor yang belum dicuci dan hal hal kecil lainnya. Entah kenapa semua obrolan itu terasa menyenangkan. Setelah makan dan membayar semuanya kami memutuskan untuk pulang. kuantar Ria kerumahnya, jam sudah menunjukan pukul 18:10.
“aku pulang ya” kataku, sambl menerima helm yang diberikan oleh Ria.
“hati-hati sayang, sampai rumah hubungi ya. Dadah”
Dan akupun berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOTAK RAHASIA SEMESTA
Short StoryAda banyak orang yang datang dan pergi dalam kisah hidup kita. sebagian dari mereka akan memlih tetap tinggal dan sebagian dari mereka akan memilih meninggalkan. tak perlu mencaci kepergian dan kehilangan, karena dari kepergian dan kehilangan kit...