PROLOG

25 4 1
                                    

Jari-jemariku bergerak ingin menyentuh benda yang sudah lama tidak kubuka, bukan enggan, tapi di sana menyimpan berbagai kenangan yang akan membuatku kembali mengingat sosoknya. Tiba-tiba saja mata ini memanas, ada cairan menumpuk di pelupuk mata, ingin segera bermuara. Napasku tercekat, sesak sekali rasanya. Padahal aku mengira semua sudah benar-benar kulepaskan dan kuikhlaskan. Namun, dugaan ini salah. Meski kini hatiku sudah tidak lagi untuknya, tapi aku masih mengingat segalanya.

Aku mengangkat kepala untuk sejenak memejamkan mata, menghirup udara sedalam-dalamnya sebelum membuka layar laptop dan menghidupkannya. Sebenarnya aku tidak berani menuliskan ini, karena rasa sakit itu masih terasa, seperti luka yang masih berdarah.

Aku harus berani menuliskan ini, menceritakan pada semuanya, bahwa mereka yang pernah terluka bisa kembali merasakan bahagia.

Ada sosok lain yang muncul di dalam kepalaku, sosok yang kali ini berbeda, sebagai alasan mengapa aku seberani ini dan tetap kuat. Senyumnya melintas begitu saja yang juga membuatku menarik lengkungan bibir ini tanpa sengaja.

Dua orang yang hadir dalam imajinasiku sekarang adalah sosok dengan cerita berbeda. Satu dengan cerita luka serta kecewa, yang satu lagi menyuguhkan tawa serta bahagia.


Author Note :
Lama tidak menulis, kini aku kembali menyuguhkan cerita baru lagi. Semoga kali ini bisa membawamu ke ruang imajinasi yang membuat kamu merasakan sendiri perasaan si tokoh utama :D

Senin, 23 Maret 2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang