Sudah sebulan sejak kejadian pertengkaran Gara dan Rangga berlalu, Aru yang awalnya kaku untuk bersosialisasi kini dengan ajakan Mila perlahan mulai menjadi lebih berani dan lebih aktif. Dia tidak takut akan banyak hal lagi, hubungannya dengan rangga juga baik, setelah Mila menemani Aru minta maaf pada Rangga.Namun, terhadap Gara dia benar-benar dingin. Saat mereka tidak sengaja berpapasan, Aru selalu bertingkah seolah tidak mengenalinya. Dia pun meyakini bahwa Gara juga tidak mengenalinya, lagi.
07.30 Kelas Praktikum Kimia
XI IPA 2 dan XI IPA 1 mendapat jadwal praktikum di jam yang sama setiap hari kamis. Guru dan asisten Ruang Lab memulai kelas dengan kegiatan pemeriksaan baju lab, karena sudah menjadi aturan umum bahwa semua murid harus memakai baju lab saat memasuki ruang Lab.
Sebuah kesamaan yang tidak disengaja, hari ini Aru lupa membawa baju lab-nya, begitupun dengan Gara yang juga tidak membawa baju lab-nya.
“sesuai aturan, kalian tidak bisa masuk kelas. Dan sebagai ganti tugas, silakan kalian kerjain LKS halaman 34, bagian pilihan ganda, sama essay. Nanti selesai kelas kalian harus kumpulkan di meja Bu Dinda," ucap sang asisten ruang Lab kimia.
***
Disini Aru harus berada, satu ruangan bersama sosok yang ingin dia hindari, Gara.
Tidak ada yang memulai percakapan. Keduanya asik mengerjakan LKS mereka, sesuai dengan tugas yang diberikan oleh sang asisten Ruang lab.
Namun, setelah beberapa waktu berlalu, Gara berdiri dari kursinya.
“mau lihat punya saya nona?” ucap gara saat sudah berada di depan meja aru, dia dengan santai mengarahkan LKS miliknya pada Aru, tidak lupa tampilan malaikat yang dihiasi oleh senyum manisnya.
Aru sama sekali tidak bereaksi, dia terdiam akibat terkejut. Keduanya masih berada pada posisi yang sama untuk beberapa saat.
“beneran lupa sama gue?” tanya Gara tenang, senyumnya mulai menghilang di ganti dengan tatapan selidik.
Aru awalnya menggeleng namun tiba-tiba dia mengangguk-angguk. Reaksinya yang labil memicu tawa Gara. Kemudian dia mengulurkan tangannya terhadap aru, “Gara.”
Aru menatap mata milik gara. Dia mengangguk-anggukkan kepalanya dengan kaku. Namun, dia sama sekali menghiraukan jabatan tangan gara. “udaah, aku udah ingat, barusan,” ucapnya pelan.
“ini, mau lihat punya gue gak?” tanya gara menunjuk ke arah buku LKS miliknya.
Aru menggeleng, “punyaku juga baru aja selesai.” Dia masih menatap mata milik gara, seolah tatapan gara mengunci matanya.
“kalau gitu, ke kantin mau?” tanya gara, lagi.
“enggak mau,” jawab aru masih sama kakunya.
"Ke kamar mandi mau?"
Aru menggeleng kuat, dia ngeri saat mendengar pertanyaan aneh gara, sedangkan gara malah tertawa melihat ketakutan di wajah Aru.
"Gue bercanda," ucap gara menenangkan.
"Iyah, aku ngerti."