1

173 9 0
                                    

Cerita sedang dalam perbaikan.

Enjoy chapter pertamanya dan tunggu chapter lainnya ya!<3

*

"Ra, cepetan larinya" Alana berteriak sambil berlari, ia berlari agak jauh di depan Adera. Adera sudah lelah berlari dari kejaran preman yang memalak mereka malam ini.

"Gue ngga kuat lagi, Na" kata Adera.

Alana berhenti, kemudian berbalik dan berlari untuk menarik tangan Adera dan segera menjauh dari wilayah yang sepi itu.

Setibanya di depan rumah Adera, Alana langsung duduk di depan pagar, tak peduli kotor, ia benar-benar lelah. Sedangkan Adera, ia sudah lebih dulu duduk dibanding Alana. Untung saja gang rumah Adera masih ramai oleh bapak-bapak, ada yang bermain catur dan ada juga yang tengah menonton pertandingan sepak bola.

"Adera, kamu malem-malem gini masih main?" tanya salah satu bapak yang tengah menonton sepak bola.

"Masih jam sepuluh kok, Pak. Ehehe" jawab Adera.

"Alana, kamu berani pulang sendiri? Kalau ndak berani, biar tak antar sampe rumahmu. Sekalian bapak mau ke pos belakang" kata bapak yang lain, yang logat Jawa-nya paling terasa di antara yang lain, beliau juga seorang satpam komplek.

"Anterin aja, Pak" kata Adera.

"Boleh, Pak" kata Alana.

"Yowes, mari bapak antar" bapak itu langsung mengenakan sandal, kemudian mengantar Alana hingga rumahnya yang berada dua blok lebih jauh dari rumah Adera.

"Dah, Adera"

"See you tomorrow, Alana"

Alana pulang diantar oleh pak satpam dan Adera masuk ke dalam rumahnya.

*

Walau pun sudah kelas delapan SMP, entah mengapa sifat nakal Adera dan Alana masih saja kental. Contohnya semalam, bukannya mengerjakan PR untuk hari ini, mereka malah jajan ke minimarket yang malah membuat mereka sial ketika jalan pulang. Mereka membuang asal stik es krim, lalu mengenai kepala seorang preman yang tengah duduk. Alih alih mengancam akan menculik, preman itu lebih memilih untuk memalak kedua bocah SMP itu. Alana yang tidak mau uang jajannya direbut itu pun menginjak kaki preman itu, sudah pasti tidak ada rasa sakit yang preman itu rasakan. Alana dan Adera langsung berlari karena preman itu geram dengan mereka.

Dan hari ini, di sekolah, mereka terpaksa dikeluarkan dari jam mata pelajaran IPS hari ini karena tidak mengerjakan PR yang diberi sejak seminggu lalu.

"Kantin yuk, Ra" kata Alana.

"Hayuk, udah mau istirahat ini, santai aja" kata Adera.

Saat mendekati kantin, mereka merasa lebih aman karena ada beberapa siswa juga yang tengah berada di kantin. Jadi, mereka merasa ada 'teman' jika saja ketahuan guru.

"Apa?"

"Minum aja, Ra"

"Oke"

*

Kenakalan mereka bukan itu saja, masih banyak kenakalan yang pernah Adera dan Alana lakukan bersama-sama.

Waktu itu sekolah tengah merayakan Hari Guru. Bukannya ikut merayakan di lapangan bersama siswa dan siswi satu sekolah, mereka malah bolos ke warung yang ada di pinggir jalan raya. Untung saja, hari itu guru-guru sepakat meniadakan jam belajar dan tidak ada presensi. Tapi tetap saja, bukannya masuk ke dalam sekolah, mereka malah langsung berbelok untuk sarapan.

"Neng, ngga ikut ngerayain Hari Guru? Itu katanya di sekolahan ada perayaan Hari Guru" kata ibu pemilik warung.

"Bu, ada ataupun ngga ada kita berdua, ngga ada pengaruh kok. Coba aja ibu ke sekolah, nanti pasti ibu bakal liat siswa dan siswi gabut nunggu perayaannya selesai. Atuh mending kita ke sini" kata Alana.

Adera hanya geleng-geleng kepala mendengarnya, sambil melanjutkan makan ketupat sayur favoritnya.

"Si Neng sama si Aa juga udah niat banget kayaknya sampe atasannya diganti kaos gitu" kata si ibu.

"Tinggal lepas kemeja, Bu. Dalemannya ada kaos" kata Adera.

"Ya udah atuh, pokoknya kalo di sekolah harus rajin yah. Biar sukses, biar ngga kayak ibu cuma bisa jual ketupat sayur" kata si ibu.

"Ah, ibu. Kalo ngga ada ibu 'kan kita bingung mau cari ketupat sayur yang enak. Yang lain mah standar, Bu. Paling mantep di sini, mah" kata Alana.

"Ya udah, dilanjut atuh makannya, kalo minumnya kurang, bilang aja ya" kata si ibu.

"Siap, Bu" kata Alana.

Ya, memang Alana lebih cerewet dan bahkan lebih nakal dibanding Adera. Namun, diamnya Adera juga bukan sebuah bentuk pertanda kalau Adera adalah seseorang yang lemah. Adera tetaplah seorang laki-laki yang kuat, baik dari segi fisik maupun mental. Ia dulu pernah berjanji pada Alana kalau ia akan selalu menjaga Alana hingga Alana menikah dan dijaga oleh suaminya.

*

Hingga tiga tahun kemudian, mereka sudah berada di kelas sebelas. Mereka masih satu sekolah, hanya saja berbeda jurusan. Adera memilih untuk masuk IPA karena ia memiliki minat di sana. Kalau Alana, ia memilih IPS karena katanyatidak tertarik dengan ilmu alam, ia juga tak mau bertemu laboratorium dan alat-alatnya.

Dera: gue balik langsung ke tempat bimbel, lo balik sendiri ya

Ana: sans, gue mau ke warung si ibu dulu, mau makan mie ayam

Dera: sendiri?

Ana: ya iya lah, kan ngga ada lo

Dera: berani? mau gue temenin dulu makan mie ayamnya?

Ana: mohon maaf bapak, mungkin bapak lupa dulu saya yang bikin preman ngejar gara-gara kakinya saya injek

Dera: ngga nyambung

Ana: iya berani, udah sih kayak ngga tau gue aja lo

Dera: gimana pun, lo itu cewek na

Ana: lalu?

Dera: iya oke lo berani, pokoknya jaga diri

Ana: siiiip

Informasi tambahan, si ibu yang dulu warungnya pernah jadi tempat bolos mereka saat Hari Guru, sekarang jadi buka dua kedai sejak sekitar lima bulan lalu. Di pagi hari, si ibu masih tetap berjualan ketupat sayur yang tutup pukul sebelas pagi. Kemudian, di siang hari dari pukul satu, si ibu akan berjualan mie ayam hingga malam hari.

*

Alana membuka buku catatan hariannya. Walaupun Alana adalah seorang pemalas, tapi ia akan selalu rajin menulis catatan hariannya.

Hai, hari ini gue sendirian lagi pulangnya, Ra bimbel, kalo kemarin Ra ekskul futsal. Ra udah jago banget futsalnya, padahal pas SMP dia mana mau main gituan, katanya buang buang energi. Tapi, pas masuk SMA dia rela energinya dibuang ehehe:)

Ra yang sekarang udah agak beda, dia lebih pinter dan lebih rajin. Bahkan, waktu kelas sepuluh dia dapet ranking empat di kelasnya dan semester ganjil yang lalu dia dapet ranking tiga. Padahal pas SMP gue sama dia itu dua terbawah. Tapi dia cuma berubah di situ aja sih. Di sifat yang lainnya dia masih sama, nakal dan masih mau main sama gue.

Ra, gue seneng lo masih mau deket sama gue, secara gue masih jadi pemalas, walau ranking gue alhamdulillah naik jadi 15. Gue harap lo ngga berubah kalo di luar sekolah ya. Lo harus tetep jadi Ra yang nakal kalo sama gue. Lo juga harus tetep jadi Ra yang nenangin gue kalo gue nangis. Kalo lo ngga gitu, justru gue akan nangis, Ra.

Catatan hari ini segitu aja. Seperti biasa, gue akan ceritain Ra, lagi dan lagi.

Alana sayang Adera🖤

"Alana, udah malem, ngga tidur?" tanya bunda yang baru muncul di pintu kamar Alana.

"Iya, sebentar lagi ya, Bun" jawab Alana.

"Ya udah, jam setengah sebelas udah harus tidur ya" perintah bunda.

"Siap, Bun" kata Alana.

#GoodBye

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Good ByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang