Prolog

1.1K 190 1
                                    

Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang.

***

"MINGGIR!" teriak cowok tinggi yang berlari ke arah Syahwa dan Safwan di tengah banyaknya orang berlalu lalang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"MINGGIR!" teriak cowok tinggi yang berlari ke arah Syahwa dan Safwan di tengah banyaknya orang berlalu lalang.

Bukannya minggir seperti Safwan, Syahwa malah berdiri mematung di tengah jalan. Dia bingung harus berbuat apa dan minggir kemana, alhasil cowok dengan hoodie biru itu menabrak Syahwa dan membuat keduanya jatuh.

Syahwa mengaduh saat melihat paha dan betis bawahnya berdarah di sertai rasa nyeri. Dia ingin misuh-misuh dan menjambak rambut cowok yang menabraknya namun belum sempat karena sudah hilang entah kemana.

"Gak papa toh?" tanya Safwan seraya mengulurkan tangannya.

Syahwa menggapai tangan kakaknya, berusaha berdiri meskipun beberapa bagian kakinya masih nyeri. "Mas, seharusnya tadi narik aku. Kok malah minggir sendirian, egois namanya."

"Maap, hehehe" Safwan nyengir sampai deretan gigi putihnya terlihat semua.

"Udah tau pasar banyak orang lalu lalang, bisa-bisanya itu cowok lari-lari estafet." Bibir Syahwa masih saja nyerocos.

Safwan hanya bisa tersenyum manis mendengar ocehan adiknya sambil sesekali mengeratkan genggamannya agar buah-buah di dalam tas kresek tidak jatuh kemana-mana.

Di tengah ocehannya yang panjang, syahwa merasakan pipi dan bibirnya tersapu angin. Dia meraba bibir untuk memastikan apakah masker medis yang ia kenakan masih ada.

Raut wajah ayunya berubah jadi khawatir. Ternyata maskernya sudah jatuh entah kemana, kalau di pungut pun juga tidak berguna lagi.

Tampa ba-bi-bu Syahwa menutup bibir dengan jemari kecilnya.

"Mas, maskerku hilang" adu Syahwa pada kakaknya.

Safwan merogoh saku celana pendeknya, untungnya dia selalu membawa masker cadangan untuk hal-hal yang tidak terduga seperti ini. Safwan tahu betul pentingnya memakai masker di tengah maraknya virus Corona.

"Nyoh" ucap Safwan yang membuat adiknya langsung bunga.

"Ngomong-ngomong, dompetku mana yah?" Syahwa merogoh kantung roknya.

Kantong kanan, kantong kiri sudah di cek tapi tetap saja dompet dengan gambar Beruang itu tidak ada.

"Loh? Eh?" Syahwa masih berusaha mencari.

"Kok? Gak ada? Perasaan tadi sebelum beli Jeruk ada" tanya Syahwa pada diri sendiri.

Keringat sebesar biji jagung mulai menghiasi pipi dan dahinya, dompet yang hilang itu berisi uang lima ratus ribu juga kartu pelajar miliknya.

"Ha?" tanya Safwan memastikan apa kata adiknya tadi karena terlalu pelan.

Dengan bibir bergetar dan jantung tak karuan Syahwa menjawab. "U-uangku, dompetku, kartu pelajarku..."

Safwan mengerutkan keningnya karena ucapan Syahwa putus di tengah jalan. "Dompet?" tanya Safwan lola.

"Eh? Tadi copet! Tadi copet! Yang nabrak kamu! Aku baru ingat kata Pak Haji Abdul!" seru Safwan setelah berhasil mencerna kalimat adiknya.

Ngomong-ngomong sebelum berangkat tadi, Pak Abdul tetangga Safwan bilang kalau sekarang ini warga lagi resah karena ada copet yang berkeliaran di pasar.

"Duhhh" Syahwa mengaduh, dia bingung harus berbuat apa. Uang lima ratus ribu itu tidak sedikit dan tentunya tidak muda di dapat dalam sekejap.

"Ihklasin aja" ucap Safwan enteng, karena bukan dia yang kehilangan uang.

Ihklas gundulmu!

"Pokoknya kalau ketemu lagi aku tonjok hidungnya, aku jambak rambutnya!" janji Syahwa pada diri sendiri.

Syahwa diam sejenak demi mengumpulkan memori di dalam otaknya tentang wajah copet itu.

Hidung mancung dan punya telinga yang besar, Yap! Sekarang Syahwa sudah ingat meskipun sedikit karena hanya melihat wajah copet itu sekilas.

Syahwa bersumpah akan mencari cowok bangsat ini lalu menyeretnya ke tengah pasar agar di hakimi warga atau gak di seret ke kandang Layla anjing Mas Jagad biar di gigit.


***

Potret Mas Jagad dan Mbak Layla yang bikin iri netizen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Potret Mas Jagad dan Mbak Layla yang bikin iri netizen.

Terima kasih
sudah membaca
prolog ini.

Endless confession Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang