Pengingat

43 7 11
                                    

Playlist :

∴Usik - Feby Putri∴



Warning:

Terdapat sedikit bahasa jawa, kata yang tidak dimengerti akan tersedia terjemahan yang berada di bagian paling bawah●

Tidak berniat menyalin siapapun, unsur nama dan tempat merupakan kebetulan tidak disengaja, tidak ada niat menggurui. Ini hanyalah cerita fiksi●●

●●●Kata diambil dari KBBI yang terbantu oleh ChristinaTirta namun, ingatkan kembali jika menemukan kesalahan●●●

●●●●Disarankan menyetel video di mulmed atau memakai lagu yang sudah tercantumkan●●●●

↧↧↧

Seandainya tidak ada lagi yang mengharapkan perandaian.❞
↪Zrayu_11↩

Selamat membaca😊


13..

Glek, kutelan saliva yang terasa pahit. Sirine ambulan berbunyi untuk yang ke-13 kalinya dalam hari ini seakan mengejekku begitu kencang sampai terdengar di rumahku yang tidak begitu jauh jaraknya dengan jalan raya. Entah karena aku yang sedang mempunyai waktu luang atau karena aku yang terlalu takut bunyi sirine ambulan tidak terdengar, lagi.

Kuamati angka 13 yang baru saja kutulis dalam buku catatan Matematika. Di sekitar angka 13, tentu saja banyak angka-angka sebelumnya untuk menandai berapa kali ambulan telah terdengar. 'Maklum saja, otakku tidak secerdas Zoey Davis di film Escape Room atau---Tunggu, kenapa aku membahas ini?' Di bagian depan buku dilengkapi dengan coret-coret khas anak SMU yang malas menulis rumus ataupun soal pelajaran mematikan itu.

Malas mengamati angka yang tidak akan berubah menjadi nyata itu, perhatianku teralih pada televisi yang sudah tidak berfungsi lagi. Sebenarnya aku ingin ikut dengan om Joko yang waktu itu menjarah barang-barang di kota, untungnya hari itu ibu melarangku. Kalau tidak, aku pasti akan ikut mati oleh virus diluar sana yang menempel dalam barang jarahan yang diambil om Joko dan teman-teman seperjuangannya, tapi aku jadi tidak punya televisi baru yang bisa menampilkan berita dunia hari ini. Ini menyedihkan! Aku harus mengungsi di rumah Eko untuk menonton televisi ditemani oleh orang tuanya yang over protektif. Wajar sih mengingat virus sudah menguasai seluruh dunia bahkan ibu juga sudah sama overnya. 'Huh, enak sekali ya virus ini!'

"Maksudnya?"

Aku tersentak kaget mendapati Ilyas menatapku dengan matanya yang sayu membuatnya tampak menyedihkan namun tetap manis. Tanpa sadar, aku tadi menyuarakan pikiranku hingga adikku mendengarnya ya?

Kenang (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang