- 01

91 16 2
                                    



ketika matahari sudah terbenam, nakyung langsung bersiap makan malam setelah sebelumnya mandi sore.

mama sedang memasak ketika nakyung duduk di kursi meja makan. maniknya memandang mama di dapur.

hari ini kelas nakyung mendapatkan jadwal ulangan harian. dan dia sama sekali tidak bisa fokus mengerjakan.

entah bagaimana, bayang-bayang kak jisun selalu masuk ke dalam pikiran nakyung.

setiap kali nakyung berusaha mengingat apa yang sudah dia pelajari, bayangan kak jisun masuk. sehingga nakyung tidak bisa fokus karena terlalu larut dengan bayang kak jisun.

kalau boleh jujur, nakyung lelah hidup seperti ini. nakyung terlalu merindukan kak jisun.



sebenarnya kak jisun itu dimana?

ini sudah sangat lama, tapi kenapa kak jisun juga belum pulang?

memangnya kak jisun tidak rindu pulang ke rumah?

tidak rindu dengan masakan mama?

tidak rindu dengan ocehan ilmiah adiknya yang paling bungsu?

terlebih lagi, apa kak jisun tidak rindu dengan nakyung?

tepat ketika mama menaruh piring berisi masakan ke meja makan, nakyung berkata, "ma, aku kangen kak jisun. udah lama banget, ya, kakak gak pulang ke rumah?"

gerakan tangan mama terhenti. mama mengangkat wajahnya sedikit, mengulas senyum tipis. mama tidak menjawab, berbalik kearah dapur.

selalu begini, batin nakyung. nakyung sayang mama, tapi kenapa selalu ada hal-hal yang selalu disembunyikan dari dia?

"kakak berhenti berharap." suara jiheon, adik nakyung, memecah keheningan. membuat nakyung jadi melirik kearahnya.

bagi nakyung, sosok yang namanya jiheon itu tidak punya perasaan.

selalu seenaknya berbicara tanpa memikirkan perasaan orang lain. itu adalah deskripsi yang tepat untuk jiheon.

ibaratnya, mulut jiheon itu sepedas mulut admin lambe turah yang kerjaannya nyinyir setiap hari.

sosok jiheon itu terlalu ambisius. jiheon selalu mengejar apa yang dia impikan dan bagi nakyung itu mengerikan karena jiheon tak pernah peduli apa yang menghalangi mimpinya.

nakyung tak pernah mengharapkan sosok jiheon di dunia ini, baginya dia sudah cukup bahagia bersama kak jisun dan mama.

nakyung jadi ingat dulu dia pernah marah hingga mogok ngomong berhari-hari gara-gara kak jisun lebih memerhatikan jiheon daripada nakyung semenjak jiheon baru lahir.

saat itu nakyung masih berumur 4 tahun ketika jiheon lahir.

lucu juga mengingat bagaimana akhirnya nakyung mau berbicara lagi dengan dibujuk kak jisun juga dengan sogokan sekotak besar es krim.

"kak jisun gak akan pernah pulang. mending kak nakyung urusin nilai kakak yang jeblok itu." kata jiheon cuek sambil menarik kursi meja makan.

nakyung mendengus kesal. "apaan sih. sembarangan banget kalo ngomong."

"lupain aja kak jisun. gak bakalan balik juga."

nakyung terdiam. lupain kak jisun? apa ngelupain kak jisun segampang jiheon ngomong? diam-diam dia menggeram marah.

ada perasaan nakyung untuk kak jisun yang tidak akan pernah jiheon mengerti.

jiheon tidak sedekat itu dengan kak jisun, jadi tidak mengerti rasanya kehilangan kakak kesayangan.

selama ini tidak ada yang mengerti perasaan nakyung. memangnya kenapa kalau nakyung rindu kak jisun? memangnya mama dan jiheon sendiri tidak rindu?

tidak ada yang pernah mau menjawab ketika nakyung bertanya, malah menyuruh nakyung melupakan kak jisun.

nakyung yakin, ada sesuatu yang tidak dia ketahui tapi mereka tahu.

"kamu gak bakal ngerti." tanpa sadar, suara nakyung bergetar. "kamu gak tau rasanya kehilangan kak jisun karena kamu sendiri gak terlalu dekat dengan kak jisun!"

diluar dugaan nakyung, jiheon menggebrak pelan meja makan.

"APA? APA YANG GAK AKU TAU?" sentak jiheon marah. "apa? gak usah sok tau, nilai rendah gitu aja bangga."

tunggu, kenapa malah jiheon yang marah? disini seharusnya nakyung yang marah.

"udah! udah! sekarang waktunya buat makan malam!" lerai mama tegas. "masih untung mama masakin makan malam, lihat aja besok mama suruh kalian masak sendiri."

selesai makan malam, saat jiheon melesat ke dapur untuk meletakkan piring kotor, mama mendekati nakyung yang masih makan dalam diam secara diam-diam.

mama mengelus pelan puncak kepala nakyung, membuat nakyung mendongak menatap sepasang mata teduh milik mama.

"iya, kak jisun pasti bakal pulang. sekarang, nakyung tidur dulu, ya. berdoa biar nanti setelah bangun kak jisun sudah sampai di rumah." ucap mama sambil tersenyum tipis.

   mama... selalu punya caranya tersendiri untuk membuat hati nakyung serasa hangat.

malam itu, sebelum tidur, nakyung benar-benar melakukan apa yang mama ucapkan.

dia berdiri di depan jendela kamarnya yang menampilkan pemandangan langit mama, kedua tangannya diangkat, berdoa.

"tuhan, aku mohon, aku ingin ketemu kak jisun. aku kangen kak jisun. ya tuhan, tolong tunjukkan kak jisun jalan pulang. tunjukkan jalan yang aman agar kak jisun pulang dengan keadaan selamat tanpa tergores sedikit pun."








tak ada yang tahu, karena sepertinya tuhan benar-benar mendengarkan keinginan nakyung untuk bertemu kak jisun.













TWO THINGS I GONNA SAY

1. PLOT TWIST JOHAEYO

2. STAN LOONA HEHEH

-emptyben

happy ending  | lee nakyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang