BAB 1

321 89 6
                                    

Aku membenci mereka
yang selalu di utamakan
oleh orang tuaku!

---

   Perkenalkan nama ku Laura Santang aku berusia 16tahun.

   Aku terlahir dari keluarga bangsawan teman teman ku mengatakan kalau aku ini memiliki hidup yang sempurna.

   Tapi hidup ku sangat membosankan, aku anak tunggal dan kedua orang tua ku sibuk dengan bisnis mereka yang berada di Mesir.

   Ayah ku orang Indonesia dan ibu ku orang Tionghoa.

   Aku tinggal di mansion bersama dua orang pelayan wanita dan dua penjaga pria dan satu tukang kebun pria.

   "Nona makan malam sudah siap"

   Aku berjalan menuju pintu.

Klek.

   Ku buka pintu dan melihat pelayan dengan rambut pirang dia bernama
Serra 23tahun.

   "Aku malas turun
    antar saja makan malam ku

   Sebelum ku tutup pintu pelayan satu ku datang membawa nampan dengan satu piring, satu mangkok dan gelas.

   "Nona makan malam nya"

   Rambut hitam di kuncit dialah Nizar 27tahun.

   Aku langsung mengambil nampan dari tangannya dan menutup pintu dengan kaki ku.

---

   Pagi harinya aku sudah selesai mandi, karena ini hari minggu jadi aku memutuskan untuk tetap dirumah.

   Aku memakai kaos warna putih lengan panjang dan celana joger warna coklat.

   Aku juga menguncir rambut ku dengan rapi lalu ku sisir poni depan ku. Aku turuni anak tangga dengan santai.

   Kedua pelayan ku sedang membersihka meja.

   "Nona pagi" sapa keduanya

   Aku tidak menjawab sama sekali
males banget kan bicara pagi pagi gini.

   Aku pergi ke halaman belakang menghirup udara pagi yang segar.

   Oh ya aku baru ingat Mamah ku memberiku dua pasang anak rubah tapi aku gak pernah menyentuh atau menggendongnya.

   Rubah kan hewan liar ada ada saja Mamah ku memberikan hadiah begitu. Dan aku tidak suka dengan hewan berbulu. Aneh bukan?

   Mamah ku juga membangun kandang yang sangat bagus untuk kedua rubah itu.

   Ah lihatlah pintu normal seperti rumah manusia. Aku gak pernah masuk kedalam sana.

   Kira kira sudah tiga bulan kedua rubah itu berada di rumahku.

   "Nona selamat pagi"

   Dialah tukang kebun ku bernama
Pak. Raka kira kira usianya 40tahun.

   "Apa kedua rubah itu masih hidup?"
    tanya ku melihat kedalam ruangan

   Disini terlihat dua kasur khusus rubah dan alas makan berada di atas meja pendek.

   "Red dan White?
    mereka sedang bermain di dekat
    danau"

   "Apa?!
    kok bapak lepas..
    nanti mereka berdua pup
    sembarangan" kata ku kesal

   "Maaf Nona tapi
    Nyonya besar bilang
    setiap pagi Rubah harus di lepas
    dan mereka itu bersih kok"

   Aku gak pedulikan Pak. Raka yang beri penjelasan.  langsung aja aku susul mereka yang ada di danau buatan.

   Dari sini ku lihat keduanya hanya menatap air danau.

   Setelah ku dekati mereka  aku tarik ekor rubah putih.

   Rubah merah menatap ku dengan tajam, Rubah putih ini malah menggeliat ke kanan ke kiri.

   "Awwwwk" kejut ku

   Sial rubah merah menggigit kaki kanan ku, langsung aja aku goncangkan kaki ku dan menendangnya sampai tercebur ke dalam danau.

Mampus!

   Lalu ku lempar rubah putih ke danau dan aku langsung pergi.

   Tidak menarik sama sekali kedua rubah itu. sialan untung gigitannya gak dalam.









TBC...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Legenda Rubah Ekor SembilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang