LUSTRÈ #2: POINT OF VIEW

4.3K 368 53
                                    

Minho baru saja keluar dari mobil dan hendak berjalan memasuki fakultasnya saat seseorang menahan lengannya.

"Baby please stop, gue minta maaf... Jangan ngambek gini." Seorang pemuda berkulit pucat dengan rambut pirang membalik tubuhnya sehingga mereka kini berhadapan.

" Seorang pemuda berkulit pucat dengan rambut pirang membalik tubuhnya sehingga mereka kini berhadapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ck, lepasin. Gue udah hampir telat." Minho mencoba menghempaskan tangan pemuda itu, namun tenaganya kalah besar.

"No, kiss dulu." Pemuda itu menununjuk-nunjuk bibirnya.

"Lu gila?!" Minho memberi tatapan tajam dan meninggikan suaranya.

"Iya, soalnya cuma lu yang bisa bikin gue gila." Pemuda itu menaikturunkan alisnya, membuat Minho makin kesal.

Minho menarik nafas panjang, kemudian memandang sekelilingnya sebelum kemudian mengecup pipi kiri pemuda tampan itu.

"Inget, gue pulang jam 16.00, kalo lu telat jemput gak usah nyariin karna gue udah pulang naik taksi." Minho pun menghempaskan tangannya dan kali ini benar-benar berjalan memasuki area fakultas.

Pemuda tampan yang baru saja mendapatkan ciuman di pipi itu pun kembali memasuki mobilnya yang berplat B 4N6 CHAN dan segera menjalankan Porsche hitamnya ke arah Fakultas Kedokteran.

*****

"Lesu amat Chan, abis diomelin lagi?" Seorang pemuda tampan dengan badge name 'Kim Mingyu' di bagian kiri jas labnya mendekati Bang Chan.

Pemuda yang dipanggil 'Chan' itu hanya menoleh dan tersenyum sekilas pada teman sekelasnya itu.

"Hobi amat sih dia ngambek, moodyan. Atau... Lagi 'ngisi' ya?" Mingyu tersenyum nakal, membuatnya langsung mendapatkan pukulan penggaris dari Bang Chan.

"Gue gak sebajingan itu bikin anak orang 'ngisi' sebelum nikah." Balas Bang Chan.

"Haha, abisnya tiap hari lu bilang dia ngambek mulu ngambek mulu." Mingyu kini fokus pada mikroskopnya.

"Emang gitu sifatnya." Jawab Bang Chan.

"Kok lu tahan? Males banget gue kalo pacaran cuma buat diomelin mulu tiap hari. Untung kak Wonwoo gak gitu." Mingyu menyebut nama kakak tingkat mereka yang merupakan kekasihnya.

"Ya gimana lagi, namanya aja udah bucin." Tiba-tiba Bambam, seorang pemuda lain yang duduk di hadapan mereka menyahut. Ia menguping rupanya.

"Ya bucin juga ada batasnya kali. Gimana mau ngebucin kalo dikit-dikit udah diomelin?" Mingyu masih betah 'mengompor'.

Apakah Bang Chan berkomentar? Tidak. Ia hanya tersenyum setiap mendengar ucapan teman-temannya yang mengomentari hubungannya dan Minho. Bagi Bang Chan, apa yang dilihat orang sangat berbeda dengan apa yang dirasakannya langsung. Dan faktanya itu memang benar kan, orang-orang hanya bisa berkomentar tanpa mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LUSTRÈ • BANGINHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang