"Alea .... Aleana Pramudya. .... Ahhh," pekik Angga, bersamaan dengan basahnya area celana miliknya. Angga bernapas lega, sesuatu yang nikmat lolos lah sudah. Tubuh telanjang yang hanya dibalut celana dalam itu menggeliat.
Angga sampai terjengkit bangun, merasakan celana dalamnya yang basah. Bukan karena air, tetapi karena cairan yang keluar dari dalam dirinya. Semua tidak sengaja, terjadi begitu saja. Angga merasa heran, kenapa Alea yang hadir dalam mimpi basahnya.
Angga berdiri di depan cermin wastafel di kamar mandinya, tadi ia segera bangun dan berlari ke kamar mandi karena merasa risih. Ia tersenyum kecil.
"Kenapa harus Alea?" gumam Angga sambil membasuh wajahnya. Mencoba menghilangkan sisa-sisa kenikmatan yang ia dapat dari mimpi tadi. Tak dipungkiri, kenikmatan itu menjalari setiap sendi di tubuh Angga. Meskipun itu hanya mimpi.
Angga hanya mengenakan celana pendek dan t-shirt tanpa lengan, ia melenggang keluar dari kamar. Sebenarnya ini masih terlalu pagi untuk dia bangun, biasanya Angga akan kembali bergelung ke dalam selimut. Namun, tidak untuk hari ini, dia memilih keluar dari kamarnya.
Sesampainya di ruang makan, Alea sudah duduk di meja makan. Angga menarik kursi di sebelah Alea, gadis itu tengah menikmati segelas susu.
Pagi ini Alea hanya mengenakan tank top dan hot pant yang hanya menutupi sejengkal pahanya, gundukan di dadanya terlihat sangat menonjol. Seakan apa yang dikenakan Alea tak mampu untuk menutupi.
Angga mengamati lekuk tubuh Alea, membandingkan dengan Alea di dalam mimpinya.
Mulai dari wajahnya, persis. Ya, wajah Alea.
Pandangan Angga terfokus pada bibir Alea. Di mimpinya, bibir itu juga sempatdia kecup.
Beralih ke dada, dada yang membusung itu terasa padat dan tumpah ruah dalam genggaman Angga. Dengan puncak merah muda, begitu menggugah selera.
Angga menelan ludahnya susah payah, membayangkan apa yang terjadi di alam bawah sadarnya. Tak lupa juga Angga mengamati pinggul Alea, pinggul yang begitu lihai bergoyang diatas tubuhnya. Sensasi dari dalam mimpi terasa begitu nyata, membuat sesuatu dalam tubuh Angga berkedut. Menggeliat, ingin dibebaskan dalam kungkungan celana.
Ketukan gelas yang Alea letakkan di atas meja kaca mengagetkan Angga, membuyarkan lamunannya.
"Kakak, tumben sudah bangun?" tanya Alea, ia menolehkan wajahnya menatap Angga.
Angga gelagapan, tak siap mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Alea. Hingga ia kesulitan menjawab pertanyaan sepele dari gadis itu. Mimpinya benar-benar mengacaukan segalanya.
"Ada klien ingin bertemu pagi ini," kilah Angga.
Alea mengangguk-angguk. Dalam hati ia senang, karena bisa keluar rumah lebih awal. Angga pasti berangkat kerja awal juga. Waktu yang akan Alea habiskan dengan Dio akan terasa lebih panjang.
"Oh, jam berapa memang?" tanya Alea memastikan.
"Jam delapan," kata Angga, ia mengambil setangkup roti dan mengoleskan selai di atasnya.
Alea menatap jam dinding di ruang makan, sejam lagi ia akan bersiap-siap juga. Dio pasti sudah tidak sabar menunggunya.
"Kamu sudah minta Buk Supi membuatkan sarapan?" tanya Angga.
"Aku tidak biasa sarapan makanan berat, Kak. Paling roti sama susu saja, cukup."
"Aku juga jarang sarapan di rumah," kata Angga, meneruskan mengunyah rotinya.
Angga pamit setelah menghabiskan rotinya, lalu pergi ke kamarnya. Begitupun Alea.
Tadi Alea sudah izin kepada Angga, bahwa hari ini akan pulang terlambat. Banyak yang harus diurus di kampusnya. Angga sempat menawarkan untuk mengantar Alea, tetapi ia ingat ucapannya jika ada klien pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lea & Angga 21+
RomanceAlexa dititipkan oleh kedua orang tuanya ke Bandung, di rumah Angga - Sepupu Alea. Semua dilakukan kedua orang tua Alea agar sang putri tak terjerumus dalam pergaulan bebas yang tak terkontrol. Mereka rasa tinggal dengan Angga adalah pilihan yang te...