ANAKTENGAH01

80 1 0
                                    

Shello turun dari kamarnya dengan seragam lengkap, Shello berjalan kearah kursi kosong dan langsung mendaratkan bokongnya disana

"Ma, punya Shello kok ga diambilin?" tanya Shello yang melihat Anita-mamanya sedang mengambilkan nasi goreng untuk Adisty-kakaknya

"Ambil sendiri Shello kamu kan udah besar" jawab mamanya sambil memberi sepiring nasi goreng kepada kakaknya

"Tapikan kak Disty juga udah besar tapi masih mama ambilin"

"Aduh! Udah deh Shello mama mau makan!

Shello terdiam dan mengambil nasi gorengnya sendiri 'Lagi-lagi' batin Shello tersenyum kecut

*******

Shello masuk kedalam kelas dengan mood yang berantakan, dan langsung duduk di tempatnya sambil menenggelamkan kepalanya dilipatan tangan

Betapa ributnya kelas ini hingga membuat Shello menegakkan kepalanya dengan perasaan marah

"DIAM BANGSAT!APA PERLU GUE POTONG LIDAH KALIAN SATU-SATU BIAR KALIAN SEMUA DIAM?" teriak Shello membuat semua orang yang berada dikelas ini bergidik ngeri

Dengan nafas memburu Shello keluar dari kelas yang membuat moodnya semakin hancur

Langkah Shello berhenti dibelakang perpustakaan untuk menyalurkan kemarahannya dengan cara meninju-ninju dinding belakang perpustakaan

"Anjing" umpat Shello sambil menggerakan tangannya meninju dinding

Shello memukul dinding dengan membabi buta tak menghiraukan tangannya yang sudah tak berbentuk karna banyaknya darah segar yang keluar

Disisi lain semua murid yang berada dikelas X Ips2 terdiam tak ada yang bergeming sejak kejadian tadi, kejadian dimana Shello marah, bahkan sekarang tak ada yang berani bersuara, hingga membuat gadis yang baru saja datang ini terlihat bingung "kok pada diem?tumben" tanya jihan, gadis yang baru saja memasuki kelas

Tak ada yang menjawab dan itu membuat Jihan kesal

Brak!

Jihan menggebrak meja yang berada di paling depan hingga membuat gadis cupu yang duduk disana terlonjak kaget "Gue tanya kenapa?" kesal Jihan

"I-itu han She-Shello ma-marah"

Jihan membelalakkan matany dan langsung melempar tasnya kesembarang arah yang terpenting sekarang adalah Shello, sahabatnya

Jihan berlari keluar kelas mencari Shello tanpa memperhatikan jalan dan menabrak murid-murid yang berlalu lalang

Jihan khawatir, jika sudah seperti ini pasti Shello akan menyakiti dirinya sendiri, dan itulah yang membuat Jihan sangat mengkhawatirkan sahabat satu-satunya itu

"Lo dimana sih she?" gumam Jihan yang tak kunjung menemukan Shello

"Oh iya gue tauu!" ucap Jihan dan langsung berlari

Grep!

Jihan memeluk Shello dari belakang

Shello memberontak "Lepas bangsat!"

"She udah ini gue, Emak lo" bisik Jihan tepat ditelinga Shello

"Lepas Han gue ga mau nyakitin lo" Shello masih dengan posisi yang sama

"Kalo lo ga mau nyakitin gue, lo bergenti ninjuin dinding she! Kasian dindingnya!"

Shello berbalik dan langsung menonyor kepala jihan "dasar kampret!"

"Lagian lo ngapainsih disini?drama bat hidup lo, marah abis itu mukulin dinding, dah kayak di pilem-pilem aja lo" inilah Jihan yang selalu bicara ngaur namun mampu membuat Shello tertawa

"Ya gue sih pengennya nangis sambil ujan-ujanan terus ada abang-abang yang mayungin gue, kebayangkan So Sweet?"

"Terus kenapa ga lo lakuin?"

"Ujannya ga mau turun yaudah dari pada gue nangis sambil tereak-tereak ditengah lapangan mending gue ninjuin dinding, dan dindingnya ga mungkin kan ngebalas tinjuan gue"

Jihan mengangguk-angguk "Bener juga ya, yaudah lanjutin"

"Oke" dan Shello pun kembali keaktivitas awalnya, meninju dinding, sedang kan Jihan? Dia Seperti orang bego' yang melihat pertunjukan tinju

Ini yang bego' Jihan atau Shello sih kesel gue

*******

"Aarrgg" bukan Shello yang berteriaj melainkan Jihan yang sedang mengobatinnya, Jihan memang tak berani melihat luka yang banyak mengeluarkan darah seperti lukanya saat ini

"Aarrggh" ini kesekian kalinya Jihan berteriak dan membuat Shello jengah dibuatnya

Shello mendengus kasar, melihat Jihan yang terus berusaha mengobatinnya,Shello tak memaksa Jihan agar mengobatinya, bahkan Shello menolak karna dia tau bahwa Jihan tak berani melihat luka namun Jihan terus memaksa agar dia bisa mengobati tangan Shello dan menarik Shello sampai kesini, UKS

Kening Jihan berkerut melihat Shello yang santai "She lo ga kesakitan gitu?"

"Ga b aja, lo nya aja yang lebay"

"Sembarangan!" Jihan yang kesal langsung menekan luka Shello

"Sshh sakit bangsat!" ringis Shello menarik tangannya dari Jihan, bisa-bisa lukanya tambah parah karna Jihan

"Aelah dikit lagi She tinggal diperban juga" Jihan kembali menarik tangan Shello dan memperban asal tangan Shello

"Apaan nih? Kok begini bentuknya?" tanya Shello melihat  tangannya yang diperban asal-asalan

"Aelah She gapapa kali ini tu bentuk perjuangan gue yang ga pernah dihargai"

"Makanya kalo ga dihargai ngapa masih mo berjuang sih? Cari yang laen dong, lemah lo"

"Aduh neng nyadar diri dong masih mending gue yang berusaha perjuangin orang yang pasti dari pada lo belom bisa move on"

"Pasti apaan?"

"Pasti ga dihargai lagi dongg!" ketus Jihan

Shello terkekeh, sahabatnya ini emang unik dan berbeda dari yang lain

"OH IYA SHE GUE MAU CERITA" teriak Jihan tiba-tiba yang membuat jantung Shello hampir jatuh

"Gosah tereak-tereak anzeng! Kaget gue"

"She lo tau? Masa kata orang kak Tiano itu gay, lo percaya She?kalo gue sih percaya"

"Tiano?"

"Siapa?" lanjut Shello yang bingung

Jihan mendengus, ia tak terkejut saat tau Shello tak mengetahui Tiano karna memang Shello itu tak perduli dengan keadaan sekitar

"Kak Tiano itu most wanted di sekolah ini sama kayak lo, tapi bedanya dia itu pinter dan kesayangan para guru ya bisa dibilanglah kalo dia itu Goodboy" jelas Jihan panjang lebar yang disimak baik oleh Shello

"Oh jadi maksud lo gue itu bego' dan bukan kesayangan guru gitu?" dengan santai Shello bertanya

"Ya bagus deh kalo lo nyadar"

Laknat emang:v

















ANAK TENGAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang