"ma, anya takut" ucapku
"takut apa sayang?" tanya mama
"anya gamau pergi" jawabku, aku tak kuat lagi, air mataku menetes
semua orang saling menatap, sapphire ikut terisak dipelukan martes.
"hei, anya yang kakak kenal gak begini loh" kata kak adrian
"anya orangnya optimis, anya percaya kalo semuanya bakal baik baik aja" lanjut kak adrian
"anya kuat, anya perempuan kuat" sambung martes
"anak papa yang paling cantik, anya gak bakal kemana mana, kita semua bakal tungguin anya sembuh" kata papa sambil memeluk mama yang sedang mengelap air matanya dengan tisu
"nanti anya bangun, anya mau apa? kakak beliin deh" kata kak adrian sambil mengelus pipiku
"anya mau melihara ikan cupang" jawabku, aku memang kadang suka meminta hal yang tidak jelas
"iya nanti kakak beliin yang banyak ikan cupang buat anya, makanya anya cepet bangun lagi ya?" kata kak adrian
air mataku semakin deras, aku tidak bisa kehilangan mereka, tidak bisa. aku yang biasanya jarang menangis akhirnya tidak bisa membendung semua ini lagi, tidak peduli tapi aku tidak kuat menahannya. sapphire memelukku, martes menggenggam tanganku, aku makin tidak bisa menahan ini
"anya sayang kalian semua" ucapku
detik selanjutnya, yang aku sadari adalah para perawat sudah datang ke kamarku untuk membawaku ke ruang operasi, sapphire menangis sangat sedu tidak mau melepaskanku, martes kesusahan untuk membujuknya untuk tenang.
"sapphire, jangan nangis woi, arab lu luntur tau" ucapku untuk menenangkan sapphire
"ntar gua balik lagi, kalo gua sembuh kita jalan jalan bareng" ucapku yang masih berusaha bikin sapphire tenang
"janji lu ya balik lagi, awas kalo kagak gua marah sama lu" kata sapphire yang sudah rada tenang
"woi martes, lu kaga mau peluk gua? emang lu gak bakal kangen sama gua ha?" ucapku berpura pura sebal
"yaampun anyaku, maaf gua ga peka, cepet sembuh ya, jangan sampe nanti gua bikin cara biar bisa hidupin orang mati" kata martes lalu dia memelukku, aku tersenyum
"mama bakal temenin aku kan?" tanyaku
"iya sayang, mama ga bakal kemana mana" ucap mama sambil mengelus rambutku
"anya sayang papa, papa kan baru pulang abis ini istirahat ya" ucapku pada papa
"iya sayang, abis ini papa istirahat sambil nungguin anya selesai dioperasi" jawab papa
aku dibawa oleh perawat menuju ruang operasi, jujur, rasanya menegangkan, rasanya seperti kau akan masuk dunia yang baru. dokter bilang rasanya tidak sakit, karena ada obat bius yang membuatku tertidur dan tak bisa merasakan apa apa, mama ada disampingku sambil memegang tanganku, aku melihat ke arahnya, mengisyaratkan bahwa aku tidak ingin seperti ini, lalu mama tersenyum mengelus rambutku.
"sayang, anya ga bakal kenapa napa, nanti anya selama tidur ada yang jagain anya" bisik mama, aku lihat mama melirik dokter yang sudah siap membiusku
"anya bakal dijaga" lanjut mama sambil mengelus rambutku
aku mulai mengantuk
"dormir" bisik mama
hah? aku berusaha mendengar lagi apa yang mama ucapkan
"dormir" bisik mama lagi, lalu, semuanya gelap.
.
.
.
*gaps*
aku terbangun, nafasku sesak, aku panik melihat kesekitarku. dimana selang oksigen? dimana selang oksigen? aku terus meraba raba sekitarku, rasanya panas dada ini sama sekali tidak menghisap oksigen, lalu aku terjatuh, dan hey.. nafasku kembali normal. aku berusaha berpikir sejenak, sejak kapan kamar rumah sakitku berubah menjadi rumah kaca? jelas jelas aku berada didalam rumah kaca, aku berdiri berusaha mencari seseorang, mama papa dimana? kak adrian? sapphire dan martes dimana?. tapi ternyata indah juga didalam sini, semuanya penuh dengan bunga matahari, bunga kesukaanku.
tunggu-
jangan jangan-
"aku sudah meninggal?" tanyaku pada diri sendiri, aku terdiam.
aku masih berpikir, apa iya aku sudah meninggal? begini rasanya? lalu? ini surga? aku masih tenang, aku tidak bisa menangis, aku ingin tapi tidak bisa, aku sudah tidak bisa berpikir jernih lagi, aku melihat diseberangku ada pintu, ya mungkin itu pintu untuk keluar dari sini dan kembali ke rumah sakit. aku panik dan langsung berlari ke arah pintu itu, langsung aku genggam erat gagangan pintu itu dan ku dorong sangat kencang sampai aku terjungkal dan terjatuh didepan pintu itu.
aku menangis, tidak tahan lagi. aku benar benar sudah meninggal.
yang ku lihat hanyalah hitam dan putih, mataku buta?! mungkin ini azab karena selama aku hidup aku sering mencolok mata ikan yang sudah mati disupermarket. haha konyol- tidak mungkin.
"Ini dimana?" Batinku, sekelilingku gunung, hei mataharinya ada dua! Air mataku semakin deras melihatnya, tunggu-
"Apakah itu laut?" Ucapku sambil memandang ke atas, bentar, aku ada didasar laut?
Ah sumpah, aku tidak bisa berpikir jernih. Surga seabstrak ini?! Aku ingin pulang, batinku. Aku ingin kembali ke mama, aku ingin kembali ke rumah sakit, kembali ke duniaku yang normal. Aku meringkuk dibawah pohon besar didekatku, meringkuk dan menangis. Siapapun tolong aku-
"Kesendirian lebih menyakitkan dari pada kematian" ucapku yang masih menangis terisak isak
"Siapapun tolong, aku pengen pulang" ucapku
"AKU PENGEN PULANG!" jeritku, menggema, tak ada yang menyaut, rasanya hitam dan putih menertawakanku. Aku tertidur dibawah pohon itu, masa bodoh, aku sudah menyerah dengan hal konyol ini.
sia sia aku mencoba ingin tidur pun rasanya tetap saja seperti sedang terbangun, tidak ada nyenyak ataupun mimpi, rasanya hambar, bisakah orang yang sudah mati bunuh diri? jika bisa aku ingin melakukannya sekarang juga, surga tidak seindah itu ternyata
"hei kau yang disana!"
aku terbangun dari tidurku yang sebenarnya bukan tidur, aku sepertinya mendengar seseorang atau mungkin saja aku sudah mulai gila, entahlah, aku hanya kehilangan harapan.
"hei kau yang disana, hidup kah kau?"
aku terkejut, benar! aku mendengar suara, tapi dimana? siapa? aku langsung bangkit dari rebahku dan mencari sumber suara itu, aku terus mencari dari mana sumber suara itu
"hei"
lalu aku menoleh kebelakang, seorang laki laki, tinggi, dengan matanya yang sipit, bibir yang tebal, dadanya bidang. kau kenal edward cullen dari film twillight? ya sekilas mirip dia namun versi bukan vampirenya. kan aku bilang hanya sekilas bukan persis mirip, jadi tolong jangan salahkan aku. dan juga hitam putih seperti yang lainnya
"kau baik baik saja?" tanyanya
aku tersenyum, air mataku turun.
"hei kau ini kenapa?" tanyanya lagi
aku langsung memeluk orang itu, terserah dia itu manusia atau bukan, aku tidak peduli, atau dia hanyalah khayalanku, tidak peduli, yang penting ditempat ini aku tidak sendiri
"terima kasih, aku kira aku sendirian dunia yang suram ini" ucapku
"eh?" ucap laki laki yang sedang ku peluk ini
dia memelukku lebih erat, haha aku tidak peduli, aku tidak sendirian akhirnya
"akhirnya aku menemukanmu" ucapnya lagi
hah? tunggu sebentar? menemukanku? ini sudah janggal, aku melepaskan pelukannya dan memasang muka curiga
"hah?" tanyaku bingung, dia hanya tersenyum
"selamat datang di dormir" ucapnya sambil tersenyum
ok, aku tidak bisa mengerti apa yang sedang terjadi sekarang.