🦇 4 🦇

315 26 1
                                    

Kamar itu didominasi cat berwarna merah, ranjang besar dengan selimut tebal berwarna hitam. Pada bagian langit-langit ruangan lampu kristal berwarna hitam menggantung, ruangan itu begitu remang dan hanya mendapat cahaya dari satu buah lilin pada sudut ruangan.

Tirai tebal menutupi jendela kaca besar, suhu dalam ruangan tertutup itu begitu dingin dan nyaman.

Saat ini, di atas ranjang, dua raga sedang saling menghangatkan. Seorang gadis dengan surai putih berada di bawah tubuh pria tampan dengan tatapan mata yang tajam. Mereka sedang berciuman, tangan pria itu perlahan membuka bra hitam pada tubuh gadisnya, sedangkan tangan yang lain menahan tubuhnya dan memberi jarak tak terlalu jauh pada mereka.

"Eum," desahan gadis itu tertahan, bra hitam yang ia kenakan sudah terlepas dan terhempas di atas lantai marmer berwarna gelap.

Pria itu kemudian meremas pelan payudara berisi gadisnya, tak lupa ia memilin puting yang sudah mengeras. Ciuman lembut itu perlahan berubah menuntut, sedangkan tubuh telanjang mereka saling bergesek.

Pria itu melepas lumatan bibirnya, matanya terbuka perlahan lalu menatap gadis cantik yang masih memejam erat.

"Magna ... ah, jang-ngan permainkan aku!" ujar Gadis itu sambil menggeliat manja, rasa geli mendominasi tubuhnya, kewanitaannya terasa berkedut dan ia tak sanggup mengatur napas untuk tetap tenang.

"Ella, apa kau mencintaiku?" tanya Magna yang masih memainkan puting payudara Rafaella.

"Mag-na! Ahh ... aku mohon," ujar Rafaella. Gadis itu membuka mata, ia beradu tatap dengan Magna yang masih setia memandangnya.

"Katakan, Ella. Apa kau mencintaiku?" tanya Magna sekali lagi.

Bukannya menjawab, Rafaella mengangkat kepalanya sedikit dan melumat bibir Magna. Mata gadis itu terpejam, ia juga menggigit bibir bawah Magna dan segera memasukkan lidahnya saat Magna membuka mulut.

Magna mengalah, pria itu membiarkan Rafaella mendominasi permainan. Ia memeluk raga gadis itu, berguling dan mengubah posisi Rafaella menjadi di atas tubuhnya. Tangan Magna membelai kulit halus Rafaella, ia memejam erat dan membalas permainan bibir gadis kesayangannya.

"Eum," desah Rafaella tertahan. Gadis itu segera melepas lumatan pada bibir Magna, ia menatap mata pria itu. Debaran yang sangat aneh, dan ia hanya tahu jika itu cinta.

"Ella, apa kau mencintaiku?" tanya Magna.

Rafaella tersenyum. "Sangat mencintaimu."

Magna kembali mengubah posisi mereka, tubuh Rafaella berada di bawah kuasanya. Pria itu segera melumat puting payudara Rafaella, tangan kirinya meraba bagian paha dan naik pada kewanitaan Rafaella.

Rafaella yang merasakan sentuhan dan lumatan itu menggigit bibirnya, ia mengatur napas agar tetap bisa bertahan untuk melayani Magna.

Magna segera membuka belahan pada kewanitaan Rafaella. Pria itu memainkan klitoris dan melepas lumatan pada payudara Rafaella. Tidak sampai di situ, Magna segera melumat puting payudara yang lain, dua jemarinya masuk ke dalam liang nikmat Rafaella dan bergerak pelan.

"Ah ... Magna! Aah, yah ... terus!" racau Rafaella.

"Eum," sahut Magna singkat dengan bibir yang masih menyusu pada payudara Rafaella. Pria itu memasukkan tiga jari pada kewanitaan Rafaella dan menggerakkannya cepat.

"Mag-na ... ah!" Rafaella tak bisa lagi bertahan, napas gadis itu terengah lelah dan tubuhnya begitu lemas.

Magna terus bermain, kini ia mengeluarkan jemarinya dan melepas lumatan pada payudara Rafaella. Pria itu segera menjilat bagian perut Rafaella, tangan kini meremas payudara berisi milik sang gadis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr. Vampire ... I Want You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang