Xie Lian duduk mengamati keadaan di bawah dengan penuh minat. Ia sudah lama mengawasi keseharian para manusia di bumi, tapi mengapa dirinya tidak pernah melihat San Lang?
Xie Lian menghela napas. Menghentikan salju sepenuhnya. Ia memerintahkan angin membawa pergi awan-awan yang menyelimuti langit dan membiarkan bintang-bintang kembali bertebaran menampakkan sinarnya yang cantik di sisa malam itu.
Peri salju itu kemudian termenung, memandang bintang-bintang dari tempatnya. Dia merasa iri, karena bintang-bintang itu sangat banyak, mereka tidak akan kesepian. Bahkan dari jarak yang jauh, Xie Lian masih bisa mendengar percakapan mereka.
"Menurutmu, apakah para kunang-kunang itu bisa menyamai kita?"
"Jumlah mereka tidak sebanyak kita. Mereka tentu saja bukan tandingan para bintang."
"Jangan khawatir, para manusia tidak akan berpaling dari keindahan kita."
"Yang kudengar, raja kunang-kunang sangat tampan."
"Ya, dia sangat tampan. Banyak peri yang mengaguminya."
"Meskipun begitu, dia tetaplah musuh kita."
Peri salju untuk kesekian kalinya menghela napas. Jika ia memiliki banyak teman, akankah dirinya juga akan membicarakan orang lain seperti itu? Memandang makhluk lainnya dengan rendah?
Peri salju hanya mendengarkan dalam kebosanan dan ketika kantuknya telah tiba, tanpa sadar ia jatuh tertidur.
Keesokan harinya, peri salju bangun dengan suasana hati yang baik. Dia menurunkan salju dalam intensitas yang ringan. San Lang tidak boleh terlalu kedinginan, pikirnya. Ia mengepakkan sayapnya untuk turun ke bumi. Setelah sampai, Xie Lian bersembunyi di balik pohon besar dan mengubah wujudnya.
"San Lang..." Panggilnya ketika ia berjalan menghampiri tempat mereka bertemu kemarin.
"Hmm?" Sebuah sahutan terdengar dari atas pohon.
Peri Salju mendongakkan kepalanya, wajahnya yang pucat sedang tersenyum.
"San Lang tidak melupakanku, bukan?"
"Tentu saja tidak. Bagaimana bisa aku melupakan sosok cantik sepertimu."
Peri salju terkekeh. Merasa sangat gembira.
"Aku ingin naik!" Katanya.
"Naik saja, apa perlu aku bantu?" San Lang menyeringai menatapnya.
"San Lang pejamkan mata."
"Kenapa aku harus melakukannya? Aku ingin melihatmu."
Huft! Peri salju mendengus, masih tidak ingin memberitahu San Lang bagaimana ia bisa memanjat pohon.
"Pejamkan saja. Kalau tidak, aku tidak bisa memanjat."
"Tidak... Biar aku turun saja..."
Lalu San Lang melompat turun dari pohon. Berjalan mendekati Peri Salju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Snow Light
FanfictionSummary: Kegelapan malam diselimuti oleh hawa dingin. Akhir tahun, musim dingin telah tiba. Bulir-bulir salju turun menutupi hamparan tanah yang membuatnya terlihat seperti lembaran kertas putih. Peri salju yang kesepian menginginkan seorang teman...