Maap kalo ada typo gan
Kewajaran yang hqq tuFebri berlari secepat mungkin, sekarang fokusnya tertuju pada satu kelas, berharap pelajaran belum dimulai.
Ya. Febri si anak osis telat.
Salahkan Arsya, yang me-non aktifkan alarm di handphone Febri. Sedangkan orangtua Febri berangkat kerja lebih pagi.
"Jari tengah buat lo, Sya! "
Febri tak henti mengumpati Arsya, ingin rasanya Febri mencakar-cakar rambut Arsya yang selalu ia banggakan itu.
"Huftt..., " Febri memasuki kelas dengan tenang. Namun baru dua langkah, bu Silvia datang mendahului langkah Febri. Auto lari ke kursi dong si Febri.
Untungnya, bu Silva ga terlalu ngeh sama tas yang disandang Febri.
Lucky you, Feb
Pelajaran berjalan seperti biasa, tanpa kendala apapun. Tapi, mana tau nanti ada kan.
*****
Febri mengacungkan jari tengahnya, kakinya terus melangkah menuju kantin guna mengisi perut yang dari pagi tidak diisi.
Arsya dibelakang berusaha menahan tawa dan tetap melanjutkan mengejar Febri sambil sesekali meneriaki nama itu.
"Woy Feb!! Anjirlahh tungguin oyy!, " Arsya menarik bahu Febri, Febri pun berbalik. "Shit! "
Tawa Arsya pecah, wajahnya yang putih, memerah. Ia berjongkok melepas semua tawa yang ia tahan dari tadi. Sesekali tangannya memukul lantai koridor.
Ditengah Arsya tertawa, ia tak sadar bahwa ia sudah menjadi pusat perhatian semua siswa/i.
"Lo yang bakal viral, Sya, " Febri tersenyum kecil.
Brak
Febri menelan makanan dimulutnya, meminum jus jeruknya lalu menegakkan kepalanya.
Seorang cewe yang tak ia kenal, berdiri didepannya, menatapnya dengan nyalang.
Ekspresi yang sama, alis Febri bertekuk, ia tak akan mengeluarkan suaranya demi melayani cewe yang tak ia kenal.
Sedangkan Arsya gigit jari sendiri, ia sudah membaca nametag cewe itu.
"Pelakor jan so-soan kalem deh ya, " Dengan tidak sopannya dia mendorong jidat Febri pake telunjuknya. Mana tuh tampang belagu lagi.
"Gue tekankan sekali lagi, Raxel itu pacar gue, cowo gue! Jadi, lo bisa kan, gausa genit?, "
Febri tak menggubris sedikit pun, ia menatap tajam Arsya didepannya, disebelah Isyana.
"Maaf, lo salah orang, " Febri berdiri dan pergi begitu saja dari kantin. Sedangkan Isyana menggeram tertahan.
"Si bangsat Febrianaaa!!!, " Arsya menutup kupingnya, suara Isyana bisa-bisa saja merusak fungsi kupingnya. Maka dari itu, sebaiknya Arsya pergi dari sini dan menyusul Febri.
"Eh eh tunggu dulu dong, " Isyana menahan krah Arsya, membuat langkah Arsya terhenti bahkan mundur untuk menatap Isyana.
Arsya tersenyum tanpa dosa, "Hai, kakak cantik pacarnya Raxel, " Arsya melambai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Dating
FanfictionCoba lo pikir, cewe dingin sama cowo dingin pacaran? Gimana mereka bisa dekat padahal sama-sama kulkas? Gimana mereka menyampaikan perasaan padahal sama-sama kulkas? Gimana mereka bisa pacaran padahal sama-sama kulkas? Gimana mereka mengisi hari...