Hari ini boss ku hanya menyuruhku untuk mengerjakan berkas-berkas yang kemarin belum sempat ku kerjakan. Tidak terlalu banyak, sih. Jadi aku bisa meluangkan waktu untuk kembali menyusun agenda atasan ku.
Waktu begitu cepat hingga akhirnya berkas-berkas ku selesai, saat nya aku menyelesaikan sesuatu di meja kerja ku dan pergi untuk beristirahat. Karyawan lain sudah keluar dan menikmati waktu istirahat mereka, pasti nya aku juga ingin mengisi waktu istirahat ku. Tetapi saat hendak pergi, ponsel di dalam tas ku berbunyi,
Ddrrrtt, ddrrtt..
Ku rogoh tas ku untuk mengambil ponsel di dalam tas dan menjawab panggilan yang masuk,
"Halo?,". * "Oh,ya. Saya baru saja selesai, ada yang harus saya bantu?,". * "Eumm.. baiklah, saya akan menunggu mu di lobby,". * "Terima kasih, sampai ketemu,".
Aku pun menutup ponsel ku dan beranjak menuju lobby kantor.
***
"Nyonya Kim,".
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
/ini boss ku, pak Jeon. Ia atasan ku sekaligus atasan perusahaan aku bekerja./
Seseorang memanggilku dari jarak jauh, aku pun menoleh. Mencari sumber suara yang memanggilku.
Tentu, siang ini boss ku mengajak ku beristirahat bersama dikantin kantor. Mungkin dia mulai jenuh dengan pekerjaan nya belakangan ini. Aku tak tahu. Ia tak pernah bercerita padaku, apakah ia lelah atau yang lainnya.
"Maaf membuatmu lama menunggu,".
"Tidak apa, saya tidak terlalu lama disini,".
Kami pun segera pergi menuju kantin.
"Hari ini menu nya kira-kira apa ya? Rasanya saya lapar sekali,".
"Saya dengar dari Dae hyun, kantin hari ini ada nasi goreng kimchi, sup rumput laut, telur dan sayur,".
"Perut saya seperti nya sudah tidak sabar,".
"Haha, sepertinya saya juga,".
Dan kau tahu, aku sudah 2 hari beristirahat bersama boss ku. Atasan ku sejak 5 tahun lalu. Kami sering bersama karena posisi ku sebagai sekretaris perusahaan.
Pak Jeon menurutku orang baik, ya tetapi sikapnya yang terkadang membuat seseorang tak mengerti. Awal bekerja sebagai sekretaris, rasa nya sulit sekali bekerja bersama nya. Tetapi lama kelamaan pak Jeon menjadi orang yang sedikit terbuka kepada ku. Padahal jarang sekali pak Jeon menceritakan tentang diri nya atau keluarga nya pada seseorang. Mungkin tidak ada, atau—
"Nyonya Kim? Anda baik-baik saja?,".
Suara pak Jeon seketika menghancurkan semua lamunan ku, ku dapati ia dengan nampan yang berisi 2 porsi makanan.
