4 - The Real Surprise

296 56 2
                                    

Angin kembali bertiup sangat kencang malam ini, terlihat dari daun daun yang bergerak dengan kencang seakan ingin meninggalkan dahannya. Namun hal itu sudah terbiasa bagi sebuah kerajaan besar yang menjulang tinggi yang terdapat ditengah tengah pohon besar dan rindang itu.

"Kita harus bergerak cepat. Katakan kepada Euros untuk lebih cepat membunuhnya agar misi mereka tidak berhasil. Ia akan kembali atau mungkin sudah, aku tak akan membiarkan mereka berhasil setelah membunuh anakku" tegas seorang lelaki berjenggot yang duduk di singgasana nya dengan penuh percaya diri. Terlihat seberapa besar emosi yang ia tahan dari tatapan matanya.

"Akan saya sampaikan Dewa"ucap seorang lelaki yang  sedari tadi menunduk memberi hormat. Hanya mereka berdua lah yang berada didalam ruangan besar itu. Lelaki berjubah biru itupun segera meninggalkan ruangan besar dan mencekam itu.

"Jaehyun. Sampaikan juga kepada Lips, ingatkan kepadanya alasan aku menyuruhnya menemani kakaknya, untuk balas dendam. Jika sampai dia berbuat sesuatu yang aneh, akan ku pastikan dia tak akan pernah bisa kembali kesini dan menghilang untuk selamanya"

***

Sekali lagi Eunwoo meringis pelan saat melintasi lorong rumah sakit yang gelap dengan suara suara teriakan pasien pasien yang menurutnya mengerikan. Padahal ini bukan pertama kalinya ia berkunjung, namun ia merasa masih saja ngeri.

Mempercepat langkahnya, Eunwoo kemudian memilih menghampiri salah satu perawat yang ada disekitarnya.

"Dimana Sowon?" Tanya Eunwoo.

"Dokter Sowon sedang berada di kamar 97" jawab perawat itu

"Terimakasih" senyum Eunwoo kemudian berlalu menuju ke kamar 97.

"Ya Tuhan, apakah dia sungguh manusia?" Kagum perawat itu sambil masih terus menatap punggung ideal Eunwoo yang semakin menjauh dari pandangannya.

"Aku bilang tidak ya tidak!" Terdengar suara teriakan dari dalam kamar 97 saat Eunwoo baru saja tiba didepannya. Eunwoo yakin itu adalah suara Tiffany, ibu Jungkook. Iapun berinisiatif untuk menunggu Sowon selesai merawat Tiffany didepan pintu yang tertutup rapat itu.

"Bibi, ini aku Sowon. Sowon ingin Bibi memakan makan malam bibi. Bibi belum pernah menyentuh sepiring makanan pun sejak pagi, Sowon tidak mau bibi sakit, jadi makan yah?" Bujuk wanita berambut blonde tersebut sambil masih terus menenangkan Tiffany yang terduduk disudut ruangan.

"Tidak. Pergi, jangan ganggu aku. Nichkhun sebentar lagi akan pulang. Dia akan memasakkan makanan kesukaan ku, dia chef yang hebat tahu!" Balas Tiffany tajam dengan wajah pucat pasi yang penuh bekas air mata.

Sowon segera menghapus air mata yang sempat menetas dipipinya kemudian menghampiri Tiffany dan memegang bahu wanita yang masih terlihat cantik itu.

"Bibi harus makan. Bibi tidak boleh sakit.Paman dan Jungkook pasti akan khawatir" kata Sowon lembut sambil mengelus elus punggung Tiffany yang sedaritadi bergerak naik turun karena isakan tangis yang semakin menjadi. Tanpa diduga, Tiffany mendorong Sowon dengan kuat dan menjambak rambut wanita itu.

"Jangan pernah menyebut namanya dengan nama suamiku!" Teriak Tiffany sambil terus menjambak rambut Sowon.

Kemudian pintu terbuka dan terdapat beberapa perawat yang menghentikan aksi Tiffany kemudian membaringkan Tiffany dikasurnnya dengan memasang serupa borgol di pergelangan tangan dan kakinya.

VIOLET GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang