Permulaan Aku Kita Dan Dia

17 3 1
                                    

Hujan telah mengguyur kota Seoul sejak dini hari tadi, jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi dan Jungkook masih enggan untuk bangun dari tempat tidurnya. Tiba-tiba teleponnya berdering dan dengan malaspun jungkook bergerak untuk mengangkat teleponnya,

"hallo, appa," ucap jungkook dengan suara khas orang bangun tidur

"Jungkook-ah bisakah kamu datang ke Busan, ada yang mau appa dan eomma bicarakan kepadamu," ucap lelaki di seberang sana tanpa basa-basi

"Aku tidak yakin bisa, kenapa appa ? tidak bisakah memberitahunya lewat telepon saja,"

"appa pikir akan lebih baik jika kamu mendengarnya langsung, sebenarnya halmeoni menyuruh kita untuk menemuinya," jawab sang ayah

"baiklah, nanti akan kukabari appa, tapi aku tidak bisa janji dalam waktu dekat," jawab jungkook

"baiklah appa akan menunggu," jawab sang ayah  dan kemudian telpon itu pun terputus sebelum jungkook sempat menjawabnya.


*Beberapa bulan kemudian*

Jungkook memasuki halaman rumah nya dengan hati senang, setelah sekian lama ia tidak datang menemui kedua orang tuanya dan juga sang kakak, Dengan mengenakan hoodie hitam dan skinny jeans, dan menenteng makanan dari Seoul untuk keluarga tercintanya, ia pun dengan langkah kaki yang ringan sambil berlari kecil memasuki rumah.

"eomma, appa, hyung, aku pulang," teriak jungkok dengan nada riang, sepertinya hari ini jungkook terlalu bersemangat.

Ibu jungkook yang berasal dari dapurpun menyambut putra kesayangannya itu dan memeluknya.

"kau sudah datang, mandi dan beristirahatlah dulu kau pasti capek, eomma sedang memasak sesuatu yang lezat," kata sang ibu sambil mengusap lembut rambut anak bungsunya itu.

"baiklah eomma, oh ya appa dan hyung kemana bukankah hari ini mereka sedang libur," tanya jungkook kepada sang ibu sambil membuntuti sang ibu kedapur

"mereka pergi memancing, akhir-akhir ini appa dan hyeong mu sangat suka memancing,"

Jungkook pun berlalu meninggalkan dapur, ia memasuki kamarnya yang sudah lama tak ia tempati, dimana kamar itu hanya ia tempati ketika ia berkunjung kerumah orang tuanya itu, itupun sangat jarang. Ia pun merebahkan tubuhnya kekasur. Didalam kamar itu terdapat album dan segala cd dari BTS yang disusun dalam lemari kaca oleh ibunya, disebelah nya terdapat rak yang berisi penuh dengan buku-buku, ada juga lemari pakaian dan diatas meja disamping kasur terdapat foto keluarganya dan foto bts dalam rangka ulangtahun mereka. Kamar ini lebih rapi dan simple dibandingkan dengan kamarnya di Seoul yang penuh sesak dengan barang.

Setelah mandi dan beristirahat Jungkook dan keluarganya kecilnya menikmati makan siang mereka. Ibunya telah memasak makan kesukaannya berupa daging panggang dan belut laut. Sangat disayangkan, ikan hasil tangkapan ayah dan kakaknya belum di masak oleh ibunya. Setelah selesai makan menghabiskan waktu dengan bercerita apapun diruang keluarga, dan Ibunya adalah orang pertama yang selalu mendengarkan mereka bertiga.

Malam harinya Jungkook dan keluarganya berangkat menuju kerumah neneknya, dan perlu menempuh perjalanan 1 jam setengah kesana, memang tidak terlalu jauh, dan hari ini ayahnya lah yang menyetir. Ibunya duduk disamping sang ayah, Hyung dan Jungkook duduk dibelakang.

Semua orang sudah berkumpul disana termasuk paman, bibi, dan sepupunya. Ini adalah rumah nenek dari ayahnya, dan ayahnya merupakan putra pertama dirumah ini dengan seorang kakak perempuan, Dan sepupu perempuan Jungkook 5 tahun lebih tua darinya dan itu satu-satunya sepupu dari ayahnya.

Dalam ruangan yang terlihat sederhana tapi dipenuhi dengan pernak-pernik mewah itu, semuanya sudah duduk di sofa ruang keluarga itu. Ruangan itu terlihat elegan dan mewah namun secara bersamaan menampilkan kesan sederhana.

"Hari ini aku mau memberitahu kalian tentang berita yang sangat penting karena itulah aku mengumpulkan kalian disini ," sang nenek datang dari arah kamarnya yang terletak dilantai atas. Nenek Jungkook sangat modis dan memancarkan aura yang tegas dan elegan.

Sang nenek pun duduk dan melanjutkan "Aku bertemu dengan seorang gadis yang baik dan aku ingin dia menjadi bagian dari keluarga kita, dia adalah orang yang membuat ku kagum dengan kinerja dan kepribadiannya, maka dari itu aku ingin menjodohkannya dengan Jungkook," ucap sang nenek sambil memandang jungkook.

Semua orang yang didalam ruangan itu pun kaget dan saling melempar pandangan termasuk jungkook yang masih tidak mengerti dengan situasi saat ini, untuk seketika semua orang didalam ruangan itu membisu dan keheningan pun terjadi. Semuanya terfokus pada pikiran mereka masing-masing.

"eomma kita sudah membicarakannya dan Jungkook sudah mengenalkan kekasihnya kepada kita," suara ayah jungkook memecah keheningan.

"Aku pikir perempuan inilah yang pantas untuk Jungkook, dia tidak akan merengek meminta perhatian dan waktumu sehingga kau tidak perlu untuk mengakhiri dan merusak karirmu dan berdebat dengan maslah yang tidak penting yang akhirnya berujung pada perpisahan," ucap sang nenek

"dia tidak akan menuntutmu dan akan mengerti tentang kondisi mu dan aku yakin dia akan membahagiakanmu," lanjut sang nenek

"eomma biarkan jungkook menentukan pilihannya sendiri kita tidak bisa menentukan perempuan seperti apa yang pantas untuk dia, dia yang akan menentukan dan menjalaninya," ucap Ibu Jungkook dengan suara bergetar, ia tau jika ibu mertuanya ini sudah memutuskan sesuatu tidak ada satupun yang bisa membantahnya.

"halmeoni aku minta maaf, tapi aku tidak akan menerima perjodohan ini dan bagaimana mungkin kau memutuskannya tanpa mendiskusikannya dengan ku. Ini hidupku dan aku mempunyai seseorang yang kucintai," ucap Jungkook mencoba berbicara dengan sabar terhadap halmeoninya itu.

"kekasihmu tidak ingin menikah, dia lebih memilih dan mementingkan karirnya dan tak mau juga melepaskanmu, bagaimana dia bisa seegois itu," sang nenek menatap tajam kearah jungkook

"aku bisa menerima itu dan aku tidak keberatan kami saling mencintai, aku akan mendukungnya dengan apapun yang ingin dia lakukan, dan ini adalah pilihanku ini keputusanku,"

"karena pilihan dan keputusanmu yang tidak dewasa itulah, kau akan merusak hidupmu dan menyakiti orang-orang disekelilingmu. Akan lebih baik jika kamu tidak berhubungan dengan seseorang yang bukan dari kalangan selebritis,"

"dan keputusanku sudah bulat, pernikahan ini harus terjadi, kamu telah menentukan hidupmu selama ini dan melakukan semuanya untuk dirimu, dan kali ini aku harap kau tidak egois hanya memikirkan dirimu sendiri jeon jungkook," tambah sang nenek sambil berlalu meninggalkan ruangan .

Tidak ada yang bisa membantah jika nenek nya sudah memutuskan sesuatu, termasuk ayah Jungkook, karena sikap neneknya yang keras jika sudah memiliki kemauan.

"appa akan membicarakannya dengan halmeoni, kamu tidak perlu khawatir," ucap sang ayah sambil menenangkan putranya itu.

Selama ini neneknya selalu membiarkan Jungkook melakukan apapun yang ia mau termasuk tentang sekolah ny yang sedikit mengecewakan dan karirnya saat ini, neneknya lah yang selalu mendukung keinginannya itu.

Tapi bukan jungkook namanya jika ia menyerah begitu saja, ia akan mencoba segala cara agar kekasihnya diterima dikeluarga besarnya terutama sang nenek. Ia akan berjuang untuk hubungan mereka.





(FF Jeon Jungkook BTS) My lIfe My Love Is MineWhere stories live. Discover now