Prolog

100 5 0
                                    

Vaela Afifah , perempuan yang selalu memandang langit setiap malam.

Aku mengenal dia, karena dia adalah orang ketiga di rumahku setelah ayahku dan aku, iya dia adalah kakakku, kakak kandungku, dia yang selalu memandang langit setiap malam di sudut atap rumah, dalam diam dia selalu terdiam setiap malam setelah melakukan aktivitasnya sehari-hari.

Awalnya aku hanya diam dan hanya melewatinya, membiarkannya saja, tapi lama-lama aku sering memperhatikannya, karena dia sering melakukan itu, dan aku jadi bingung karena tidak biasanya dia seperti itu dan aku mulai penasaran.

Berhubung malam ini adalah malam dimana ayah tidak ada di rumah, ini menjadi kesempatan yang bagus untukku bertanya, karena jika ada ayah di rumah, dia pasti akan berteriak kepadaku dan mengusirku karena tidak ingin di ganggu, maka ayah berpikir bahwa kita sedang bertengkar padahal tidak sama sekali.

Ketika aku mulai ke atap , aku mulai memangilnya dengan suara yang pelan,
"Kak lo ngapain?",

Lalu dia melirikku sebentar dan mejawab "gpp, cuman duduk-duduk aja, kenapa emang?"

Lalu aku mulai berjalan menghampirinya sambil memastikan raut wajahnya apa sedang baik atau tidak, jika tidak begitu baik aku tidak akan terlalu dekat dengannya, karena aku juga sedang tidak ingin bertengkar dengannya, ketika aku sudah memastikan baik, aku baru mulai mendekat dan duduk disampingnya.

"Kak, gue lihat-lihat sekarang lo sering duduk disini ya?", tanyaku.

Dengan pandangan ke atas dia lalu menjawab pertanyaanku tanpa memandangku atau melirikku tidak seperti sebelumnya "iya nih, gak tau tenang aja kalo udah duduk disini"

"Eh, ayo ke bawa yuk, kayaknya udah malem besok lo sekolah kan, gue juga" ajaknya tiba tiba , padahal aku belum menanyakan sesuatu kepadanya.

Daripada aku bertengkar jadi aku mengangguk saja dan mengikuti ajakannya lalu tidak jadi menanyakan beberapa hal kepadanya.

Di dalam rumah
"Kak, besok pagi gantian lo ya, yang bangunin gue, masa setiap pagi gue terus, ayah juga kan gak pernah sama sekali bangunin gue, yayaya" teriakku seperti merengek kepada kakakku sambil tersenyum seakan menggodanya sesaat ketika dia mulai berjalan ke arah kamarnya.

"Iya siap bos" jawabnya sambil tersenyum kecil sambil menoleh ke arahku .

lalu tiba-tiba ketika aku mulai membuka pintu kamarku, "Dek!" teriak kakakku,

"Apa kak" jawabku kaget, "Tapi gak janji ya hehehe" teriaknya ke arah ku sambil tertawa dan langsung masuk kamarnya,

"Dasar ya lo kak ahhh, gue kira ada apa, sebel" teriakku kepadanya ketika dia sudah menutup kamarnya meski begitu masih tetap terdengar suara tertawanya didalam kamarnya seperti mengejekku karena sudah mengagetkanku.

Itulah sedikit hal kecil, pertikaian kecil kita, hampir setiap hari kita seperti ini, meski hanya sebuah pertikaian kecil layaknya pertikaian adik kakak diluar sana, hanya beradu argumen sementara dan meredahkan nya setiap saat tapi menurutku itu menjadi hal yang berkesan kenangan dengan kakakku.

Dengan pastinya bukan aku yang memulai argumen itu, pastilah kalian tau bahwa kakakku lah yang memulai duluan, tapi iya pasti ada suatu saat aku yang memulai duluan, ya meski jarang, tapi aku lebih sering mendiamkannya ketika aku marah tapi tidak lama karena dia yang selalu menggodaku agar aku bicara, dan membuatku tersenyum kembali.

Entah apa yang dia pikirkan tapi itu yang membuatku senang memiliki kakak seperti dia, meski kadang menyebalkan, eh bukan kadang tapi hampir setiap harinya dia seperti itu, tapi dia tetap kakakku dan meski begitu sebenarnya dia begitu baik kepadaku, ayahku dan sangat menyanyangi keluarganya ini.

This is My StoryWhere stories live. Discover now