6. SAPU TANGAN

45 5 0
                                    

"Diammu, pertanda kau tak baik-baik saja. Dan dugaan ku benar."
-Madava Faresta

***

"Yaudah kalo gitu 'Pacaran yuk biar kayak mereka"

"Hah?..." Oliv yang mendengar ucapan Dava langsung menatap cowok itu tak bisa di artikan.

"Iya, pacaran. Mau gak?" ucap Dava sambil menaik-turunkan alisnya.

"Jangan becanda deh lo..." Oliv langsung menepis pikiran anehnya dan tertawa ringan. Kali aja cowok di depannya ini sedang menggodanya. Taulah si Dava, cowok dengan sejuta gombalannya.

"Siapa yang becanda coba?!, jujur ya Liv gue sebenernya..." Belum sempat ucapan Dava selesai, tiba-tiba sebuah suara seseorang yang membuat perkataan cowok itu terpotong.

"Heyy gaes gue udah balik, sorry tadi lama, kalap gue" ucapnya sambil terkekeh.

Dava hanya mendengus kasar.

Jihan, kenapa harus cewek itu dateng sekarang sih. Kenapa gak sejam lagi, atau gak besok aja sekalian. Ganggu orang banget. Batin Dava.

Oliv yang merasakan suasana awkard berbalik merespon Jihan, jujur sebenarnya ia gugup dalam keadaan seperti ini.

"Eh i-iya" ucap Oliv terbata-bata. "Yaudah yuk pulang, udah mulai sore nih." Oliv segera mengalihkan pembicaraan, kemudian beranjak dari tempat duduknya tadi.

Jihan hanya mengikuti dari belakang, kemudian mensejajarkan langkahnya dengan Oliv.

Beda halnya dengan Dava, ia menghela nafas panjang lalu berdiri ikut mengekor di belakang dua orang yang tengah mengobrol itu.

***

Keadaan kantin saat ini sangat lah ramai, karena memang beberapa menit yang lalu bel istirahat berbunyi. Hal itu membuat para murid langsungmenuju tempat itu hanya dengan waktu sekejap, untuk memberi makan cacing dalam perut mereka.

Begitu juga dua orang ini. Dava dan Oliv. Iya, mereka berdua tanpa Jihan, yah katanya ada urusan sebentar. Padahal mah itu alibi dia, sengaja biar Oliv sama Dava deket.

Jujur, Jihan melihat hal apa yang terjadi di antara mereka berdua pas hangout kemarin, cuman dia pura-pura baru dateng pas Dava yang menurutnya udah mulai serius.

Dia sengaja, sekali-kali bisa ngerjain bocah satu.

Dan sekarang, di salah satu meja kantin mereka duduk berdua. Tapi, sibuk dengan kegiatan masing-masing.

Oliv yang sedang memainkan handphone-nya, sedangkan Dava jangan salah lagi, sudah jelas sedari tadi ia tengah menatap sendu makhluk ciptaan tuhan yang ada dihadapannya itu.

Sebenarnya ada hal lain yang sedari tadi cowok itu perhatikan dari diri Oliv, ia sudah tak tahan untuk menahan pertanyaan yang   kini mendesak di kepalanya.

"Liv!" Dava menatap Oliv yang di depannya, sedetik setelahnya mengalihkan pandangannya ke arah sekitar kantin.

Oliv hanya bergumam menanggapi Dava, ia terlalu sibuk dengan benda pipih yang ada di genggaman tangan cewek itu.

MADAVA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang