Sang Pendongeng

34 10 7
                                    

Setiap malam, Laswell mendengar dongeng dari ibunya, tentang petualangan dara sederhana yang tinggal di kerajaan permata. Orang-orang mengolok-oloknya, sebab pakaiannya dipintal dari jerami dan makanannya tidak lebih dari roti sisa kemarin.

Namun, gadis itu tidak sendiri. Tidak ada yang pernah sendiri di dunia ini. Seorang bangsawan menyambutnya bagaikan putri kerajaan dan sahabat loyalnya akan berbagi apa saja asal ia bahagia.

Tidak butuh waktu lama untuk pihak kerajaan mengetahui hal ini. Mereka membuatnya makin tertekan sehingga wanita muda itu hanya bisa mencicipi kebahagiaan dari senyum orang lain. Sahabatnya lelah, tapi ia tidak mau menyerah. Pilu hati dara itu kemudian membuat dewa-dewi merintih. Mereka merasa kasihan dan memutuskan untuk memberikan rahmat dalam bentuk permintaan apa saja dan kemampuan menghukum  paling mengerikan yang manusia tidak pernah bayangkan sebelumnya.

"Apa itu, Mama?" Dari balik selimut tebalnya, Laswell kecil mengintip. Mata lebarnya meminta penjelasan, hidungnya kembang-kempis menunggu jawaban. Mama Laswell hanya tersenyum manis kepada putrinya. Dalam hatinya, Tuhan mau repot-repot mengantar malaikat ini ke depan rumahnya, kenapa?

Mama Laswell menyentuh hidung mengembang milik Laswell. Laswell mengerut ke dalam selimut dan tertawa geli.

"Tidak tahu. Halamannya sobek. Tapi mungkin saat dewasa, kau akan paham ke mana dongeng ini akan bermuara."

---

Honourable mention famts_writer
vee_corvield

ColorfulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang