Kelabu langit menutupi pendar rembulan, tetes demi tetes berhasil turun melewati celah tanah yang basah. Tanpa cahaya, semua tampak kelam. Sekelam atma yang tak pernah dihias oleh senyumanmu lagi.
Belaian lembut dari anila memainkan rambutku, menyapa wajah yang penuh dengan deraian yang turun perlahan. Pelan, tapi cukup membuat luka di hati. Menyayat setiap permukaannya, inci demi inci.
Jari jemari mengetuk bahu jendela, sejenak mengikuti ritme alam. Hampir tak terdengar, tapi tetap saja suara ketukan halus itu samar terdengar oleh gendang telinga. Sepertiku saat ini, terisak perlahan bersama kerinduan yang melayang pergi, menuju peraduanmu. Kekasih.
Jejak hewan malam saling bersahut, menyambut kesunyian yang telah pecah. Membungkam sepi yang kerap membunuh jiwa, bersama ribuan cahaya yang mereka keluarkan, aku terhenyak dalam keabadian tentang mengenangmu, mencumbu mesra setiap kerinduan yang kembali kau titipkan bersama cahaya yang tiba-tiba menemani.
Aku terlena, pada bayangmu.
-Tanpa Jejak-
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
RomanceEntah sudah berapa senja yang aku lewati tanpamu, butiran rindu senantiasa menemani hari sepi. Aku hanya sang kelabu bagi duniamu yang berwarna.