Part 11

8.7K 666 59
                                    

Acara resepsi yang digelar, di aula kampus, berlangsung dengan meriah. Putri terlihat sangat anggun dengan pakaian pernikahan simple namun mewah, gamis bewarna putih tulang, dengan manik-manik berkilau serta hiasan mutiara, mulai dari hiasan hijabnya, sampai dengan mata kaki, tersusun sempurna di tubuh mungil Putri. Wajah Putri seketika disulap menjadi sangat cantik, sering kali Haerul, mencuri pandang kepada Putri, memperhatikannya sambil mengulum senyum. Putri yang sadar diperhatikan Haerul, merasa sedikit canggung sekaligus senang. Para tamu undangan yang hadir, cukup banyak. Mulai dari tetangga, teman kampus, teman SMA, saudara, para dosen, senat dan dekan kampus juga hadir disana, memberi selamat. Haerul sendiri tampak sangat gagah menggunakan jas bewarna coklat susu. Rambutnya tertata rapi, wangi, tidak lagi aroma minyak kemiri. Benar-benar keduanya, memancarkan aura, pengantin bahagia.

"Kalau cape, duduk saja yang!" bisik Haerul pada Putri. Putri tersenyum, kemudian mengangguk patuh. Merebahkan diri di kursi pengantin, yang mewah.

"Suka pestanya?" tanya Haerul lagi, kini mendekatkan jarak duduknya dengan Putri.

"Suka, Pak. Mewah dan meriah. Terimakasih ya!" ucap Putri polos.

"Ga mau kalau cuma ucapan doang."

Cup...

Haerul mencium cepat pipi Putri. Putri yang tidak siap dengan tindakan Haerul, hanya bisa terdiam, menelan salivanya. Tampak para tamu memperhatikan mereka dari bawah sana, sambil tersenyum.

"Ck, Bapak. Ih..." Putri manyun, memutar bola mata malasnya.

"Malu, atuh ih. Masa disini!" gerutu Putri.

"Iya sayangku, maaf ya. Habis kamu cantik banget hari ini, rasanya pengen saya gigit!" Haerul menyeringai. Putri mendengar ucapan Haerul, menjadi tersipu malu.

"Matilah aku nanti." Putri bergumam dalam hati. Tak sanggup rasanya otak untuk memikirkan apa yang akan terjadi setelah pesta ini. Mengingat suaminya sepertinya sudah sangat tidak sabaran.

Tepat pukul lima sore, pengantin pergi meninggalkan tempat resepsi. Menuju hotel Shangrilla, akan bermalam pengantin disana. Haerul sudah memesan kamar VIP untuk mereka menginap dua hari. Baju pesta Putri, sudah ditukar dengan setelan tunik dan celana jeans. Tubuh mungilnya dirangkul Haerul menuju kamar yang sudah dipesan. Lantai delapan, kamar dua satu satu satu. Haerul memasukkan kunci pass kamar. Masih dengan merangkul Putri, masuk ke kamar. Putri menganga terpesona, dengan kamar yang sudah disiapkan dengan matang, untuk kedatangannya. Hiasan cantik, dengan aneka balon warna warni, bunga mawar dan melati yang mengisi aroma kamar menjadi sangat sensual.

"Bagus sekali, Pak!" puji Putri, masih dengan mata terpana, menatap sekelilingnya.

"Kamu suka,kan?" Haerul menaruh tas jinjingnya ke dalam lemari.

"Suka banget, Pak." sahut Putri cepat. Setengah berlari naik ke atas kasur tebal nan empuk. Merebahkan tubuhnya disana. Senyumnya terbit.

"Saya bersih-bersih dulu ya!" Haerul pamit, masuk ke kamar mandi. Sedangkan Putri mengambil remote TV mencari siaran favoritnya yaitu channel korea. Sedari tadi Putri hanya senyum-senyum saja. Membaca satu persatu pesan yang dikirimkan teman-temannya, yang tidak dapat hadir pada pestanya tadi. Putri membuka akun media sosialnya. Mengapload satu buah foto, tangan dirinya dan Haerul saling menggenggam. Dengan tittle SAH. Baru sepersekian menit dia apload, sudah dibanjiri, tanda love dan aneka komen ucapan selamat.

"Senyum-senyum sama siapa di HP, Sayang?" tanya Haerul yang baru saja keluar kamar mandi, hanya menggunakan handuk yang dililit sampai pinggang. Putri menoleh, matanya tak berkedip, mulutnya sedikit terbuka, seksi sekali suaminya. Dengan otot lengan yang padat berisi, serta otot perut yang melambai-lambai minta dicipok. Putri menggelengkan pikiran mesumnya.

"Ah, ini, Pak. Saya baru aja, share foto pernikahan kita di instagram. Langsung banyak yang komentar." sahut Putri mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Oh, gitu. Kirain senyum sama siapa!" sahut Haerul lalu dengan sengaja melepas handuknya di hadapan Putri. Meskipun dengan posisi membelakangi Putri, tetap saja akhirnya Putri lagi-lagi dibuat ngences, dengan melihat bokong seksi suaminya.

"Ayo, jangan diliatin terus. Nanti nafsu lho!" celetuk Haerul sambil mengulum senyum.

"Ish, siapa yang liatin." Putri mengelak, berjalan cepat menuju kamar mandi.

"Pakai baju yang ada di dalam ya,Put!" ucap Haerul dari balik pintu. Masih sore sih, adzan magrib baru saja menggema. Haerul pun bersiap menunggu Putri keluar dari kamar mandi, untuk ikut sholat berjamaah.

Haerul melantunkan bacaan sholat dan ayat suci Alqur'an dengan sangat fasih dan merdu. Putri hampir saja kehilangan konsentrasi mendengar suara merdu suaminya. Selesai sholat, Haerul memimpin doa yang sangat panjang. Isinya tentang meminta keberkahan pada Allah SWT. Untuk pernikahan ini agar langgeng serta penuh cinta, hingga akhir hayat. Putri tersentuh, air matanya menggenang. Mencium punggung tangan suaminya.

"Ini juga dong!" Haerul memonyongkan bibirnya. Putri malu-malu, menutup wajahnya yang memerah. Haerul menepis tangan Putri.

Cup...

Memagut bibir Putri cukup lama dengan lembut. Keduanya hampir kehabisan nafas. Haerul melepas ciumannya. Putri kembali menunduk malu.

"Ayo lepas mukenanya, Sayang. Kita makan malam dulu, baru lanjut lagi nanti." bisik Haerul, membantu Putri melepas mukenanya. Kini mereka berada di restoran hotel, memilih makan malam. Haerul yang memang porsi makannya banyak, mengambil aneka jenis makanan dan menyantapnya dengan lahap. Sedangkan Putri hanya mengambil nasi putih, sayur, ayam goreng dan sate. Putri pun makan dengan lahap. Keduanya saling curi pandang, tanpa berbicara. Putri yang masih sungkan, sedangkan Haerul yang masih terpesona, dengan istrinya yang masih sangat muda ini.

"Setelah makan, kita mau kemana, Pak?" tanya Putri polos, sambil mengelap mulutnya dengan serbet.

"Ke kamar lagi atuh, lanjutin yang tadi!" Haerul menyentuh kaki Putri dengan kakinya. Putri menunduk malu, obat tidur sudah berada di dalam kantong celana panjangnya. Haruskah malam ini ia gunakan? Rasanya kok tidak tega. Tapi ya takut juga. Akhirnya mereka kembali ke kamar, Haerul masih memeluk pinggang Putri, satu dua orang yang lewat, memperhatikan mereka. Terlihat seperti sugar baby . Putri terlihat imut, montok, sedangkan Haerul terlihat sangat dewasa, dengan kumis tipisnya.

"Saya terlihat seperti om-om yang menyewa anak SMA ya." Haerul terkekeh.

"Emang!" sahut Putri sambil mengulum senyum.

Keduanya sudah berada di kamar, tepatnya sudah rebahan di atas kasur empuk.

"Sini!" Haerul menarik lengan Putri lembut, untuk mendekat dalam dekapannya. Putri menurut. Merasakan hangat yang luar biasa.

"Malam ini kita mau tidur saja, atau mau bikin dede bayi?" bisik Haerul sambil menggigit kecil telinga Putri.

"Iiiihh...geli!" Putri bergidik geli, bulu kuduknya meremang.

"Tidur aja boleh ga, Pak?"

"Panggil sayang dong, jangan panggil Bapak terus."

"Mmm...sayang, boleh tidur saja, ga malam ini?" tanya Putri ragu-ragu.

"Boleh sayang, tapi ini dikekepin dulu!" tangan Haerul menuntun tangan Putri ke tengah celana pendeknya. Putri mematung, tangannya seketika gemetar.

"Jangan bergetar tangannya, Put. Nanti dia bangun lho!" bisik Haerul sambil menutup mata.

"Siapa?" tanya Putri sambil celingak-celinguk, ke sekitar kamarnya.

"Kesayangan kamu ini, lho!" ucap Haerul dengan pedenya, senyumnya menyeringai, tangan Putri yang masih membeku disana, ditekan oleh Haerul. Putri tak menyahut lagi. Dadanya berdebar kencang, ya Allah benar-benar ia takut. Tak lama terdengar, suara dengkuran Haerul dengan teratur.

Huufftt...Putri menghembuskan nafas lega. Tubuhnya aga direnggangkan, menatap wajah suaminya yang sudah terlelap. Pelan Putri, turun dari tempat tidur. Segera berlari ke kamar mandi, mencuci tengannya dengan sabun sampai benar-benar bersih.

"Ya Allah, semoga besok tanganku tidak iritasi!"

****

😂😂😂Aamiin.

Cuzlah vote dan komen😘

Virus Cinta Beda UsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang