Part. 2

8.3K 657 68
                                    

Bagaimana bisa rencananya gagal hari ini, ibu dan tetehnya benar-benar tidak bisa diajak kerjasama. Putri membenamkan wajahnya di bantal, antara kesel, sebel dan malu bercampur jadi satu. Entahlah sebenarnya dia tak ingin menikah buru-buru, masih ingin menikmati masa mudanya. Namun ibunya tadi sudah mengatakan pada Haerul, kalau memberi restu untuk Haerul meminang Putri. Apa-apaan tadi ibunya malah memandang Haerul dengan mata berbinar, aaish...pasraah..sudah pasraah...

" Nanti teteh ajarkan bagaimana menggoda lelaki tua ya adikku." bisik Susan menggoda  Putri sesaat setelah Haerul pulang.

" Udah tahu!" jawab Putri asal.

" Kamu ngintip ya?"

" Ga perlu ngintip, orang jadi tontonan gratis!" gerutu Putri kesal, menghentak-hentakkan kakinya sebal, berjalan gusar masuk ke dalam kamar.

****
" Sudah tidur?"

Pesan dari Haerul masuk, Dengan malas Putri membacanya.

" Sudah."

" Kamu lucu banget sih Putri."

" Saya bukan pelawak."

" Tapi kamu gemesin."

" Bodo."

" Saya jadi pengen cium kamu."

" Dalam mimpi!!!!!!!." disertai emot wajah merah marah.

" Besok hari minggu, kita nonton yuk."

" Ga mau."

" Ya udah saya ajak ibu kamu aja nonton kalau gitu. Hitung-hitung menyenangkan calon mertua."

" Apa??Ngaaakk!!!"

" Ya udah besok kita nonton."  Putri menyerah, dari pada nenek-nenek yang diajak nonton, mending dialah yang pergi, apalagi gratis. Reader tahukan kalau Putri itu ratu gratisan. Apa-apa maunya gratis.

Pukul sebelas siang, Putri sudah rapi dengan kaos tunik bewarna biru turkis, serta celana jeans, tak lupa jilbab segiempat yang tak kunjung selesai dia pakai, padahal sudah lima belas menit di depan cermin.

" Susah banget sih ini bahannya licin." gumamnya sendiri, kemudian mengganti dengan motif lain tapi dengan warna yang mirip-mirip.

" Ngapain sih Put? Lama banget di depan cermin." tanya ibu heran, dari dari Putri tak selesai-selesai dengan jilbabnya.

" Ini lho bu, bahannya licin, susah diaturnya, muka Putri jadi bulet banget nih."  ibu hanya terkekeh melihat tingkah Putri yang masih kekanak-kanakkan.

" Coba pelan-pelan. Jangan grasa-grusu, anak ibu, tambah cantik lho setelah pakai jilbab." puji ibu sambil menatap serius netra Putri. Putri tersenyum ceria.

" Sebentar lagi udah mau jadi istri pria di depan sana." mata ibu mengarah keluar.

" Emang orangtua itu sudah datang bu?" Putri sedikit kaget, perasaan janjian jam dua belas, kenapa jam sebelas sudah datang.

" aHuust...bicaranya yang baik nak." ibu mengerucutkan bibirnya tanda tak senang dengan ucapan Putri barusan.

" Udah cepat sana, orangnya kasian udah nunggu lama." ibu keluar dari kamar Putri. Putri mengoles sedikit lipgloss di bibirnya. Setelah nampak cantik, Putri keluar kamar dengan membawa tas selempang kecil berwarna coklat tua.
Dengan wajah datar Putri menghampiri Haerul yang tengah duduk manis di kursi tamu.
Haerul menatap Putri dari atas sampai bawah, senyumnya merekah.

" Kamu cantik sekali."

Putri memutar bola mata malasnya, berjalan lebih dulu menuju motor Harley yang terparkir manis di samping mobil kakak iparnya. Ada sedikit rasa bangga menyelimuti hatinya. Siapa sih cewe yang ga suka naik motor gede, Harley lagi. Woooww...pokona mah. Haerul berpamitan pada ibu sebelumnya, lalu menyusul Putri ke parkiran motornya, sudah ada pujaan hati disana, bersandar di jok motor sambil membenahi jilbabnya dispion motor.

Virus Cinta Beda UsiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang