Jakarta, 19 April
"Ck! lama banget sih temen lo," umpat Tessa
"Sabar, kali aja dia lagi beresin buku dulu" ucap Veno sambil menyenderkan tubuhnya di tembok
"Cowok lo tuh" ucap Bagas tiba-tiba
"Bukan cowok gw," ucap Tessa, ia pun melihat cowok membawa tas selempang yang sedang berlari ke arah mereka
"Sorry guys, tadi Pa Yudi nyuruh gw bawa buku ke perpus" jelas cowok itu yang bernama Revan
"Lama lo. Udah ah gw mau duluan, Bhay!" ucap Tessa dan disusul oleh temannya, Sylvia.
***
Setibanya mereka di café, mereka langsung mencari tempat duduk yang sepi dan dekat dengan jendela. Untuk pertama kalinya mereka semua bergabung dalam satu meja, dan ini untuk pertama kalinya Tessa dan Revan mengobrol secara langsung, akward? i guess no.
"Lo mau pesen apa?" tanya Tessa kepada ke-empat temannya
"Gw caramel machiato sama red velvet." ucap Sylvia
"Gw sama kayak Sylvia," ucap Revan
"Kalo lo?" tanyanya kepada Veno dan Bagas
"Gw sama kayak Bagas aja." kata Veno dan disambut oleh anggukan dari Bagas
"Gw minta ice chocolate aja" ucap Bagas,
"Mba, jadinya 2 red velvet, 2 caramel machiato, 3 ice chocolate" kata Tessa kepada mba mba pelayan tersebut
"Oke, ditunggu ya" ucap pelayan tersebut yang bernama Mira dan meninggalkan meja Tessa.
Hening.
Terjadi keheningan yang sangat luar biasa di meja ini. Yang satu asik melihat ramainya lalu lintas, yang dua asik sibuk dalam pemikiran masing-masing. Yang dua lagi asik bermain game di HP masing-masing.
Brak!!!
Meja dipukul dengan pelan, namun mampu menbuat orang sekitar melihat ke arah mereka. Dan mereka hanya tersenyum malu.
"Kenapa? Malu tau gak diliatin sama orang" sahut Revan dan Tessa barengan
"Veno ngalahin gw! Gw ga setuju!" ucap Bagas kesal
"Gila gw kira lo kenapa cluk, rese lo ah" umpat Revan
Tessa dan Sylvia hanya tersenyum dan kembali sibuk dalam aktivitas masing-masing.
Makanan dan minuman pun datang, mereka yang asik dalam suasana hening pun akhirnya memutuskan untuk menghabiskan makanan dan minuman yang sudah mereka pesan.
"So," ucap Veno selagi menghabiskan minumannya yang tersisa seperempat lagi. "Kita kesini tujuannya bukan buat diem-dieman kan?" lanjutnya
"Iya sih, kalo tau cuman jaim-jaiman ga jelas mah mendingan gw main bola dah asli" ucap Bagas dan disambut oleh tos-an dari Veno dengan ciri khas mereka
"Gw juga ga tau kita mah ngapain, karena 1. kita ga punya tema yang bisa kita obrolin bareng" ucap Tessa
"Gini aja, kita bahas tentang cewek yang lo incer van!" teriak Veno, akibat suara teriakan Veno, semua pelanggan melihat ke arah meja Revan dkk. Yang berteriak hany mengucapkan maaf dan menundukan kepalanya akibat malu.
"So, cewek inceran lo itu siapa sih?" tanya Sylvia yang sudah mulai penasaran.
"Cewek inceran gw itu anak IPS. Dia cantik, pinter, galak, rambutnya diurai" ucap Revan
"Wow" gumam Tessa
"Wow?" tanya Revan
"Ga, bukan apa apa" ucap Tessa
"Terus?" tanya Veno dan Bagas
Elah, mereka ngapain bahas ginian sih, batin Tessa.
Veno dan Bagas bergantian menanyakan siapa yang sedang diincar oleh Revan, mereka berdua berpura-pura untuk tidak mengetahui siapa perempuan itu.
"Yang pasti dia baik banget, dia sering marah, dia kalo chat itu seru anaknya, dia unik. Karena keunikannya lah gw jatuh hati" ucap Revan. "Tapi, sayangnya dia ga pernah menganggap omongan gw serius setiap gw bilang gw sayang sama lo" lanjutnya sambil menatap mata Tessa dalam-dalam. Dan yang ditatap hanya tersenyum. Senyuman yang menandakan ia senang atau sedih, senyuman yang hanya dirinya sendiri yang mengerti.
Tanpa mereka sadari, salah satu dari 2 perempuan tersebut, hatinya terluka atas ungkapan laki-laki itu. Dan disaat itu pula ia tersadar, jika ia sudah jatuh.
***
[A/n]
Gila gila gila, melankolis amat chapter ini. Tapi gw harap kalian suka ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE
FanfictionRevan Pratama : Mau jadi cewek gw ga? Tessa Ambadar : Gak. Amit-amit malahan gw jadi cewek lo. Revan Pratama : Liat aja entar lo bakal jadi cewek gw, Tessa Ambadar : NO! ------- Dia Tessa Ambadar, cewek cantik yang akan gw taklukan hatinya. Dia Reva...