"Sharoon" panggil ravn didepan pintu kamar sharon sudah 5 menit namun tidak ada jawaban
"Apa masih tidur?" Tanya bibi
"Masa sih, skrg udh jam 8. Kita mau pergi juga. Masa ga ngasih tau dia" bingung ravn
"Eh bibi udh mau brangkat?" Tanya sharon yg baru masuk dri luar
"Lah, kmu dri mana?"
"Habis jogging, aku gabisa tidur"
"Dih dasar lu. Knpa gabilang kalau gabisa tdur?. Gaboleh olahraga kalau belum tdur selama 8 jam." Bawel ravn
"Kan hari sebelumnya udh tdur"
"Ga gitu sharon. Yaudah lu makan dlu cepetan. Kita tungguin"
"Gausah. Kalian pergi aja. Ntar telat"
"Cepatan kita tungguin" ucap ravn tegas lalu duduk disamping sharon. Dan bibi dihadapan sharon sambil menyiapkan piring juga nasi
"Lu udh makan?" Tanya sharon pada ravn
"Belum"
"Lah? Jangan2 bibi juga lagi. Ah gaboleh pergi kalau belum makan"
"Kita nnti aja makannya" ucap bibi
"Gak. Sekarang!" Ucap sharon dengan muka marah imutnya yang membuat ravn tersenyum singkat
"Bibi ayoo makkan" ajak sharon
"Iyaa ini bibi ambil dlu piring"
"Dua bii sama buat ravn" pinta sharon
"Lu nnti sendiri gapapa?" Tanya ravn
"Gapapa kan udh siang"
"Knapa gabisa tdur?"
"Ehmm... gue dengerin lagu oneus - a song written easily semaleman . Jadi sakit hati. Trus gabisa tdur"
"Galucu sharon. Beneran gara2 apa"
"Ih.tau ah udh jujur juga"
"Nih ravn" ucap bibi memberikan piring yg sudah berisi nasi
"Tau gak sharon, cuma dikeluarga ini. Pembantu bisa makan satu meja sama majikannya" ucap bibi
"Dan gue bisa temenan ama majikannya" ucap ravn
"Ihh kok ngomong nya gtu?:(. Bibi udh aku anggap kaya org tua aku sendiri. Dan elu fix jadi temen gue. Awas lu jual mahal disekolah" ucap sharon
"Harusnya gue bilang gtu ke elu kali"
"Gue mah santuy sih orgnya. Gaakan begitu2an" ucap sharon
"15 tahun bibi jadi pembantu disini. Tuan sean juga sering minta bibi temenin makan dimeja. Katanya berasa ada org tua yg nemenin"
"Tuh kan. Emg bibi tu bikin anget suasana. Lu bersyukur ravn dilahirin dri ibu kaya bibi" ucap sharon.
"Elu juga bersyukur lahir dikeluarga yg kaya raya minta ampun begini"
"Tapi gue cuma inget sean doang dikeluarga gue, ga inget sebenernya cuman yaa" ucap sharon pelan dan membuat suasana hening.
Ravn sudah mengetahui keadaan sharon karena bibi yg menceritakannya. Ravn juga diminta untuk berhati2 ketika berbicara dengan sharon sekalipum sharon menyebalkan. Sharon adalah segalanya bagi tuan sean. Dua bulan itu bibi selalu memaksa sean makan ketika dirumah. Dan membawa makanan bekal ke rumah sakit untuk memastikan bahwa sean tetap memiliki tenaga dan sehat. Sean sudah bibi anggap sebagai anak sendiri. Dan selama itu ravn tidak mengeluh ketika ibunya harus mengurus laki-laki lain yg bukan anaknya . Ravn sendirian dirumah menikmati masakan org lain. Bagi ravn itu sebuah hal yg baik. Dan melihat sharon hidup sekarang. Membuat ravn merasa tidak ada yg sia-sia dari kerelaannya membiarkan ibunya menjaga sean. Dan sharon... melihatnya bersikap baik pada ibunya. Membuat ravn lega.