Hari sudah berlalu. Sharon masih belum sadarkan diri .Sean benar-benar takut sekarang. Sean tidak ingin sharon terbaring lebih lama lagi.
"Daraa.. gimana sharon" tanya sean lemas karena belum tidur sejak hari dimana ia kerumah sakit dan bermalam karena jadwal operasi.
"Berdoa aja sean" pinta dara
Sean mendekat pada sharon, menggenggam tangannya dan berbisik
Sharon.. adikku. Tolong bangun. Kamu bilang ingin pergi kesekolah. Besok adalah harinya. Kamu juga sudah punya teman sebelum kamu masuk sekolah. Dia menjagamu sharon dia menyayangimu. Ayo bangun. Banyak hal yg belum kita lakuin bareng-bareng. Sharon. Aku mohon.
Sean mencium tangan sharon sambil menangis.
"Sean" ucap dara sambil menepuk bahunya
"Sharon" ucap sean saat merasa tangan sharon mulai bergerak
"Mundur sean" pinta dara yang akan mengecek sharon
Sharon mulai membuka matanya. Dan tersenyum kecil.
"Sharon . Kamu dengerin aku kan?" Ucap sean
Melihat sean menangis membuat sharon mengeluarkan air mata. Sharon benar-benar merasakan betapa sayangnya sean padanya.
"Oppa" ucap sharon pelan. Membuat sean mendekatinya
"Kenapa sayang?" Tanya sean sambil mengelus rambut sharon
"Oppa gapapa? Laki-laki itu tidak menusukmu?"
"Lu bodoh sharon. Jangan lakuin itu lagi. Gue gasuka. Sharon jangan sakit lagi. Gue mohon" ucap sean tersedu-sedu
"Oppa.. aku ingin ayam yg ada di rumah sakit" ucap sharon pelan
"Aku akan membawakannya, cepatlah pulih" ucap sean lalu lekas mengambil jaketnya dan pergi membeli ayam makanan dirumah sakit.
Sean mengendarai mobilnya dengan kencang agar lekas sampai kembali ke rumah.
"Sean" ucap dara saat sean akan masuk ke kamar .
"Apa dia sudah membaik? Sudah bisa duduk?"
"Sean. Jantung sharon berdetak sangat pelan"
"Apa maksudmu dara, dia baik-baik saja"
"Maaf sean. Kita berdoa saja"
"Dara tolong" sean mulai menteskan air matanya lagi
Sean masuk kekamar dan mendekati sharon. Sharon terlelap sekarang. Sean menatapnya dalam-dalam.