September 2014
Hari itu hari senin, kampus terlihat ramai dengan para Maba—sebutan untuk Mahasiswa Baru—menggunakan pakaian hitam putih dan membawa pernak pernik ospek—tas karung, topi dari Koran, rambut di kepang sesuai jurusan, dan tak lupa nametag yang besar menggantung di dada.
"Selamat Pagi Semua, Hidup Mahasiswa!"
"Hidup!!!"
"Hidup Mahasiswa!!!!"
"Hidup"
"Saya Brian, Ketua BEM Fakultas Teknik. Disini kami tidak menerima mahasiswa yang manja! Mahasiswa yang hanya omong doang! Mahasiswa yang umbar janji! Disini kami ingin mahasiswa yang bertanggung jawab dan berdedikasi, tegas dan bukan anak MAMA! Karena kami TEKNIK!!!!" teriak laki-laki yang berdiri di depan mengenggam pengeras suara.
Ganteng, tinggi 184 cm lebih, pemuda blasteran Korea Sunda ini bernama Brian Danu Pratama Putra sudah menjadi bahan pembicaraan dikalangan gadis-gadis Teknik. Ayahnya—Han Seungwoo atau biasa dipanggil dokter Han—seorang warga negara Korea yang sudah 10 tahun menjadi seorang Dokter bedah di salah satu rumah sakit bergengsi di Jakarta dan Ibunya—asli Cimahi— juga merupakan Dokter Anak yang membuka klinik sendiri di dekat rumah mereka. Kakak perempuannya, Andini, seorang Ahli Gizi dan Kakak laki-lakinya, Bayu, seorang dokter polisi yang bertugas di perbatasan antara Indonesia dengan Timor Leste. Hanya Brian yang melenceng dari profesi di keluarga Han itu.
Sejak kecil Brian memang berbeda dengan kedua kakaknya. Meskipun dia yang terpintar, tapi dia sangat tegas dengan pendiriannya. Kalau A ya A, B ya B. Dia tidak gampang dipengaruhi dan tidak ada satupun orang—bahkan orang tuanya yang bisa merubah hatinya.
Tidak sebelum dia bertemu gadis itu
Tiba-tiba semua mata tertuju kepada seorang gadis yang berlari diikuti pemuda bertubuh jangkung dibelakangnya. Yap, mereka telat sepuluh menit setelah upacara pembukaan, dan parahnya Brian yang sedang berorasi di depanpun melihat mereka berdua dengan tatapan yang—
"kalian berdua! Kedepan! SEKARANG!" kata Bimo galak
Tanpa pikir panjang, Tata dan Arya langsung berlari menuju ke depan, berhadapan langsung dengan Ketua BEM yang super galak itu.
Sialan, kalau aja tadi gue gak nebeng Arya. Nasib nasib nih
Duh kenapa harus mogok di hari pertama OSPEK sih
"Kalian pasti sudah tau kan alasan kenapa kalian berdiri disini?"
"sudah kak" jawab mereka berdua lirih.
"JAWAB YANG KERAS DONG PUNYA MULUT GASIH WOY" kata gadis berambut panjang yang berdiri disamping Ketua BEM beralis tebal itu.
"SUDAH KAK!" jawab Tata tak kalah keras.
"Kenapa kalian telat?"
"Tadi mobil saya mogok kak" Jawab Arya
BUG.....
"ALASAN AJA LO"
Suasana hening, the tension is really really high
"Arya Abimana Sasetya dan Athaya..... bentar deh.... Lo jurusan apa?"
"Teknik Arsitektur kak"
"Kemarin lo gak dateng ke Technical Meeting ya? Kan kepang 4 kenapa lo Cuma kepang 2? BERANI YA LO?" teriak gadis berkacamata yang didadanya terdapat name tag bertuliskan Alisha.
Tiba-tiba semua orang menoleh ke arah Brian yang tertawa sinis, "Well..... well..... SEMUA PERHATIAN..... jadi ini contoh anak-anak yang tidak bertanggung jawab! Cewek manja kaya lo! yang cumanya bisa ngerengek!, anak baru lulus SMA modelan gini yakin masuk teknik?"
"Emang kenapa sama cewek manja kaya gue?"
Arya menoleh, tidak menduga bahwa gadis disebelahnya itu—yang selama lebih dari tiga tahun bersahabat dengannya—akan membalas Ketua BEM yang punya wajah galak itu, siapa namanya tadi?
"Ta.... Lo gila?" gumam Arya.
"Emang cewek manja kaya gue gabisa masuk Teknik? Jadi gini rasanya masuk ke Universitas Teknik terbaik di Indonesia, dengan Ketua BEM yang bisanya merendahkan wanita?"
Semua orang disitu terkejut, termasuk dosen-dosen yang awalnya hanya sibuk didalam kantor akhirnya keluar menyaksikan perdebatan diantara mahasiswa baru—telat lagi—dan Ketua BEM yang tersohor itu.
"Emang salah gue apasih? Harus ya dipermalukan didepan umum begini? Ya oke I know its for the sake of so called mentality tapi kalau lo udah nginjek harga diri gue, I can't stand it kak, Im sorry"
Brian mengepalkan tangannya, seperti yang kita ketahui kalau He is man of his word, dia paling gak suka orang mengeritik pendiriannya, dan gadis disebelahnya langsung menggenggam tangannya seakan mengerti bagaimana perasaan Brian.
"Kalian berdua kembali ke barisan" kata seorang pemuda berkacamata yang tidak lebih tinggi dari Arya.
You are so fucked up, Ta
YOU ARE READING
Paradox
ChickLitpar·a·dox a situation, person, or thing that combines contradictory feelings.