Pukul setengah dua belas malam, yang tandanya semua sudah berubah sunyi. Orang-orang yang awalnya beraktivitas kini tengah membiarkan tubuhnya berisitirahat dan menunggu untuk pagi membangunkan mereka dan memulai kembali aktivitas seperti biasa.
Karena ini malam, seharusnya semua orang sudah menuju alam bawah sadar mereka, apalagi kalau bukan mimpi. Tapi tidak dengan Jennie yang masih gelisah di atas tempat tidurnya dengan cahaya dari layar ponsel yang memantul. Membiarkan tubuhnya tertutup selimut. Jennie bersender di sandaran kasur.
Matanya fokus menatap layar ponsel seraya menggigit kukunya, seperti orang lain saat perasaan gelisah membawa mereka. Mata kucingnya terkadang menoleh ke arah lain sambil memikirkan sesuatu.
Dirinya tersadar dan tak sengaja menatap meja belajarnya. Terdapat laptop di atas meja tersebut. Dengan segera Jennie menyingkirkan selimutnya dan berdiri kemudian berjalan ke arah meja belajarnya.
Ia membuka laptop tersebut dan menyalakannya. Ia tengah mencari tahu tentang sepupunya yang sudah lama menghilang. Jujur saja, kalau Jennie sedang khawatir.
Ia membuka situs website dan mengetikkan sesuatu. Mencari artikel tentang berbagai hal yang menyangkut sepupunya. Atau jika ia mendapatkan hal yang berupa hilangnya seseorang.
Malam semakin larut, dan Jennie belum bergerak dari tempatnya sekarang. Matanya masih memandang lurus ke layar laptop.
Jennie menggerutu kesal saat ia merasa bahwa perutnya berbunyi, meminta gizi. Dan yang benar saja, ini bahkan sudah jam dua belas.
Gadis itu menghela napas jengah, mau tak mau ia harus keluar untuk sekedar membeli cemilan, setidaknya roti yang bisa ia makan. Ia berdiri dan mengambil jaket, mengganti celana pendek yang ia pakai menjadi celana training.
Setelah itu ia keluar dari rumahnya dan berjalan menjauh mencari mini market yang masih buka di jam segini. Setahunya ada mini market di dekat rumahnya dan buka dua puluh empat jam.
Karena ini malam hari, tentu saja udara semakin menusuk karena terlalu dingin. Jennie mengeratkan genggamannya pada jaket yang ia pakai.
Entah kenapa, malam ini Jennie merasa ada hal yang tidak enak. Ia menggeleng lalu berjalan lurus ke arah mini market yang mulai terlihat dari arah seberang.
Untungnya masih buka sampai jam segini. Jennie hampir sering langganan di mini market itu jadi Jennie tahu siapa yang ada berjualan di sana, istilahnya sudah kenal.
"Eh, Jennie ya?"
Jennie tersenyum ramah saat pemilik mini market yang menjadi kasir di sana menyapanya. Ia mengangguk.
"Sudah lama gak mampir."
"Ah iya, banyak tugas jadi sibuk deh."
Wanita yang sudah cukup tua itu mengangguk-angguk. Kemudian hanya menatap Jennie yang sedang memilih makanan. Tak lama, matanya melirik seorang pelanggan yang baru masuk ke mini market itu. Dengan pakaian serba hitam, hoodie hitam, celana hitam dan sepatu hitam. Wajahnya tak terlalu terlihat karena ia memakai masker hitam.
"Ah selamat datang."
Orang tersebut tak memperdulikan wanita itu, ia hanya berjalan melewati kasir dan mengambil sesuatu yang ada di sana.
Tak sengaja mata Jennie dan orang tersebut saling bertabrakan. Jennie hanya mengernyit setelah ia mengambil makanan yang ia pilih ia berjalan melewati orang tersebut, tak tahu jika dirinya diperhatikan.
Gadis itu memberikan makanan itu pada wanita penjaga kasir.
"Segini saja Jen?"
"Ah iya, soalnya sudah malam jadi mau cepet tidur, hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Guardian - TN
Fanfiction[ON HOLD] Bukankah vampir terlalu kuno untuk di sebut di masa modern?