Aku menatap kosong pada arah jarum jam yang tak berhenti untuk berputar, ditemani suara rintik hujan yang turun secara beiringan.
Arghh..Aku benci..
Benci bila rasa ini terus datang, saat aku mulai ingin melupakanmu,
saat aku benar-benar ingin hilang ingatan, semua ingatanku tentangmu.
Hari ini kurasa lebih buruk dari hari kemarin, karena hari ini ingatanku kembali pada masa itu, masa dimana kita pertama kali bertemu.
Yap,gedung sekolah adalah tempat yang menjadi saksi pertemuan kita, saat aku masih malu-malu kala itu, bahkan untuk sekedar berpapasan denganmu saja aku tak berani.
Seperti bermain petak umpat, itulah yang terjadi bila aku bertemu denganmu..
Saat kita sudah terhubung dalam pesan singkat, dari situlah aku jadi tahu semua kebiasaan tentangmu.
Meminum susu sebelum tidur, dan membereskan pekerjaan rumah seperti mencuci piring, itu sudah menjadi kebiasaan baikmu sebelum kamu tidur.
Haha... lucu rasanya kala itu hal kecilpun selalu kita bahas dalam obrolan chat kita.Sampai pernah suatu saat, aku memperhatikanmu dari kejauhan, memperhatikan semua tingkahmu, sampai-sampai aku tak sadar bahwa kamu pun balik memperhatikanku.
Lucu rasanya saat dimana kita saling malu untuk menyapa satu sama lain.
Saling diam-diam memperhatikan dari kejauhan. Sebenarnya aku benci, saat kamu memperhatikanku dari jauh, kenapa?mungkin kamu bertanya .
Sebab muka ku selalu tak terkontrol, aku selalu memasang muka jutek, muka masam mungkin muka yang kurang baik untuk dilihat.Saat itu aku mulai tak ingin kehilanganmu, bahkan aku sudah menyusun rencana disela kehaluan ku kala itu. Namun, rasa percayaku hilang saat kamu mulai mengkhianatinya, saat kamu mulai ingkar dengan perkataanmu sendiri.
Kini rasa percaya ku mulai pudar oleh sebuah rasa kecewa yang kamu ciptakan.
Ya aku mengerti..
aku memang tak secantik dia,
aku memang tak sepandai dia,
bahkan untuk mulai menanyakan kabarmu terlebih dulu pun, aku masih belum seberani dia.
Aku tak menyalahkanmu karena hal itu,semua terjadi sebab aku juga.
Tapi kini,aku mencoba mengikhlaskanmu, mencoba mengubur dalam-dalam rasa untukmu, dan aku sedang mencoba hilang ingatan tentangmu.
Namun, kurasa ini tak semudah membalikan telapak tangan rupanya.
Bayang-banyang senyum manismu selalu muncul disela lamunanku.
Aku benci, tapi aku harus ikhlas:)