Een

18 6 3
                                    

Happy Reading
Jangan lupa vote and komen guys
...

Mentari sudah menampakkan dirinya sejak 1 jam yang lalu, tapi tak jua membangunkan sang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya. Penutup mata berbentuk panda itu masih menempel pada kedua matanya, membuat tidurnya semakin nyenyak.

Sedangkan di luar kamar seorang lelaki tengah menggerutu kesal melihat adiknya yang super kebo. Jam sudah menunjukkan pukul 07:15 tapi adiknya masih belum kembali ke alam sadarnya. Padahal hari ini adalah hari pindahnya dia ke sekolah barunya.

Dia pun bergegas ke arah dapur, mengambil peralatan memasak sambil tersenyum licik. Sesampainya di depan pintu kamar adiknya, ia pun berteriak sambil memukul peralatan masak dengan hebohnya.

“LINTANG KEBAKARAN.”

treng tuk jreng krek (kira-kira seperti itulah suara teflon dan panci dipukul wkwk)

“BANGUN WOY MAU SELAMAT KAGAK.”

Sedangkan objek yang dibangunkan masih saja lelap dalam mimpinya. Seakan tak ada suara apapun yang bisa membangunkannya, kecuali ia ingin bangun.

Sudah 15 menit lamanya sang kakak berteriak tapi tak jua membuahkan hasil, ia pun mendengus pasrah. Biarlah Lintang menerima sanksinya nanti di sekolah barunya. Ia pun melengos pergi ke arah ruang tamu untuk menonton tv.

...


Matanya mulai bergerak menunjukkan sang empunya mulai kembali ke alam sadarnya. Dengan gerakan malas Lintang pun menyibakkan selimutnya dan membuka penutup matanya sambil berjalan ke arah kamar mandi untuk mandi. Ia berjalan terseok-seok seperti orang yang sedang mabuk padahal memang begitulah si panda pemalas.

Ia belum menyadari bahwa dirinya sudah kesiangan, karena gorden kamarnya memang berwarna gelap dan belum disibakkan oleh dirinya. Hampir saja ia terjatuh karena tersandung sepatu miliknya yang ia pakai kemarin, dasar jorok.

Setelah sepuluh menit di dalam kamar mandi ia pun dikagetkan dengan ponselnya yang berdering. Dia mendengus kesal, pagi-pagi buta seperti ini siapa sih yang nelpon. Awalnya ia enggan mengangkat panggilan tersebut, tapi setelah bunyi pertama panggilan pun terus berbunyi beberapa kali dan membuatnya benar-benar kesal.

Ia pun berjalan menuju ranjangnya yang masih berantakan sambil menguap, ia masih mengantuk. Matanya membulat ketika melihat siapa yang menelpon dan melihat pukul berapa sekarang.

Bangsamkeplek calling🔊

Mati gue pikir lintang.

Ia pun menggeserkan icon telpon lalu mengangkatnya, ia sudah menarik nafas dalam-dalam seakan siap untuk mendengar suara sang kakak yang sedari tadi kesal membangunkannya.

LINTANGGGGG LO GILA INI UDAH JAM SETENGAH 10 BEGO!”  suara keras kakak dari Lintang terdengar menggema di telinganya.

Ia mengusap pelan telinganya sambil menjauhkan ponsel yang menghasilkan suara super toa yang pernah ia dengar. Disini memang dirinya yang salah apalagi hari ini hari kepindahannya ke sekolah baru, tapi ia malah kesiangan dan keterlaluannya sudah jam setengah 10  SETENGAH 10 WOY! sekolah mana yang menerima murid masuk jam segitu.

“Iya bang bentar gue siap-siap dulu 5 menit deh.” Lintang berusaha negosiasi dengan kakaknya yang tengah mengomel di seberang sana.

GAADA 5 MENIT! 2 MENIT KALO GAK KELUAR GUE KEMPESIN MOTOR GEDE PUNYA LO.”

Het universumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang