Sukar

47 9 5
                                    

Prolog
--------------
🌾🌾🌾

"

Orang tidak akan mengenali, jika tak ada yang kita perkenalkan"

Kenapa?
kerap yang insecure karena ku rasa ada yang 'engga kaya mereka'
Tapi perlu diketahui, ada yang bicara itu dengan diksi nya bukan mereka tapi 'kita'

Akan tetap ada tebing yang tinggi,
Dan itu diriku, misal.
Tapi memang, orang akan tau jika aku sudah dipuncak.

Namun jangan hanyut, untuk di sana pun aku tidak betah, aku akan resah.
Apalagi hanya sebatas sampai, tidak ada yang bisa dipakai.
Permukaan butuh dipijak, oleh penduduk yang tak akan lama itu ada di puncak.

Sadarkah? Pagi dan malam sudah ditentukan, terang dan gelap pun sudah memliki waktu berarti.

'Aku sudah menghindar dari peradaban puan, lalu untuk apa kamu masih disini, hanya untuk ku'

Aku akan turun dari tebing itu, dengan nama yang sudah besar, dan jejak tambahan yang ada di belakang dari jejak yang ku pijak. Karena akan berakhir, besi yang habis dimakan air.

Entah aku yang rindu permukaan, atau keresahaan disana yang tak menyediakan sarapan.

Sudah yakin, tak ada yang tak ingin kembali, semua memang hukum alam yang terjadi.
Aku sudah berhasil, mengenali jiwa nya kerap sepi.

'Pergi lah bersama yang mencintaimu, puan, aku hanya akan sementara di dunia ini'

''aku pun sama, dan bukan kamu pun semuanya sementara, hanya saja aku ingin menikmati ke-sementara-an ini denganmu...

Dan aku yakin,, kamu pun mencintai ku. Meski dengan ke tidaksempurnaan ku.''

'Diam, ketidaksempurna-an itu hanya dongeng. Sekali lagi, kamu hanya butuh seseorang di luar sana yang mencintai mu sebagai penyempurna'

''Ya. Sekali lagi, itu kamu.

Dulu dirimu ada di sana bukan? Lalu tiba di depan mataku hari ini, dan saat itu kamu menghindari peradaban, tapi saat ini kamu menyuruhku jangan menghindari ketidaksempurnaan?''

'Aku tak peduli hari ini'

SEMENTARA (Filosofi Dunia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang