"Ah!! Cewek sialan!! Minggir sana!!" Bentak Kai ketika melihat Jennie jalan melewatinya dari arah berlawanan, "Mood ku jadi gak bagus karena lihat wajah monsternya!!" Lanjutnya sambil bergidik ngeri. Jennie hanya diam saja dan terus berjalan ke depan.
Sudah sebulan lamanya sekolah mulai berlangsung. Jennie dan ratusan freshman baru saja menyelesaikan kegiatan orientasi siswa. Akibat kegiatan itu, Jennie mempunyai panggilan baru, yaitu Monster. Karena wajahnya yang terbalut oleh luka bakar hampir di seluruh wajahnya, hingga membuat orang yang melihatnya bergidik ngeri, ada juga yang merasa kasihan tapi juga tak mampu bertahan lama menatap wajahnya yang hancur seperti itu. Orang-orang bertanya apa yang sudah terjadi di masa lalunya hingga merusak wajah Jennie. Tapi sejarah Jennie yang kelam itu tidak ada yang mengetahuinya.
Geng cewek yang sedang nongkrong di dekat pintu masuk kelas, mengamati Jennie dengan jijik.
"Oh God! Aku bertemu dengan monster setiap hari. Haruskah aku pakai masker agar tidak tertular?"
"Wah mulutmu jahat sekali! Dia bukan virus! Hahaha!"
"Aku selalu merinding melihatnya! Jika itu terjadi padaku, aku pasti sudah bunuh diri dari dulu!"
"Yah, untung saja bukan kamu. Karena aku akan kehilangan bestfriend aku!"
Yah seperti itu kira kira omongan orang lain terhadapnya setiap hari di sekolah. Mulut mereka tidak akan pernah berhenti mencela selama Jennie masih terlihat dari pandangannya, atau di belakangnya tentu saja. Bisa dikatakan, satu sekolah membencinya. Bahkan guru guru banyak yang tidak tahan menatap Jennie terlalu lama karena luka yang terlalu parah di wajahnya.
Jennie melenguh panjang di kursinya dan mengeluarkan buku pelajaran berikutnya. Dia berusaha tetap fokus melanjutkan latihannya yang semalam. Sekedar mengurangi rasa kejenuhannya di sekolah.
"Yaa Lalisaa!" Seru seseorang yang baru masuk dari pintu.
Lisa yang bangkunya semeter dari Jennie, mengangkat kepalanya dengan malas menoleh ke arah suara laki-laki itu, Jo Bin.
"Kamu absen pertandingan basket lagi? Aku baru saja kena semprot dari Mr. James gara gara ulahmu!"
"Aku kan sudah bilang aku berhenti. Kenapa gak ada yang percaya sih?" Balas Lisa dengan malas sambil meregangkan tubuhnya yang belum lama rebah di meja.
"Kau! Mana mungkin kamu boleh berhenti di tengah tengah pertandingan seperti ini?"
"Aaaah... aku sudah malas mengatakan alasannya berkali kali. Mr. James memang sangat keras kepala." Lisa menoleh ke arah Jo Bin, "kalau kamu ingin tau alasan aku berhenti, tanyakan saja pada Mr. James, ok? Kamu sudah menggangguku tidur, tau!"
Jo Bin merasa kesal dengannya, lalu tak sengaja melirik ke arah Jennie. Spontan dia memukul kepala Jennie dengan keras, hingga Jennie berteriak kesakitan. Lisa menoleh.
"Yaa! Apa yang sudah kamu lakukan?!" Lisa spontan berdiri menghalangi Jo Bin dari Jennie, "kalau kamu kesal sama aku, pukul aku! Jangan pukul orang lain!"
"Aku gak akan memukulmu, Lisa. Bagaimana aku bisa memukul idola satu sekolah?"
Lisa mengangkat jari telunjuknya ke depan wajah Jo Bin, "aku katakan sekali, pergi." Ucapnya garang. Jo Bin sampai heran melihat sikap Lisa.
"Kamu membelanya? Si Monster? Yang benar saja Lisa!"
"Aku gak mau orang lain kena hanya gara gara kamu kesal denganku! Ini urusan kita berdua."
Jo Bin menatap Lisa yang sangat serius nada bicaranya. Malah menjadi semakin sexy terlihat. Dia pun menuruti kata kata Lisa dan segera pergi. Sedangkan seluruh kelas mengamati Lisa yang sedang memperbaiki gesturenya. Dia sama sekali tidak menoleh ke arah Jennie. Tapi Jennie sempat mendengar Lisa menggumamkan sesuatu kepadanya, yaitu "maaf".
KAMU SEDANG MEMBACA
I See You See Me
RomanceMONSTER, panggilan Jennie satu sekolah! Sedangkan Lisa, Sang Primadona sekolah, malah membelanya. Siapa yang tidak akan jatuh hati kepada orang sebaik Lisa?