"Wooaaah! Coba kau lihat ini! Produk baru Chanel membuatku ingin segera membelinya!"
"Omo?! She is so beautiful!! Aah JENNIE KIIIM!!"
Jennie yang duduk di belakang menahan tolehannya.
"Ah sialan! Mendengar namanya aku malah jadi kesal!" Umpat Yuri menyela kedua temannya.
"Hahahaha! Mereka hanya punya nama yang sama, Yuri. Jangan dimasukkan ke hati."
Mereka sedang melihat lihat postingan terbaru dari akun official Chanel yang dimodeli oleh Jennie Kim. Iya, Jennie Kim orang yang sama dengan yang duduk di deretan belakang ini. Kemarin sore Jennie memang pergi ke studio pemotretan untuk menjadi model barang keluaran baru Chanel. Untungnya Yuri tidak menyadari kesamaan dengan chat yang lalu di hp nya.
"Betapa sempurnanya manusia ini... ah seandainya dia adalah temanku..."
"Jangan halu! Kamu gak akan sebanding dengannya jika berdiri bersamaan. Cocokkan dengan aku yang tinggi ini!"
"Yaa! Kamu ini memang terlahir dengan mulut seperti itu?"
"Hahaha sudah sudah. Jangan bertengkar, lebih baik sekarang kamu minta uang ke orangtuamu untuk membeli barang ini. Katanya kamu ingin sekali membelinya,"
"Tentu saja aku akan langsung memintanya!"
Lisa terbangun karena kegaduhan mereka, "haaasssh..."
Jennie terkejut akibat gumaman Lisa.
"Yoo, sudah jam berapa ini?" Tanyanya kepada Jennie.
Jennie terkejut Lisa menanyakan hal itu kepadanya, padahal di pergelangan tangan Lisa juga bertengger jam tangan.
"Baru jam 8.45," jawab Jennie pelan.
"Berapa??!" Lisa mendekatkan telinganya ke Jennie. Jennie menjadi semakin salah tingkah dan menengok, memastikan tidak ada orang yang melihat mereka.
"Jam 8.45." Ujar Jennie yang juga mendekatkan mulutnya ke telinga Lisa.
Lisa langsung mengangguk, "ooh, ok, thank you." Lalu kepalanya kembali tergeletak.
Apa dia cuek seperti itu kepadaku karena aku jelek? Ah, gak! Dia memang cuek dengan semua orang. Kenapa aku harus mengharapkan yang lebih?
=====
Jleb! Point 9 untuk kesekian kalinya.
Lisa menghela nafas panjang. Dia sebenarnya tidak fokus hari ini. Dia jenuh."Come on Lisa! Do better than that!" Sorak Park Soe, pelatihnya, meneriakinya dari beberapa meter di belakangnya.
Lisa mengambil anak panah yang ada di belakangnya lalu kembali membidik dengan serius.
Jleb! Point 10.
Finally.
Lisa kembali menghembuskan nafas panjang."Ada apa Lisa?" Tanya Park Soe mendekati Lisa.
"Sejujurnya aku bosan. Aku pengen liburan."
Gantian Park Soe yang menghela nafas panjang, "aku mengerti. Ayahmu belakangan ini sangat keras menyuruhmu latihan, tapi itu kan karena sebentar lagi ada Pekan Nasional. Kamu gak akan absen lagi kan? Pemanah kemaren gak sebagus dirimu, Lisa-ssi."
"Haaa... nde, aku akan berusaha lebih giat lagi."
"Fighting!"
Lisa pun kembali membidik panahnya dan berusaha lebih fokus lagi. Hasilnya cukup sempurna kali ini. Hampir semua tembakannya mengenai target yang tepat. Park Soe akhirnya bisa lega sedikit melihat keseriusan Lisa yang datang datangan itu. Padahal, Park Soe juga akan memilih Lisa menjadi model professional saja daripada menjadi atlet. Tapi memang seorang ayah yang protektif, yang sangat membatasi kegiatan pemotretan Lisa yang justru itulah hobbynya, bukan memanah seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I See You See Me
RomansaMONSTER, panggilan Jennie satu sekolah! Sedangkan Lisa, Sang Primadona sekolah, malah membelanya. Siapa yang tidak akan jatuh hati kepada orang sebaik Lisa?