Ada yang kenal dong, ya ... sama si cantik satu ini. Siapa yang kalau lihat bunga ini langsung terbawa arus nostalgia?
Hayo ngaku.
Petasan gratis tanpa perlu takut dimarahi orang tua karena main api. Kurasa inilah julukan yang tepat tapi kepanjangan.
Kenapa dibilang gratis? Karena si ungu ini merupakan bunga liar yang sangat sering ditemukan di pinggir jalan, di padang rumput atau tempat kosong yang tidak terawat.
Tapi kalau bunganya ada di dalam pot rumah tetangga, jangan langsung main comot ... bilang dulu. Nanti bukannya untung malah jadi buntung.
Seringnya disebut petasan, ceplikan, atau pletekan. Sebenarnya bunga ini juga memiliki nama indonesianya loh, kencana ungu, panggilannya. Dikarenakan mahkota bunganya yang berwarna ungu. Jika ingin menyebutnya dengan nama yang bisa membuat lidah sedikit keseleo juga ada, Reullia Tuberosa L., nama latinnya.
Kalau di tempat kalian, nyebut ini bunga apa?
Ternyata eh ternyata, si pletekan ini bukan tanaman asal Indonesia loh, Kawan. Berasal dari Amerika Tengah dan mudah tumbuh di daerah tropis. Inilah makanya dia bisa menjelajah mancanegara dan terdampar di Indonesia. Tidak hanya di Indonesia, namun di banyak negara tropis di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Percayalah, tanaman ini termasuk dalam jajaran tanaman-tanaman "bule" yang bisa hidup subur di daerah seperti bumi Nusantara tercinta ini. Keren 'kan?
Sebenarnya--kita sebut saja dia pletekan--pletekan ini bukan anak tunggal tapi memiliki beberapa saudara lainnya dengan warna mahkota yang tak kalah indah, seperti biru, merah, juga putih.
Tapi kita hanya akan fokus membahas si pletekan bermahkota ungu yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramu
No Ficciónra • mu kumpul; urun; menjadikan satu (pendapat, akar-akaran, kayu-kayuan) Bukan seorang ilmuwan ulung yang sekali campur langsung jadi ramuan menakjubkan. Bukan pula seorang penyihir yang hanya sekali jentik bisa membuat sekuali ramuan mematikan...