Prolog

63.6K 1.9K 16
                                    

Milan, Italia

Suara dentuman musik yang sangat kencang, bau rokok serta alkhohol, lampu yang berkelap-kelip, serta suara-suara rayuan, itulah gambaran suasana tempat dimana seorang gadis tengah berusaha untuk mengakhiri hidupnya.

"HAH! AKU MENYESAL HIDUP DI DUNIA INI! TIDAK ADA GUNANYA! PERJODOHAN, PERJODOHAN, DAN PERJODOHAN! MEMUAKKAN! AKU INGIN MATI!!"

Gadis itu terus berteriak hal yang sama, sampai dimana keributan semakin menjadi ketika gadis tersebut berjalan ke aula tengah. Dimana banyak orang yang sedang berjoget.

"PERMISI!"

Seakan tidak peduli, gadis itu dengan beraninya mendorong orang-orang agar tidak menutupi jalannya dan mengambil sampanye milik orang lain lalu meneguknya sampai habis.

"APA-APAAN INI! SAMPANYE SAYA KAMU MINUM!" Teriak pemilik sampanye tersebut.

"HUH?! TAK SALAH DENGARKAH AKU? INI MILIKKU! BELI SAJA SENDIRI!" Balas Rasyella.

"Bitch!"

"APA KAMU BILANG? KAMU MENGATAI DIRIKU SEORANG JALANG? BENAR-BENAR!"

Rasyella yang kesal serta sudah terpengaruh di bawah alkhohol mengambil botol sampanye yang tadi ia minum dan berusaha untuk memukul kepala pemuda tersebut.

"RASAKAN IN-"

"ARGHHH! LEPASKAN! SIAPA YANG BERANI MEMEGANG TANGAN KU?!" Rasyella yang merasa tangannya dipegang oleh seseorang langsung menoleh ke belakang.

"Who are you?" Tanya Rasyella dengan mata sayunya. Ia sudah kehabisan tenaga, serta sudah tidak kuat berdiri, kepalanya sudah sangat pusing.

"Pakai uang ini untuk beli sampanye yang baru."

Seseorang itu memberi segepok uang kepada sang pemuda dan menyuruh pemuda itu untuk pergi dari sini. Ia menatap Rasyella setelah itu.

"I'm asking you right now. Who are you, sir? Bagaimana bisa kau mencekal tanganku seperti ini? Orang cabul?" Rasyella benar-benar sudah dibawah pengaruh alkhohol.

"Rasyella."

Rasyella bergidik nyeri ketika mendengar bisikan itu.

"Kau tahu nama ku? Hahaha. Penguntit ya?" Rasyella menatap pria di depannya itu seolah ia bisa membaca wajah seseorang.

"Welcome." Pria itu terus tersenyum.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti." Rasyella langsung tertidur di bahu lelaki itu setelah mengucapkan kata-kata itu. Pingsan, Rasyella memang tidak sehebat itu dalam hal minum.

"Ikat dan bawa dia."

Semua orang di bar itu yang menyaksikan tontonan gratis hanya bisa berharap dan berdoa agar gadis itu baik-baik saja. Karena pria itu adalah Sean Xalvador. Orang terkaya pertama di Italia, CEO muda yang sudah sudah menjabat sebagai CEO yang sukses semenjak umurnya yang masih sangat muda, yaitu 20 tahun. Dan jangan pernah lupakan bahwa ia juga pemilik bar tersebut.

###


31 Maret 2020

The Incident [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang