Part I

24 3 2
                                    

"Jika orang bilang masa-masa SMA adalah masa dimana remaja mendapatkan cinta pertamanya... Itu salahhh.... Syasha pasti bakal langsung bangun dari itu mimpi sambil nabok muka sendiri pake tupperware mak nyaa! "

🐔🐔🐔

Budayakan Vote and Coment sebelum membaca 😇
Maaf aku baru muncul readers😣

Ini cerita fakta dari kehidupan penulis, sekarang penulis udah punya gandengan... Dan mau tau kisah sedih senangnya? Baca aja...

Follow akun sebelum add this book in your library👍
Okee see you✋
And HAPPY READING💟

***

Sinar matahari memancar dari tirai coklat dark yang menembus setiap sudut ruang kamar yang redup sendu.


Mata yang terasa berat karena kebiasaan tidur yang akut membuat tubuh terasa enggan meninggalkan zona nyamannya. Maklumlah...
Hari Idul Fitri ditambah dengan libur yang lumayan panjang membuat badan terasa lunglai meninggalkan rumah hanya untuk menapakkan kaki dan melelahkan pikiran semata.
Bahkan lebih lelah dari pendidikan sebelumnya.

Suara alarm ditambah suara toa masjid yang menyeruak ke telinga membuat jiwa raga Syasha, gadis cantik yang akan memasuki dunia barunya di SMA Negeri 1 Sawahlunto harus bangkit dari dunia mimpinya semalam.

Syasha segera bergegas mandi, beribadah, dan membangunkan semua keluarga untuk beraktifitas seperti hari-hari sebelumnya. 

Syasha memang tak pernah di didik untuk manja sebagai seorang gadis, keahlian memasak, mengurus rumah, dan keahlian ibu-ibu rumah tangga sangat lihai ia lakukan. Bahkan, untuk mengurus keperluan dua adik kembar laki-lakinya ia pun sanggup. Orang tuanya bekerja sebagai pegawai yang selalu sibuk dan sulit untuk ada waktu berkumpul bersama keluarga kecuali di hari libur. Hal ini menuntut Syasha harus mampu mengerjakan segalanya.

Mamanya selalu berpesan...

"Seandainya kamu kuliah kelak, tidak mungkin mama akan selalu ada disamping kamu, dan jika kamu berkeluarga, apakah harus mama yang mengurus kamu beserta suamimu juga? Mama tidak mau hal itu terjadi, jika kelak nasibmu baik, engkau bisa menyerahkan tugas-tugas rumah pada pembantu, jika tidak? Apakah kamu mau jadi wanita yang ditinggalkan suami karena tidak pandai mengurus pekerjaan rumah? "

"Tidak maa, Syasha ingin seperti mama, yang ahli dalam segalanya. "

Hal itulah yang selalu ia ingat setiap saat. Setiap pagi, ia bergegas menghidangkan minum untuk anggota keluarga, menyajikan sarapan, mencuci piring, menyapu rumah, dan sebagainya.
Merupakan kebiasaan yang orang tuanya tanamkan sejak memasuki jenjang Sekolah Menenggah Pertama.

Setelah melakukan pekerjaan rumah, Syasha bergegas merapikan dirinya di depan kaca, ada perasaan takut yang bergemuruh di hatinya mengingat ini hari pertamanya di sekolah baru, ia juga akan merasakan suasana yang baru, dan juga berbagai teman baru dengan sikap mereka yang beragam.

Singkat saja, sahabat yang Syasha miliki di sekolah lama, sudah memijakan kaki ke sekolah di luar kota, bahkan ada yang di luar pulau. Perasaan gugup menyelinap di hatinya.

"Apakah aku akan mendapat teman-teman yang baik seperti layaknya dulu? " katanya sembari mengoleskan lipbalm pinknya dan memoles sedikit bedak bayi ke wajahnya. Lalu melekatkan hijab putih untuk menutupi kepalanya.

Berkali-kali perasaan gundah menyelimutinya pagi ini, sembari memeriksa kelengkapan sekolah, mama Syasha berdiri di pintu kamar sambil bercakak pinggang.

" Lama banget dandannya, mau sekolah apa mau kondangan? " kata mama.

Dengan secepat kilat dengan tangan yang cekatan, kedua tangannya mengambil semua barang yang ia butuhkan untuk berangkat sekolah, mulai dari helm, jaket, sepatu, tas, dan beberapa buku yang dimasukan ke dalam tas jinjing.

Setelah selesai melekatkan sepatunya, ia segera berangkat sekolah bersama ayahnya.

Saat hendak jalan...

"Yah!!! Berhenti sebentar! " katanya sembari turun dari motor.

"Mau ngapain? Nanti kita terlambat! "kata ayah sambil menatap heran.

Syasha langsung bergegas lari ke dalam rumah.

"Mau ngapain lagi! " teriak mama sembari bercakak pinggang di depan pintu rumah.

"Bentar ma, ada yang ketinggalan. " kata Syasha sambil berlari ke kamar.

"Apa sih yang ketinggalan? "

"Gelang aku ma, daaa maaa!!! " kata Syasha sembari berlari ke motor ayahnya di samping rumah.

"Dasar anak! Cuma karena gelang, mau-maunya balik ke rumah,padahal gelang gak ada gunanya di sekolah." gerutu mama sembari menutup pintu rumah.

Di perjalanan, Syasha merasakan gugup yang luar biasa bergejolak di hatinya, memikirkan bagaimana nasibnya di sekolah barunya.

"Apakah aku akan mendapatkan teman sebaik dulu? "

"Apakah penampilanku tidak memalukan diri sendiri? "

"Apa yang harus aku lakukan saat tiba di sekolah? "

"Apa benar senior itu kaya cerita-cerita di novel yang sering aku baca? "

"Apakah cowok disana cakep-cakep yah? "

"Apakah disana.... "

"Apakah aku... "

"Apa.... "

Banyak hal yang membuat perasaan Syasha gundah saat pertama kali masuk sekolah ditingkat yang baru.

Semoga saja hari ini menjadi hari yang baik untuknya. :)

Baca kelanjutannya yaa😶
Ada kejutan apa di part berikutnya??? 😮

See you next part guyss
Don't forget to Coment and Vote This Part and Next Part😘








Syasha & VansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang